"Aku masih bersyukur dan ingat bahwa kita tidak sedarah."
_
_"Good morning, dad!"
"Morning, boy."
Hyunjin tersenyum cerah mendapati Chan tengah menonton TV dengan ditemani secangkir kopi. Layar besar di depannya tengah menayangkan acara berita. Ah, Hyunjin sangat tidak menyukai berita. Karena membosankan dan pastinya wajah ayahnya selalu muncul di sana, dengan topik "CEO sukses sepanjang masa."
Hyunjin mengambil alih remot dan mulai memindahkan saluran ke film kartun kesukaan, dirinya mengambil cemilan yang ada di meja, memakannya sembari menonton TV.
Chan memperhatikan Hyunjin kepalanya tergeleng pelan, "Apa orang dewasa menonton film kartun?"
Hyunjin menggeleng, "Tidak, lebih baik daripada aku menonton film dewasa." Ucap Hyunjin skakmat. Chan hanya memutar bola matanya malas, lebih baik dia mengabari Minho seputar pekerjaan.
Chan menemukan Minho karena hasil rekomendasi dari teman kerjannya. Katanya Minho adalah mantan sekretaris dari beberapa Perusahaan-perusaan besar yang Chan kenal. Itu tandanya Minho sangat bisa di percaya.
"Dad, aku mendapatkan nilai tertinggi untuk pelajaran bahasa Inggris di kelas." Chan menatap Hyunjin seketika, "Really?" Hyunjin mengangguk mengiyakan. "Tidak sia-sia aku mengajarkan mu."
Hyunjin menatap Chan, "Kalo begitu ayo kita pergi jalan-jalan."
"Jalan-jalan?"
"Hu'um!" Chan menatap Hyunjin nanar. "Kenapa jalan-jalan?"
"Ck, untuk menghabiskan akhir pekan. Aku bosen dad di rumah terus."
"Memangnya tidak ada teman mu yang ingin mengajak mu jalan? Maksud ku, mengapa harus bersama ku?" Memangnya tidak aneh jika Hyunjin dan Chan pergi jalan-jalan berdua? Kurasa tidak, mungkin dirinya saja yang terlalu berlebihan.
"Ada, dia teman sekelasku. Aku baru dekat dengannya beberapa hari ini."
"Siapa?"
"Jeno, dia mengajak ku jalan tapi aku rasa itu terlalu canggung."
Chan menganggukkan kepalanya mengerti, "Baiklah, ganti pakaian mu dan kita pergi."
___
"Dad, aku mau naik ini!-
"Dad, ayo kita coba yang ini!-
"Dad, ayo cepat!-
"Dad-"
"Tunggu! Biarkan.. Aku duduk." Chan terduduk di kursi taman yang sudah di sediakan, nafasnya terengah-engah.
Chan dan Hyunjin kini berada di taman kota yang tengah mengadakan Festival akhir pekan. Banyak wahana disini, dan Hyunjin terus mengajak nya untuk mencoba satu persatu wahana mematikan itu. Di tambah hari ini begitu panas.
"Ck," Hyunjin berjalan mendekati Chan dan duduk di sampingnya, tangannya ia lipat di depan dada. "Kau payah, dad."
"Belikan aku minum." Pinta Chan dengan mencoba mengatur nafasnya, Chan mengibaskan tangan mencoba menghasilkan angin. Wajahnya sangat berkeringat. "Ayolah, dad! Itu baru tiga wahana."
KAMU SEDANG MEMBACA
ChanJin, Dulce Sacrificio.
Teen FictionHyunjin sering kali memanggil Chan dengan sebutan daddy daripada ayah. Itu tidak masalah karena mereka masih tetap keluarga. Tunggu, keluarga?