"Yulia! Sini, bergabung!" seru gadis bernama Tari di kelas XII-IPA1.
"Baik, baik. Tunggu sebentar!" balas Siska.
Di kelas yang sedang free itu, memang ada sekelompok siswi yang tengah bergosip. Yulia alias Siska itu mencoba mendekat, guna memperakrab diri.
"Apa kau tahu?" ucap Vika membuka topik setelah Siska duduk di antara mereka.
Siska tentu menggeleng. "Memangnya ada apa?"
"Ketua OSIS kita, ternyata baru memacari gadis lain!" sambung Vika antusias.
Siska mengernyit, merasa heran. Sebenarnya apa yang menarik dari berita seperti itu?
"Lantas?" tanyanya polos.
"Ah, masa kau tidak tahu juga? Dia 'kan masih berpacaran dengan anak kepala sekolah!" sambung Elis.
Siska benar-benar bingung, ia menggeleng lagi.
"Ah, kau tidak asyik!" seru Tari.
"Memangnya siapa ketua OSIS-nya?" tanya Siska.
Pertanyaan Siska itu sukses membuat tampang mereka semua mendadak datar. Speechless dengannya.
"Ariel. Anak kelas XI-IPA1. Tahu?" Siska menggeleng lagi.
"Ya ampun, dengan ketua OSIS sekolah sendiri pun kau tak tahu?" sambung Tari.
"Apa jang--" ucapan Elis terpotong oleh jeritan-jeritan banyak orang di luar kelas mereka.
Siska cepat tanggap. Ia bergegas berdiri dan berlari kecil keluar kelas.
"Ada apa?" tanyanya pada Galih, teman sekelasnya.
"Siswi kelas XI-IPS2 bunuh diri barusan."
"XI-IPS2? Itu 'kan kelas adikku," Siska bergumam heran pada Galih.
Galih mengendikkan bahu, dan kembali mengalihkan perhatiannya ke arah lapangan di bawah. Kelas mereka memang berada di lantai 3, lantai terjadinya siswi yang loncat itu.
"Yulia! Ada apa?" pekik Elis.
"Siswi bunuh diri." jawab Siska datar.
Elis dan Vika menutup mulutnya dengan tangan, tampak terkejut. Sedetik kemudian, mereka menjulurkan kepala mereka ke luar pagar, mencoba melihat.
'Aku harus ke bawah.' batin Siska yang langsung bergegas turun, menghiraukan panggilan teman-temannya.
"Disini Siska. Pada Airya, apa penyebab gadis itu bunuh diri?" tanya Siska melalui earpiece nirkabel-nya.
Tak lama kemudian, terdengar jawaban dari sang penerima, Airya.
"Sejauh ini belum diketahui. Tapi, kemarilah. Aku yakin ini ada sangkut pautnya dengan kode huruf beberapa waktu lalu."
Mendengar itu, Siska makin mempercepat langkahnya ke lantai dua, tempat kelas Airya berada.
***
"Hoi, Ryanna!" seru Siska memanggil.
Airya menoleh ke sumber suara dan melambaikan tangan. Di sekitar tempat itu, telah berkumpul yang lainnya dan sepertinya Siska adalah orang terakhir yang bergabung. Bahkan Karin yang notabene sekelas dengannya saja lebih dulu tiba.
"Ada apa yang ingin dibicarakan?" tanya Karin to the point.
Manik Airya bergulir kesana-kemari, menatap orang-orang yang masih sibuk berlari membentuk kerumunan. Masih heboh seputar bunuh diri walaupun sudah berkali-kali dihalau guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agents ; ✔
AcciónMisi. Dan misi lagi. Sebuah misi kali ini membuat Airya dan Airyna kembali ke tanah kelahiran, Indonesia. Disanalah mereka berdua dan beberapa agen lainnya merasakan kembali yang namanya sekolah. Suka-duka, lika-liku perjalanan sekolah seakan membu...