Sekolah

985 85 0
                                    

"Sudah ramai." komentar Benneta.

   "Makanya, ayo cepat cari ruangannya!" balas Leonitta.

   Setelah berucap begitu, Leonitta lantas memberhentikan laju salah satu siswa yang sedang lewat. Menanyakan ruang Kepala Sekolah tentu saja.

   "Lewat lorong ini saja, lalu lurus dan belok kiri setelahnya."

   Setelah mengucap terimakasih, Leonitta lantas mengajak para rekannya untuk berjalan mengikuti arah yang telah disampaikan siswa tadi.

   "Masuk, lurus, kiri, dan..." Siska komat-kamit merapal arah.

   "Voilá!" pekik Leonitta ketika berhasil menjumpai ruangan dengan  pintu berbahan kayu jati itu.

   Leonitta maju selangkah, mengetuk pintu dan kemudian mengucap salam.

   "Masuk!" titah seseorang dari dalam ruangan, sepertinya ia wanita.

   Setelah membuka pintu dan kembali mengucap salam, Leonitta membuka suara. Berusaha menyampaikan maksud kedatangannya.

   "Ah! Kalian rupanya. Pindahan dari Bogor, bukan?" tanya Kepala Sekolah ber-nametag Aruni Astari itu.

   "Iya benar, Miss Aru--"

   "Runi. Runi saja." sela Miss Runi memotong ucapan Karin.

   "Baik, Miss."

   "Oke, untuk Ryna Van Routten dan Ryanna Van Routten, kalian berada di kelas XI-IPS2," ujar Miss Runi seraya menatap Airyna dan Airya.

   "Untuk Lucianne Faridna dan Alifia Kamila, kelas kalian di XI-IPA3," sambungnya seraya mengerling ke arah Leonitta dan Benneta.

   "Dan terakhir untuk Lee Chae Yoon dan Yulia Ramadanti, kalian ada di kelas XII-IPA1." lanjut Miss Runi pada Karin dan Siska.

   "Baik, Miss. Terimakasih," ujar Karin dengan sedikit membungkukkan badannya tanda hormat.

   "Kami permisi," ujarnya lagi.

   Tanpa menunggu jawaban Miss Runi, Airya langsung berbalik badan dan berniat keluar dari ruangan itu.

   "Tunggu dulu, nona Ryanna!" seru Miss Runi menghentikan langkah Airya saat gadis itu baru saja ingin membuka pintu.

   Airya menoleh dengan malas-malasan. "Ada apa lagi?"

   "Biarkan ada satu guru yang menemani kalian ke ruang kelas." jawab Miss Runi.

   Airya berusaha mati-matian menahan agar tak memutar bola matanya.

   Kemudian, Miss Runi memanggil tiga guru yang katanya akan menjadi wali kelas para gadis itu. Dua orang wanita paruh baya dan satu wanita lagi yang tampaknya masih sangat muda.

   "Mari kami antar," ujar salah satu dari mereka, membimbing keluar ruangan.

***

Bel surgawi telah berbunyi, menandakan penantian para siswa berakhir sementara. Kemudian disusul suara-suara memekik yang bersahutan, seolah menjadi pengiring keluarnya mereka yang bak kacang tumpah dari wadah.

   Tak terkecuali para penghuni kelas XI-IPS2. Walaupun, ada beberapa siswi yang memilih tinggal di dalam kelas sementara dan mulai berkerumun pada satu titik. 

   Satu titik. Yang tak lain dan tak bukan adalah meja anak baru, a.k.a si kembar. Meskipun, Airya sudah sangat jengah dengan sikap para siswi itu, dan mencoba menerobos keluar.

   "Apa kalian orang luar?" tanya salah satu dari mereka yang diketahui bernama Anna.

   "Urm, blasteran tepatnya." jawab Airyna berusaha ramah.

The Agents ; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang