Airya langsung menyadarinya. Ia menundukkan diri, lalu mengayunkan kaki kanannya ke belakang.
Tepat. Sasarannya jatuh. Topengnya terlepas. Bukan wanita, melainkan laki-laki.
"Azriel?" tanya Siska lirih.
"Kamu mengenalnya?" tanya Airyna.
"Tentu. Dia adalah siswa kelas XII-IPA2. Tepat di sebelah kelasku." jawab Siska sambil terus memperhatikan gerak-gerik Azriel dari sudut.
"Dia ikut andil dalam rencana ini?" gumam Siska tak percaya.
"Dia berbahaya, Airyna. Kita harus membantu adikmu."
Tepat setelah Siska mengatakan itu, ia berlari cepat tanpa membiarkan Airyna bertanya.
Bugh!
"Beraninya kau!" seru Azriel geram ketika Siska meninju belikatnya keras-keras.
Detik berikutnya, Azriel merangsek maju menerjang. Inilah yang disebut berbahaya oleh Siska. Azriel si tukang tawuran itu tak pandang bulu, ia bisa saja menyerang perempuan yang berani mengganggunya.
"Dasar lemah. Kau berani menyerang seorang gadis?! Dimana letak gentle-mu tuan?" ujar Siska memprovokasi.
Dan jadilah pertarungan antara Siska dengan Azriel, dan Airya dengan Raya.
"Jangan banyak omong kau gadis lemah!" gertak Azriel.
"Aku tidak salah dengar? Harusnya gertakan itu kau alamatkan pada dirimu sendiri, dasar banci." sarkas Siska.
Mereka terus saling menyerang sambil sesekali melempar ejekan atau umpatan. Perlu Siska akui, kemampuan bertarung Azriel setingkat diatas rata-rata untuk anak sejenisnya. Hingga sekilas terlihat dapat mengimbangi.
"Kau mau melukai adikku, huh?" cecar Siska.
"Asal kau tahu, targetku bukan Ryanna! Tapi, pemuda yang dekat dengan dirinya!" sambar Azriel.
Seketika Siska berpikir, dan itu membuat konsentrasinya pecah. Disitulah Azriel memanfaatkan waktu untuk menyerang Siska dari celah kosong.
Brugh!
"Aargh!" Siska menjerit saat satu bogem mentah mendarat dengan mulus di area perut atas. Membuatnya sedikit sesak.
"Kenapa? Sakit? Mau lagi, hm?" tantang Azriel.
Seetik kemudian, Siska menyerang. Namun berhasil ditangkis oleh Azriel, dan langsung diserang balik saat ia belum siap.
Satu tendangan mengenai tepat di ulu hati Siska. Ia terpental mundur, dan berakhir jatuh terduduk dengan akhiran batuk yang mengeluarkan darah.
"Kurang ajar!" teriakan itu bukan berasal dari Siska, melainkan Airya. Rupanya gadis itu telah menyerahkan Raya kepada saudarinya dan memutuskan membantu Siska.
Secepat kilat ia menendang pinggang bagian samping Azriel, dan melayangkan tinjuan ke arah ulu hati.
Azriel terjungkal, kini keadaannya hampir serupa dengan Siska. Membuat senyuman miring tercetak jelas pada wajah cantik gadis lawannya itu.
"Jangan sok kuat kamu!" seru seseorang. Bukan, itu bukan Azriel, Raya, ataupun Devi.
Melainkan...,
... Miss Runi!
"Jangan kamu pikir karena kamu seorang agen intelijen, kamu bisa menganiaya murid sekolah ini seenaknya!" lanjutnya, menyentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agents ; ✔
ActionMisi. Dan misi lagi. Sebuah misi kali ini membuat Airya dan Airyna kembali ke tanah kelahiran, Indonesia. Disanalah mereka berdua dan beberapa agen lainnya merasakan kembali yang namanya sekolah. Suka-duka, lika-liku perjalanan sekolah seakan membu...