note: pas bagian pernikahan aku skip yaa
__
Tiga hari kemudian...
Hyunjin berkacak pinggang kini memuji dirinya yang tengah berkaca ria. Setelan baju pengantin berwarna putih melekat dengan nyaman di tubuhnya, berkali-kali dia bergaya.
"Waw, sangat pass!" Ujarnya.
Hyunjin tersenyum manis untuk sentuhan terakhir.
Hari pernikahannya ada hari ini, beberapa menit lagi akan segera dimulai. Gugup? Tentu saja. Namun Lino (sebagai wali) memberi Hyunjin semangat untuk rileks dan tenang saja.
Lino yang sedari tadi melihat Hyunjin bergaya hanya terkekeh saja.
Akhirnya Sang Bos menikah juga!
"Hyunjin, ayo."
"Hum? Kemana?"
Malah nanya:')
"Ayo berangkat, sebentar lagi akan mulai." Lino merapihkan kemeja nya dan dengan sigap tangannya memberi Hyunjin tumpangan.
"Jangan gugup, ingat rileks dan bersikap seperti biasa. Kau adalah bintang hari ini,"
Hyunjin dengan perlahan mengaitkan lengannya pada Lino, dia berdeham lalu berkata mantap.
"Ayo."
Kenyataan nya Hyunjin gugup.
Kini dia dengan Lino tengah berjalan di karpet merah yang menuju altar di depan sana. Hyunjin tau bahwa di atas sana ada Chan yang berdiri.
"Hyunjin."
Hyunjin tersadar dari lamunannya lalu dia menoleh,
"Rileks." Bisik Lino.
Akhirnya Hyunjin mengangguk mantap lalu dia lihat lurus ke depan, senyuman kecil dia tunjukan.
"Apa itu Hyunjin?"
"Waw, tentu."
"Penampilannya sangat berbeda, sangat cantik!"
Bisikan dari para tamu undangan terdengar, membuat Hyunjin semakin percaya diri.
Akhirnya mereka berdua sampai di atas altar, Lino pergi.
Dan disini lah Hyunjin, berdiri dengan Chan yang berada di depannya. Sang pendeta berada di tengah antara keduanya, Chan tersenyum tipis yang membuat Hyunjin salah tingkah jadinya.
__
Pernikahan mereka sudah berlalu, kini suasana gedung terkesan hampir sepi. Beberapa orang berhamburan pergi, hanya tersisa Lino dan beberapa staff kepercayaan Chan.
Hyunjin duduk di salah satu kursi dengan eskrim di tangannya, daritadi di ingin mencicipi eskrim namun tidak kesampean juga.
"Lelah?"
Chan tiba-tiba datang.
"Hu'um."
Chan mendudukan dirinya di sebelah Hyunjin, tangannya terangkat untuk mengelus surai Hyunjin.
"Tunggu ya, sebentar lagi kita pulang."
Hyunjin mengangguk patuh. Dia sebal menggunakan make-up, ingin cepat pulang dan mencuci muka lalu langsung tidur! Pokoknya ingin istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ChanJin, Dulce Sacrificio.
Teen FictionHyunjin sering kali memanggil Chan dengan sebutan daddy daripada ayah. Itu tidak masalah karena mereka masih tetap keluarga. Tunggu, keluarga?