Jangan sibuk meninggikan ego saja tapi turunkan egomu

20 7 0
                                    

Bukankah sudah ku terima, baik burukmu. Dan jika aku begitu menjengkelkan saat bersamamu, katakan saja. Hal apa yang harus kau ubah, agar aku tak lagi membuatmu kesal. Agar aku merasa lebih baik dan pantas untuk kamu perjuangkan. Jika kamu hanya menuruti segala keegoisanmu itu, dan tak pernah memikirkanku itu percuma saja. Yang kamu dapat dari ego tinggi hanyalah menyakiti. Aku dan kamu sama-sama pernah buruk di masa lalu, lebih baiknya sekarang membangun masa depan yang indah tanpa melibatkan ego. Aku mengerti semua perihal kamu, tetapi untuk urusan rindu saja seolah-olah kamu tak pernah merasakannya untukku. Aku tidak minta lebih darimu, aku hanya ingin kamu mengerti. Selepas bertengkar maupun sedang bertengkar kamu hanya meninggikan egomu saja. Bahkan untuk tentang akupun mungkin kamu tidak pernah tahu. Selepas kamu menyakiti hanya karena selalu lebih tinggi egomu daripada rasa sayang, kamu merasa senang tanpa merasa bersalah.

Bahwa yang kamu perjuangkan adalah seseorang yang selalu kamu sakiti, atas rasa kerasmu kamu membuat wajahnya menjadi kehancuran atau bahkan banyaknya tangisan yang harus ia terima. Ketika ada masalah yang kamu lakukan adalah bersikeras bahwa dialah yang salah bukan kamu, seolah-olah dia yang paling buruk dimatamu. Atas dasar bosan bisa saja kamu mulai berubah. Mungkin beberapa hal yang tak membuatnya betah adalah ketika kamu selalu meninggikan ego, setiap bertengkar selalu membesar-besarkan masalah tanpa henti, atau justru kamu yang ingin pergi darinya. Begitu saja sudah cukup membuatnya terluka hebat. Kamulah orang yang pertama membangun cinta di hidupnya, kamu juga yang pertama meninggalkannya atas dasar egomu yang tinggi. Mementingkan sifat egomu daripada rasa tulus yang kamu katakan dulu.

Aku masih saja berdiri sendiri tanpa letih. Menanti bahagia yang nyata yang kamu janjikan dulu. Akan kutunggu dan kutemui bahagia itu, meski halang rintang datang silih berganti. Tetap saja rasa sayangku lebih besar dari rasa lelahku. Saat aku memperjuangkanmu, yang aku dapatkan hanyalah luka bukan bahagia. Tapi jika hari ini kamu masih melukai dan aku enggan pergi, mungkin suatu saat nanti semua rasa sabarku, semua rasa lelahku, akan lebih besar dari apa rasa sayangku kepadamu. Dengan sopenuh hati, kamu melukai. Seakan-akan kamulah yang paling baik, seolah-olah akulah yang selalu menyakiti. Kamu katakan pada duniamu, bahwa akulah yang selalu pembuat masalah dalam hubungan. Atau bahkan kamu menceritakan keburukanku kepada duniamu yang itu saja aku tak pernah melakukannya. Sakan-akan pergi adalah jalan keluar setiap masalah yang kamu buat. Pernahkah kamu berfikir tentang apa yang kamu lakukan kepadaku? Bahwasanya aku orang paling tersakiti di antara janji bahagia yang kamu katakan. Bahwa akulah orang yang selalu terlihat biasa saja saat luka membara di hati. Bahwa luka yang kamu beri tidaklah membuatmu senang, ingin terus kamu lakukan berulang kali kepadaku.

Kamu berulang kali menyakiti, tanpa rasa menyesal sedikitpun. Pergi sesuka hati, singgah ke hati lain sesenang hati. Tak pernah memikirkan perasaan orang yang kamu perjuangkan sedikitpun. Bahkan untuk urusan rasa, mungkin telah sirna. Kamu berhasil mendapatkanku, kamu juga berhasil melukaiku. Aku takkan menyalahkanmu, yang telah berulang kali melukai. Hanya saja, aku lebih ingin menikmati indahnya di cintai bukan di sakiti. Menghancurkan hati dengan cara melukai, adalah hal yang kamu lakukan saat ini. Apakah pernah terlintas di fikiranmu? Bahwa aku selalu menangis saat kamu melukai. Sebenarnya banyak pilihan untuk aku pergi, namun rasa sayang terlalu dalam untukmu seseorang yang tak punya hati. Bagaimana nanti? Kamu masih saja ingin pergi sedang aku masih ingin berjuang mempertahankan meski yang aku genggam itu adalah duri yang menyayat hati.

BUCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang