Bab 17 - Yang Dirasakan Hati

6.4K 553 17
                                    

....

"Mmm!!!"
Wei wuxian masih terus mencoba untuk berbicara.
Dia terus menerus menatap tajam dan menarik baju lan xichen, tatapannya mengintimidasi lan xichen, tapi kali ini lan xichen benar benar tidak ingin melepaskan, ini demi lan wangji pikirnya.

"Berhentilah bertindak bodoh wei wuxian"
Kali ini jiang cheng ikut memegangi wei wuxian.
"Mmm!! Mmm!"
Wei wuxian mengalihkan tatapannya pada jiang cheng.

"Berhentilah mencoba berbicara kau akan terluka!"
Jiang cheng berteriak, mencoba agar wei wuxian sedikit lebih tenang.
"Kau bodoh! Kenapa masih peduli padanya"
Jiang cheng menunjuk lan wangji.

Wei wuxian melotot.
"Mmnnn?"
Saat ini dia ingin mengatakan.
"Jiang cheng kau mau mati?"

Lan wangji tiba tiba berdiri, menghampiri wei wuxian, darah menetes disetiap langkahnya, tangannya yang dipenuhi darah kali ini menyentuh wei wuxian.

"Ikut denganku"
Lan wangji menarik wei wuxian dari cengkraman lan xichen dan jiang cheng, lalu menyeretnya pergi.

"Wangji apa yang kau lakukan!!"
Lan xichen yang tidak ingin lan wangji dihukum lebih berat, segera mencoba menghentikan langkah lan wangji.

Tapi seseorang menahannya. Itu adalah jiang cheng.
"Biarkan! Mereka!."

Lan xichen menatap jiang cheng bingung.

....

Lan wangji masih menyeret wei wuxian.

Setiap langkahnya meninggalkan jejak darah yang menetes dari tubuhnya yang tergores.
Tangan wei wuxian yang dipegang erat oleh lan wangji ikut ternodai darah.

Lan wangji berhenti disebuah danau tempat dimana dia biasa berendam. Lan wangji hanya ingin tidak ada yang menganggu dia.

"Wei ying"
Lan wangji melepaskan genggaman tangannya, lalu berlutut dihadapan wei wuxian.
"Maaf"

"Mnnn!!!"
Wei wuxian benar benar kesal.
"Kau bagaimana aku bisa berbicara saat kau mengunci mulutku seperti ini!"
Gumam Wei wuxian dalam hati.

Lan wangji menatap wei wuxian, lalu memutuskan untuk menghapus mantranya.

"Lan wangji kau gila, lihat kau tergores begitu banyak"
Wei wuxian ikut berlutut segera melihat luka milik lan wangji.

Lan wangji menatap wei wuxian heran.
"Kau.."

"Lupakan! Kau gila jangan bahas itu! Aku masih kecewa padamu"
Wei wuxian membuka pakaian lan wangji untuk melihat lukanya lebih jelas.

"Salahku"
Ucap lan wangji tiba tiba memeluk wei wuxian.
Membuat tubuh wei wuxian lagi lagi ternodai darah lan wangji.

Wei wuxian merasakan tubuh lan wangji yang sangat dia rindukan, tapi hatinya masih terasa sakit.
Wei wuxian sedikit tersenyum tanpa sadar mulai menangis.
Setelah sedikit lebih lama wei wuxian mendorong tubuh lan wangji sedikit kasar.

"Wei ying, jangan kembali pada mereka..."
Ucap lan wangji membuat wei wuxian tidak mengerti.

"Mereka?"
Wei wuxian mengerenyit.

"Jalan gelap"
Jawab lan wangji.

Wei wuxian tertawa.
"Apa pedulimu"

Sebenarnya wei wuxian juga tidak ingin kembali, tapi dia tidak punya pilihan lain, pada dasarnya seharusnya saat ini dia sudah mati, tubuh ini bukan miliknya lagi, tapi milik roh roh itu.

"Lan zhan.."
Nada bicara Wei wuxian terdengar begitu rendah saat ini, seperti sebuah bisikan.

Lan wangji menatap wei wuxian.
"Mnn?"

"Bagaimana rasanya bersama mo xuanyu?"
Tanya wei wuxian, tatapan matanya begitu menyakiti hati lan wangji.

Lan wangi memalingkan wajahnya.
Wei wuxian tersenyum.
"Begitu takut kehilangan?"
Tanya wei wuxian.

Lan wangji kembali menatap wei wuxian.
Mengangguk pelan, mengisaratkan bahwa yang dikatakan wei wuxian adalah sebuah kebenaran.

"Maka aku akan menghilang"
Ucap wei wuxian.
Membuat keduanya saling bertatapan, tidak ada lagi yang berbicara, mereka berdua hanya menatap satu sama lain.

Lan wangji tiba tiba memegang tangan wei wuxian. Menggengamnya erat.

"Biarkan aku yang menghilang kali ini"
Ucap lan wangji membuat wei wuxian segera melepaskan genggaman tangannya.

Wei wuxian kembali menangis.
"Kau tidak pernah mengerti"

Lan wangji kembali memeluk wei wuxian.
Wei wuxian menolak tapi lan wangji tidak membiarkannya untuk memberontak.
Membuat wei wuxian menyerah dan membiarkan lan wangji memeluk tubuhnya.

Wei wuxian memukuli punggung lan wangji, sambil berusaha meredam tangisannya.
"Lan zhan biarkan aku membencimu"

"Aku akan pergi, kau boleh membenciku"
Lan wangji melepaskan pelukannya, kali ini tangannya memegang pipi wei wuxian.

"Pergi?"
Tanya wei wuxian.

"Lain kali jangan mencoba menyentuhku"
Pinta lan wangji.

Wei wuxian merajut halisnya.
"Ini hukuman?"
Tanya wei wuxian pada lan wangji.
Lan wangji mengangguk

"Kau meminta ini pada pamanmu agar kau bisa manyakiti dirimu sendiri? Bukan begitu?"
Wei wuxian memegangi pipi kanan lan wangji.

Lan wangji mengangguk.
"Biarkan aku menebusnya"

Keduanya kembali bertatapan.
Saling merindukan satu sama lain.
Tapi hati mereka masing masing terluka, tidak tau harus melakukan hal seperti apa untuk hari hari selanjutnya.

Tanpa sadar lan wangji mencium bibir wei wuxian, kali ini keduanya menangis. Tidak mengerti betapa kejamnya takdir.

Mereka tau bahwa yang dilakukan mereka saat ini salah dengan apa yang sedang terjadi,
Tapi pada dasarnya mereka saling merindukan.

Wei wuxian membiarkan lan wangji menyentuhnya, darah yang berada pada tubuh lan wangji ikut mewarnai tubuhnya.
melakukannya dengan penuh air mata penyesalan.

Malam yang sunyi menyatukan mereka berdua, malam yang kejam, malam yang indah, malam yang penuh penyesalan.

Bulan yang sama, bulan yang menyaksikan kebahagian masa lalu, masih bersinar di atas sana, saksi kisah cinta yang penuh dengan kepedihan.

Butuh waktu begitu lama agar luka dalam hati ini sembuh...

....

MINE [ Mo Dao Zu shi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang