"Ini sudah malam, ayo berangkat." ucap Karin lirih pada rekan-rekannya.
Malam ini, mereka memang berencana pergi ke sekolah lagi. Menyelidiki, katanya.
Airyna dan yang lainnya mengangguk, sebelum pergi menaiki kendaraan masing-masing.
"Senjata?"
"Check!"
"Alat pelacak?"
"Check!"
"Lensa kontak kamera?"
"Check!"
"Nircable ear piece?"
"Check!"
"Okay, lets go, girls!"
***
At School...
"Berpencar sesuai rencana!" titah Leonitta saat sampai di gerbang samping.
Sejurus kemudian, Leonitta bergerak ke arah timur bersama Benneta, meninggalkan rekan-rekannya yang baru mulai beranjak. Menuju gerbang utama sekolah, setelah memperkirakan satpam sekolah pasti sudah pulang selarut ini.
"Oh my God!" pekik Benneta tertahan. Ia langsung menutup mulutnya menanggapi apa yang ditangkap oleh penglihatannya.
Belum apa-apa, mata mereka sudah disuguhi pemandangan tak menyenangkan. Di depan mata mereka, satpam sekolah telah tergeletak tak bernyawa. Plus, dengan anggota tubuh yang tak lagi lengkap.
"Apa yang terjadi?" bisik Leonitta lirih. "Ayo periksa,".
Tubuh satpam itu tak lagi utuh, dengan luka gores yang terdapat sekujur tubuh. Dan, satu lagi. Kode yang membuat mereka bingung akhir-akhir ini, terpampang jelas di pipi sang satpam.
"XVII, lagi."
"Apa yang akan kau lakukan, Leon?"
"Otopsi sendiri."
"Bawa ke rumah sakit?"
"Tidak, jangan. Itu akan membuat kecurigaan mengarah pada kita. Polisi pasti akan datang."
"Baiklah, bungkus saja dengan kantung kain yang kau bawa, Leon."
***
"Disini Leon. Menemukan satpam mati."
"Satpam?" lirih Karin, menoleh pada rekannya, "bagaimana bisa?"
"Urus itu nanti. Fokuslah!"
"Baik, baik. Ayo,".
Kini, mereka sudah ada di gudang sekolah. Salah satu tempat yang sekiranya akan menjawab salah satu kecurigaan.
"Sepi." Karin mendeskripsikan.
Memang benar, sejauh mata melihat hanya dapat menemukan barang-barang sekolah yang tak terpakai, tersimpan rapi penuh debu. Sekilas nampak normal, tak ada yang mencurigakan. Membuat Karin sempat berpikir untuk menjelajah ruang lain saja.
"Tak ada apa-ap--" ucapan Karin terpotong dengan suara dingin yang menusuk.
"Kalau disini tak ada apa-apa, lantas aku ini dianggap apa, huh?" seseorang berjubah bertopeng terlihat bergerak dari sudut lain.
Airya langsung tersentak kaget. Secara refleks, ia maju satu langkah ke depan Karin, seolah melindungi.
"Whoa! Kau tangkas juga, tak heran kau bisa jadi pujaan satu kelas."
Urgh, ucapannya itu benar-benar tidak nyambung! Eh tapi tunggu, apa maksudnya kelas? Apa ia satu kelas dengan Airya?
"Kenapa kau mengernyit begitu, huh? Nona Ryanna?"
"Kau menyadari bahwa aku teman sekelasmu, ya?"
"Atau kau malah justru terkejut?"
Oh, God. Aku tak tahan! batin Airya.
"Kau bertele-tele sekali." ucapnya akhirnya.
Wanita berjubah itu terkekeh. Terkesan meremehkan.
"Kau mau menguji kekuatanku, Ryanna?" tanya gadis itu meremehkan.
"Kau mau menguji kesabaranku, wahai nona tak beridentitas?" balas Airya sarkastik.
"Enough! Aku tak mau ada perkelahian sebelum pencarian kita berakhir." lerai Karin. "Please, Ryanna."
Airya mendengus. Kemudian, menatap tajam si gadis berjubah. "Aku belum selesai denganmu."
Senyum gadis itu kembali, membuat Airya kesal dengan kesan meremehkannya itu.
"Baik. Akan kutunggu," si gadis memberi jeda sejenak.
"Pada hari yang ku tentukan."
***
"Apa yang kau lakukan Karin?" tanya Airya kesal karena tak habis pikir dengan jalan pikiran rekannya itu.
"Aku tahu dia tahu sesuatu." jawab Karin santai sambil terus berjalan.
"Maksudmu?"
"Aku tak begitu yakin, sih. Tapi, kurasa ia tahu siapa kita sebenarnya."
"Darimana ia tahu?"
"Entahlah. Feeling-ku yang mengatakannya."
Setelahnya, Airya kembali mendengus. Ia berusaha mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut cerewet Karin.
"Disini Leon. Diduga satpam itu mati dibunuh, sekitar dua jam yang lalu. Anggota tubuhnya tak lagi utuh, terdapat kode XVII pada bagian pipi."
Kode itu lagi! pikir Airya.
"Tunggu." ucap Airya lirih, namun masih bisa didengar jelas oleh Karin, karena suasana yang sepi.
"Ada apa?" langkah Karin terhenti, menatap Airya yang memberhentikan langkahnya juga.
"Aku tak yakin ini pasti, tapi--"
"Cepat katakan ada apa!"
"Sepertinya aku sudah mulai menyadari..." Airya memberi jeda pada kalimatnya, "...tentang salah satu makna yang juga mungkin dari kode itu.
Setelahnya, Airya menjelaskan sesuatu dengan lirih. Membuat Karin menggeleng panik dan membelalakkan matanya.
***
"Cepat susun rencana lagi, sebelum mereka menyadari apa yang akan terjadi..."
"...juga tentang kode itu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agents ; ✔
AksiMisi. Dan misi lagi. Sebuah misi kali ini membuat Airya dan Airyna kembali ke tanah kelahiran, Indonesia. Disanalah mereka berdua dan beberapa agen lainnya merasakan kembali yang namanya sekolah. Suka-duka, lika-liku perjalanan sekolah seakan membu...