Mengenalmu

424 21 1
                                    

For you from me

Aku telah belajar banyak hal tentangmu, sifatmu, perilakumu. Aku belajar tentang perasaanmu yang terkadang membingungkan. Aku belajar caramu menyukai seseorang. Akupun memahami caramu mempertahankan hubungan. Namun aku masih seringkali lupa akan satu hal, kamu tidak bisa menyukaiku, kamu belum bisa menerima perasaanku, kamu belum bisa sepenuhnya memberikan perasaan itu untukku. Disini akan kusampaikan kepadamu beberapa hal yang seharusnya tak aku ucapkan. Aku tahu semua itu tentangmu, namun kamu juga harus tau, aku manusia yang butuh seseorang untuk melengkapi kisah hidupku. Aku seseorang yang masih banyak kekurangan yang membuatmu tidak menyukaiku. Aku berusaha sekuat hati untuk membuat perasaanmu sepenuhnya untukku. Meski terkadang kamu selalu mengabaikanku. Meski terkadang kamu lupa ada hati yang selalu untukmu. Aku manusia yang masih salah, masih butuh seseorang untuk membuatku benar kembali. Aku seseorang yang membutuhkan setiap inci kebahagiaan. Aku seseorang yang mudah rapuh, yang membutuhkan dorongan. Aku tidak mau jika kelak kamu bersamaku namun hatimu bukan untukku. Kesal rasanya terus saja menginginkanmu namun kamu tidak begitu peduli. Namun sudah tak mengapa, jika hatimu masih bukan untukku. Aku bisa menunggu itu. kapanpun itu, aku selalu menunggu. Kamu hanya perlu tahu sekarang, aku akan mencintaimu sepanjang kisah hidupku.

Seseorang yang tak takkan kamu temui di dunia ini, seseorang yang nanti akan kamu cari, seseorang yang selalu sabar menghadapimu, seseorang yang mengerti akan duniamu, seseorang yang takkan berhenti mencintaimu, semoga saja kelak kehilanganku bisa menyadarkanmu. Entah sampai kapan rasa ini akan berhenti, yang penting aku pernah dengan begitu keras mencintaimu. Aku pernah dengan sangat egois menginginkanmu bersamaku. Aku pernah dengan bangga menginginkanmu. Aku pernah dengan kuat mempertahankan rasaku. Teruntukmu, mengertilah sebentar aku benar-benar ingin bersamamu. Aku meninggikan egoku hanya ingin menghabiskan separuh hidupku bersamamu. Egoku terlalu tinggi untuk mendapatkanmu.

Aku tidak peduli dengan sejuta manusia yang menghampiri, yang aku mau hanyamu. Aku sangat egois menolak seseorang yang benar-benar mencintai hanya demimu. Aku sudah menyadari, bahwa denganku menginginkanmu lelah saja yang aku dapat. Aku yang sangat acuh terhadap yang lain. Aku menghancurkan semuanya hanya demi bersamamu. Memang bodoh jika aku terus saja menginginkanmu. Bagiku mendapatkanmu adalah sesuatu yang mudah, jika lelahku saja kalah dengan rasa juangku mendapatkanmu.

Memang sangat terlihat bodoh. Mengejar angan yang tak kunjung kugenggam. Mengejar harapan yang takkan menjadi kenyataan. Mengejar seseorang yang takkan melengkapi kisah hidup. Hanya saja, aku begitu ingin bersama. Pada setiap langkah aku lelah. Keras kepala, acuh, egois, hanya demi bersamamu. Hanya karena ingin bersama, kamu semakin melangkah jauh beranjak pergi meninggalkanku. Bukankah kamu pernah bilang kepadaku. Jika kamu pun ingin bahagia, lalu apa gunanya aku. aku tidak bisa memastikan kamu akan bahagia tetapi aku bisa membuatmu merasa lebih baik jika denganku. Memang semua juga tidak bisa dipaksakan, begitu juga dengan perasaan. Namun, aku terlalu keras.

Dulu semesta menginginkan seseorang untuk bersama tanpa melepas. Semesta berusaha agar seseorang itu bersama. Semesta tidak pernah mengingkari akan sebuah janji, sebuah keinginan. Hari telah berganti, semesta masih sibuk membuat seseorang bersama. Hingga pada akhirnya, semesta mempertemukanku denganmu. Hanya saja semesta memberi jarak untuk kita. Semesta memang mempersatukan rasa tapi tidak dengan jarak. Semoga saja, semesta selalu memberi jalan, agar kita selalu bersama. Aku tau, aku dan kamu hanyalah sepasang kekasih yang hanya bisa berdoa agar sang pencipta merestui. Dulu juga semesta memberi sifatmu yang cuek terhadapku, agar aku semakin yakin jika kelak kamu akan menjadi milikku. Aku tidak menginginkan apa-apa, aku hanya menginginkan seseorang yang aku cintai selama ini, dia yang terbaik, dia mencintaiku, dia yang tidak pernah mengeluh akan jarak, dia yang menerima fisik ini, dia yang mampu menerima atas segala sifat. Mungkin, kalau bukan karena percakapan singkat itu kita tak mungkin bersama. Dan semoga saja kamu mampu menjadi tempat ternyaman saat dunia ini tidak baik-baik saja. Semoga saja harapan tidak selalu hancur di tengah kisah. Semoga saja rasamu memang tulus bukan karena apapun. Terimakasih telah menemani, terimakasih telah menerima, terimakasih telah bertahan, terimakasih, aku mencintaimu.

BUCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang