Aku pernah di hari lalu jatuh oleh masa lalu, aku juga pernah di hari lalu terpuruk oleh masa lalu. Hingga semesta kini mempermainkanku kembali, ia merebut seseorang itu pergi dari hidupku, sekarang ia mencoba mempertemukanku dengan dunia baru. Entah ini lelucon apalagi yang semesta beri kepadaku. Di hari lalu, aku dijatuhkan oleh masa lalu, semesta merebut paksa orang yang sedang aku perjuangkan dengan sungguh. Di hari lalu, aku begitu senang karena hadirnya di sisiku. Aku yang sudah mulai bisa melupa, kini harus rela kembali membangun cinta. Dengan susah payah aku berusaha melupa, sekarang harus di buat bisa jatuh cinta. Aku tak ingin hari ini dan nanti kembali terluka. Karena sudah cukup, hari lalu aku menelan banyak luka. Aku kemudian tumbuh kembali, menjadi sosok yang memperjuangkan seseorang yang baru. Aku di hadapkan oleh perkara rindu, temu, dan luka. Aku di hadapkan oleh orang-orang baru yang harus aku perjuangkan bersamanya. Di hadapkan nantinya dengan masalah-masalah yang ada. Mau tidak mau aku harus rela, di hadapkan dengan dunia yang baru. Untuk kembali ke fase awal, mengenal lalu membangun bahagia yang baru. Mungkin ini cara semesta, menyembuhkan luka. Agar aku tak lagi ingat dengan dia juga ingat dengan luka. Mungkin juga ini cara semesta, agar aku segera pulih kembali. Aku harus bisa menerima semua ini, hanya saja aku juga butuh kerja sama dengan dia yang baru saat ini.
Seseorang yang baru saja ku temui, yang aku harapkan bisa jauh lebih bahagia. Tolong untuk saat ini, jangan seperti masa lalu kita. Aku ingin sedikit saja menikmati bahagia, aku bosan dengan luka. Aku ingin pulih, berjumpa dengan kata bahagia yang sesungguhnya. Lukaku juga ingin sembuh, tak ada lagi penyesalan ataupun tangisan. Karena semuanya terbayar dengan bahagia yang nyata. Duniaku yang baru, kini saatnya kita membangun hidup yang baru dengan cinta yang kelak nantinya membuahkan hasil bahagia bukan luka. Aku juga lelah jika harus berpura-pura tegar padahal ambyar. Aku tidak ingin mengulang hari paling buruk, yaitu ketika aku sudah berjuang lalu kembali di jatuhkan. Aku tidak mau itu terjadi lagi dalam hidupku. Aku juga tidak ingin mengingat-ingat luka. Sudah cukup menelan banyak kekecewaan, kini waktunya sembuh dari luka. Bergegas menghampiri bahagia, berlari lupa meninggalkan luka yang ada. Segera bertemu dengan bahagia, lalu tumbuh kembali menjadi sosok paling bahagia bukan menderita. Dan kamu, jangan lagi seperti masa lalu yang hanya membuat luka saja, bahkan tidak untuk kata bahagia saja tidak aku dapatkan darinya. Hanya saja, dulu aku begitu bodoh memperbaiki dan memperjuangkan seseorang yang sama sekali tidak mencintai. Ingin aku bisa lupa darinya, agar aku menunjukkan bahwa akulah yang sudah pulih dari masa lalu. Menyatakan kepada dunia bahwa akulah pemenang atas luka yang amat pilu. Katakan kepada masa lalu, kita adalah kisah yang telah usai. Aku juga sudah lupa dari ingatan tentangnya, dan merasa jauh lebih bahagia dari sebelumnya.
Terimakasih semesta, aku kembali di pertempukan oleh orang yang tepat. Dia tidak mudah menjatuhka perasaanku. Dia tidak mudah membuatku terluka. Dia berusaha dengan sungguh, agar aku begitu bahagia di dekatnya. Jangan rebut dia lagi, aku bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN
PoesíaJangan baper apalagi nangis. Alwan izzi ramadhani. Balapulang, 23 januari 2020.