Prolog

2K 130 1
                                    

"Ini tidak adil!" pekik seorang gadis ketika melihat sesuatu yang menggemparkan hatinya.

   Bahu rapuhnya bergetar, airmata membanjiri pipi tirusnya, lututnya lemas layaknya agar-agar. Menangis, sepertinya sudah tak ada gunanya. Mau meraung pun, tak akan merubah keadaan.

   Gadis itu mengerang frustasi, mengacak rambutnya yang sudah berantakan dengan kasar. Perlahan, tangan mungilnya menyentuh kulit dua jenazah yang tergeletak begitu saja di depannya. Mengusapnya, lalu meletakkannya ke pipi tirusnya, seolah tindakan itu dapat membuat keadaan berbalik 180 derajat.

   "Ma... Pa... Bangun. Jangan tidur," ucap gadis itu melantur.

   Gadis itu kembali menangis, miris melihat jenazah orangtuanya yang berlumuran darah. 

   Tepat sesaat setelah ia selesai menyelesaikan raungannya, sesuatu di pojok ruangan menarik perhatiannya. Sebilah pisau, yang mana pada mata pisau tersebut terdapat sebercak darah yang tampak sudah mulai mengering. 

   Segera saja ia bangkit, mencoba menghampiri sebilah pisau tersebut. 

   Setelah berhasil mengambilnya, gadis itu mencoba menelitinya lebih teliti. Sekilas terlihat biasa saja, tak ada yang aneh. Tapi, anggapan itu seolah lenyap ketika gadis itu menemukan secarik kertas yang dilipat kecil dan diselipkan diantara gagang pisau yang sudah agak terbelah.

   Tanpa menunggu lama, ia segera menarik lipatan kertas itu. Membukanya perlahan, dan mencoba mencerna apa yang tertoreh di dalamnya.

"Ada luka memar

Berwarna biru bercampur ungu,

Di lengan kanan,

Dan tak ada di lengan kiri."

   "Apa maksudnya?" ucap gadis itu seraya mengerutkan kening.

   Ia melipat kertas itu, dan menatap jenazah kedua orangtuanya. Kemudian, mengalihkan perhatiannya lagi terhadap kertas bertorehkan tinta itu. Membacanya berulang-ulang, hingga sesuatu yang menurutnya memiliki arti lain.

   "Oh, ternyata dia!" pekiknya, merasakan antusiasme yang berlebih.

   Ia meletakkan surat itu pada sebuah laci di sudut ruangan yang lain. Dan kembali menggumam.

   "Kau tak akan lolos!"

***

   

The Agents ; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang