Jangan buat aku menunggu. Aku sudah berusaha sabar tanpa pudar. Jangan lantas hilang begitu saja. Jika dikatakan lelah, aku lelah dengan kabar. Rasanya ingin menyerah begitu saja. Hanya saja, aku menahannya dengan sabar. Jika kamu pergi tanpa sebab, pergilah cari dia yang sabarnya melebihi aku. Sebab, jika terus bersamaku hanya mendapatkan luka bukan bahagia.
Aku selalu berusaha dengan sabar menunggumu. Walaupun berjam-jam menunggu, maupun berhari-hari. Aku selalu menyiapkan waktu untuk urusan rindu, berkabar kepadamu. Hanya untuk urusan rindu, aku rela menghabiskan waktu menungu. Meski, menunggu itu sangat membosankan meski menunggu itu menyakitkan. Meski mungkin saat aku menunggu banyak yang datang.
Tanpa kabarpun, aku tetap mencintaimu. Mungkin kamu sedang di sibukan dengan dunia yang tidak penting hanya untuk menyingkirkanku dari hidupmu. Atau mungkin, kamu sedang di butakan oleh seseorang baru hingga kamu lupa denganku. Hanya untuk urusan rindu, aku berkabarpun kamu enggan membalas. Kamu sedang berteduh ke hati lain, hingga aku terlupakan begitu saja.
Sedang bersibuk diri entah dengan siapa, entah apa yang dilakukan. Yang jelas kamu menutup rapat waktu untukku. Untuk melepas rindu. Kamu semakin berlari jauh bersama duniamu. Kamu selalu aku nanti, meski nanti tidak berarti. Selalu aku tunggu, meski bukan aku yang kamu tunggu. Selalu aku rindu, meski tak sering temu. Mengupayakan agar tetap denganmu, meski kamu sedang berteduh ke hati lain.
Berharap kamu kembali, lalu kita seperti dulu lagi. Aku tidak lagi menunggu, aku tidak lagi di buat menunggu. Jika kamu sibuk dengan duniamu, aku berusaha dengan sungguh bertahan tanpa kabar darimu. Meski kamu tak pernah menyempatkan waktu beberapa menit untuk merindu. Aku akan mempertahankanmu, meski itu sangat sulit. Bahwa yang aku genggam sekarang adalah angin yang selalu terbang jauh ke langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN
PoetryJangan baper apalagi nangis. Alwan izzi ramadhani. Balapulang, 23 januari 2020.