9

5K 596 15
                                    

Waktu kembali menang dan aku kembali menyesal.
_
_

Jeno meremas bokong sintal Hyunjin, menampar kecil gumpalan daging itu. Sial, tubuh Hyunjin sama sekali tidak mengecewakan.

Hyunjin mendongakkan kepalanya saat merasakan analnya dimasukan jari-jari besar milik Jeno, bahu Jeno ia remat pelan. Sebisa mungkin dirinya tidak mengeluarkan suara-suara laknat dari mulutnya.

"H- haaahh.. Ku mohon hentikan..!" Ucap Hyunjin lirih, kepalanya pusing menahan rasa perih dan rasa asing didalam nya.

Jeno mengeluarkan jari panjangnya dari lubang Hyunjin, matanya menatap Hyunjin damai. Pinggang Hyunjin ia remat kasar membuat Hyunjin meringis pelan.

Hyunjin menangis, "Maaf, maaf, maaf! Aku minta maaf untuk yang kemarin, tapi tolong lepaskan aku!" Ucap Hyunjin di sela tangisan nya.

Hancur sudah harga dirinya.

Jeno tertawa pelan, "Biarkan aku mencoba tubuhmu, baru akan aku bebaskan."

Hyunjin menggeleng cepat, "Jangan! Aku mohon jangan!" Hyunjin mencoba melepaskan tangan Jeno dari pinggangnya.

Celana dan sepatu Hyunjin sudah terlepas, di lepas paksa oleh Jeno. Tak segan-segan, Jeno menampar Hyunjin agar patuh padanya.

Jeno menarik rambut Hyunjin ke belakang, membuat laki-laki yang tengah duduk di atas pahanya mendongak dan meringis. "Aku tidak minta pendapatmu. Mau kau menolak atau pun mengizinkan, tetap akan aku lakukan." Ucap Jeno dingin.

Jeno sedikit memundurkan tempat duduk Hyunjin, dirinya mengeluarkan batangnya dari balik celana. Hyunjin tidak berani untuk melihat. Sedari tadi dirinya menutup matanya rapat.

Jeno sedikit memberikan pijatan-pijatan kecil pada penisnya, sebelum akhirnya memposisikan nya tegak lurus ke arah anak Hyunjin.

Jeno tersenyum puas saat merasakan penisnya sudah sepenuhnya masuk kedalam, sementara Hyunjin sudah menangis dalam diam. Hyunjin menggigit kuat pipi dalamnya saat Jeno mulai menggerakan pinggulnya.

Begitu hampa.

Hyunjin merasakan tiga kesakitan. Pertama pada bokong analnya, kedua dalam mulutnya, dan ketiga dalam hatinya.

Hatinya sakit, sangat sangat sakit. Setega ini Jeno, selebihnya Hyunjin malah menyalahkan diri sendiri karna tidak bisa melawan. Ia payah.

"Dad, kumohon datanglah..."

__

Chan panik, Hyunjin belum pulang padahal waktu sudah menunjukan pukul sembilan. Kemana ia?

Chan sudah mengeceknya di rumah, bertanya pada teman-teman kelas Hyunjin, yang membuatnya lebih kaget ternyata mereka sama sekali tidak mengadakan pertemuan main. Lalu Hyunjin pergi kemana?

Chan sudah menghubungi wali kelas Hyunjin, beliau mengatakan Hyunjin membantu nya terlebih dahulu dan anak itu pamit lebih awal, tapi nyatanya Hyunjin sama sekali belum pulang. Chan menolak saat wali kelas Hyunjin menawarkan bantuan, dirinya tak suka ada orang yang ikut campur masalah keluarga nya.

Apa Chan harus mengeceknya sendiri di sekolah? Apa mungkin ia masih disana? Tapi, untuk apa?

Akhirnya Chan memutuskan untuk pergi ke sekolah anaknya, walaupun mungkin hanya kemungkinan kecil Hyunjin masih disana.

ChanJin, Dulce Sacrificio.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang