Bunglon

14 7 0
                                    

Selepas kamu mendapatkanku, kamu membiarkanku bertahan dengan duri. Melukai hati terus menerus, tanpa henti. Perubahanmu sangat terlihat jelas kini. Membiarkanku berjuang sendiri.
Berjuang sekuat hati, menjaga sepenuh hati, sedang yang diperjuangkan singgah ke lain hati.
Membiarkanku menunggu kabar darimu yang tak kunjung ada. Proses panjang mendapatkan nyatanya hanya sesaat. Dihari itu, kita saling menggenggam erat tanpa pamit. Namun, setelah sudah disatukan aku hanya dibiarkan tumbuh bertahan dengan luka yang menyayat hati. Kamu membiarkan aku terus menanti, sedang kamu mungkin bosan denganku lalu singgah ke lain hati. Jangan hanya sibuk dengan duniamu, seolah-olah tidak ada yang menunggumu dengan sabar. Kamu seolah-olah tak begitu mementingkan aku. Aku juga tahu kita sama-sama punya dunianya masing-masing, namun sesibuknya duniaku tetap saja menyempatkan berkabar. Karena aku tahu, lelahnya menunggu.

Bahwa yang kamu perjuangkan adalah seseorang yang dengan sabar menunggu kabar tanpa pudar. Seseorang yang bertahan, padahal punya banyak pilihan untuk pergi meninggalkan. Seseorang yang rela menahan luka yang kamu beri meski sangat menyakitkan. Aku menyayangimu, sedang kamu? Menyayangi semua orang. Temukan dunia dimana kamu merasakan indahnya di cintai, bukan di sakiti. Jika di tengah jalan aku begitu membosankan, tegur dan katakan hal yang membuat agar tidak lagi membosankan. Jangan hanya diam, lalu tiba-tiba ingin pergi mencari yang lebih sempurna. Dan jika aku begitu menjengkelkan, katakan saja. Yang kamu inginkan apa? Kamu yang membangun cinta, kamu juga yang pergi meninggalkan luka. Kamu bilang sayang, kamu bilang cinta. Saat sedang di perjuangkan kamu begitu susah, kamu malah menyakiti. Entah itu kamu sengaja melukai ataupun tidak. Di tengah perjalanan aku memperjuangkan, aku malah tersakiti. Lalu untuk apa dulu mengiyakan bahwa kita akan bersama dalam keadaan bahagia? Sekarang yang aku dapat hanyalah luka bukan kata bahagia yang kamu janjikan dulu.

Dan bahwa yang kamu perjuangkan adalah orang yang pernah berdiri tegak menanti. Meski kamu kian berubah, tidak lagi seperti dulu saat pertama mengenal. Sudah saling asing saja. Aku masih bertahan walau sifatmu dingin, tak seperti dulu. Aku masih menanti, berharap kamu kembali seperti sediakala, bukan seperti saat ini. Aku ingin tumbuh bahagia denganmu, bukan bertahan dengan duri. Kamu kian cuek dan acuh, yang kamu lakukan hanyalah bersibuk diri. Bahkan ketika sifatmu begitu dingin, asing, aku masih berdiri kokoh memperjuangkanmu paling depan. Dan mengatakan kepada dunia, bahwa aku akan lebih sanggup mempertahankan segala hal meski banyak luka yang aku dapat, meski duri terus saja menancap dalam kehati.

BUCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang