Bab 27 - Salah paham

6.7K 519 21
                                    

...

"Wei wuxian sudah gila"
Itu hal pertama yang muncul dikepala jiang cheng ketika wei wuxian mengatakan bahwa dia telah menggadaikan jiwanya untuk iblis hanya untuk sekali mengandung.

"Jiang cheng! Aku akan baik baik saja, tidak usah terlalu khawatir, ini hanya akan bertahan sebentar"
Ujar wei wuxian sembari memegang tangan jiang cheng dan meletakan diperutnya.
"Kau, akan jadi seorang paman untuk kedua kalinya hehe"

"Paman apanya bocah bodoh! Kau laki laki! Anakmu ini akan memanggil ibu pada siapa?, wei wuxian!!"
Jiang cheng menjauhkan tangannya dari perut wei wuxian.

"Jiang cheng! Ini pilihan, tidak usah terlalu mengaturku! Tentang ibu itu..!"
Jiang cheng memotong.
"Mengatur katamu! Kau benar, dari dulu kau masih saja sama, tidak pernah bisa di atur, siapa yang mengaturmu? Ketika dirimu sendiri tidak pernah menjalani aturannya?"

"Berhentilah jiang cheng! Kau tidak pernah mau aku bahagia!"
Wei wuxian memukulkan tangannya ke dingding gua.

"Wei gongzi kau.."
Lan xichen segera melihat tangan wei wuxian.
Tapi tiba tiba wei wuxian menangis, sembari memegangi dadanya yang lagi lagi terasa sakit.
"Arghh hentikan ini... aku mohon.. hentikan"

"Wei gongzi kau baik baik saja?"
Lan xichen menopang punggung
wei wuxian.
Jiang cheng hanya menatap.

"Menjauh dariku!"
Wei wuxian menggerakan siku nya kebelakang untuk mengingatkan agar lan xichen segera menjauh darinya.

"Wan yin, bisakah kau keluar sebentar, aku ingin berbicara dengan wei.."
Jiang cheng pergi tanpa mendengarkan semua yang akan dikatakan oleh lan xichen.

"Wei gongzi, kau menggadaikan jiwamu, itu akan berpengaruh sangat buruk."

"Tidak... ini sakit aku mohon jangan terlalu banyak bertanya"
Wei wuxian masih memegangi dadanya.

"Wei gongzi, kau..."
Wei wuxian memotong.
"Tolong jangan beritahu lan zhan, biarkan aku sendiri yang mengatakannya."

Jiang cheng tiba tiba masuk.
"Wei wuxian"
Jiang cheng melemparkan beberapa kantung yang berisi uang pada wei wuxian.
"Jangan mencuri!"
Jiang cheng melangkahkan kakinya untuk segera pergi.

"Eii jiang cheng terimakasih.. em tolong jangan mengatakan ini pada siapapun, aku percaya padamu"

"Jangan berterimakasih padaku, mendengarnya dari mulutmu terdengar sedikit menakutkan."

...

2 tahun telah berlalu..
Hari hari yang penuh rindu telah usai.
Anak lan wangji telah lahir..
Seorang anak laki laki dengan wajah yang mirip wei wuxian.
Sangat manis.

Dalam 2 tahun itu jiang cheng selalu datang berkunjung.
Memberikan wei wuxian sejumlah uang, dan berkata.
"jangan mempermalukan sekte lan, dengan mencuri"
Lalu pergi begitu saja tanpa membiarkan wei wuxian berbicara lebih banyak.
Tapi jiang cheng cukup membantu,
wei wuxian tidak usah lagi merepotkan wen ning untuk menanam lobak di tanah yang tidak subur itu.
Begitu juga saat wei wuxian melahirkan, rambut jiang cheng yang terikat bahkan sampai acak acakkan karna dijambak oleh wei wuxian, yang terus berteriak.
"Aku mau mati! Mati saja! Ini sakit"

Sebelum pergi menemui lan wangji, wei wuxian memutuskan untuk sehari berjalan jelan dipasar, membelikan baju untuk anaknya, dan juga dirinya sendiri, sedangkan wen ning hanya dibelikan sebuah lonceng.
Kali ini pakaian wei wuxian cukup normal seperti dulu, pakaian leluhur yiling, bukan lagi pakaian pengantin.

"Wen ning biarkan aku yang menggendong dia"

"Tuan muda wei kau tidak berniat memberikannya nama?"

"Tidak, biarkan lan zhan yang mengambil bagian ini"
Wei wuxian tersenyum.

"Wei wuxian"
Seseorang dengan suara berat tiba tiba menyapa.
Itu adalah lan qiren dengan beberapa murid gusu dibelakangnya.
Wei wuxian membalikan tubuhnya dan segera membungkuk.
Lan qiren hanya mengangguk pelan.
"Paman lama tidak bertemu, kau jadi semakin... emm tampan hehe"

Lan qiren tidak menghiraukan
wei wuxian.
"Anak siapa yang kau gendong?"
Tanya lan qiren, mengerutkan dahinya karena kebingungan.

"Anakku"
Ujar wei wuxian polos, sembari tersenyum lebar.

Lan qiren membalas dengan tersenyum tipis.
"Sangat mirip denganmu"
Pada dasarnya lan qiren mengira bahwa wei wuxian sudah kembali lurus, dan menikahi seorang wanita.
Tentu saja lan qiren yang tidak terima melihat keponakannya sendiri jadi gila karena wei wuxian merasa lega dengan apa yang dilihatnya.

"Dia juga mirip lan zhan"
Wei wuxian kembali tersenyum.
Lan qiren sedikit tersedak.
Tapi dia tidak memilih untuk meresponnya, hanya membungkuk dan berlalu pergi.

Wei wuxian menatap lan qiren bingung.
"Apa dia tidak mengerti dengan apa yang aku katakan? Bagaimana dia bisa percaya begitu cepat"
Gumam wei wuxian.

"Lan zhan lan zhan,hukumannya sudah cukup lama selesai tapi kau tidak pergi menemuiku, apa kau memperpanjang hukuman."

...

Di yun shen bu zu shu lan wangji yang tidak lagi dalam masa hukuman, memilih untuk keluar dari jingshi dan pergi memberi makan kelinci nya setelah sekian lama.

Lan qiren datang dari gerbang dan melihat lan wangji.
"Sudah selesai?"
Tanya lan qiren.
"Mnn"
Lan wangji mengangguk.
"Ikut denganku"
Lan qiren menuntun jalan sementara lan wangji mengikutinya.

Mereka pergi meminum teh, lan wangji menuangkan teh untuk lan qiren,
"Wangji"

"Mnn"

"Ini sudah begitu lama melihat kau sendiri"

"Tidak sendiri"
Ujar lan wangji.

"Wangji, jangan seperti ini, sebelumnya kau sudah menikah dengan seorang pria, sekarang kau bisa mencari seorang wanita dan menikahinya"
Ujar lan qiren membuat lan wangji manundukan kepalanya

"Masih menikah"
Lan wangji mengepalkan tangannya, mencoba manahan dirinya.

"Menikah? Pria yang kau nikahi itu sudah menikah dengan wanita lain. Dia sudah memiliki seorang anak"

Lan wangji mengangkat kepalanya, menatap tajam lan qiren.
"PAMAN! Aku tidak mau menikah dengan yang lain, bukan berarti kau boleh membohongiku seperti ini!."

"Wangji!! Kau jangan menjadi gila karena mencintai seseorang seperti wei wuxian! Kau berani meninggikan nada bicaramu dihadapanku! Kau harus menikah dengan seorang wanita! Memberi yun shen bu zu shu seorang penerus. Orang yang kau cintai itu sudah bahagia bersama orang lain! Dia sudah memiliki keluarganya sendiri."

"PAMAN!"
Lan wangji berdiri, berjalan meninggalkan lan qiren.
Aura gelap mengelilingi tubuhnya, dia sangat marah, begitu marah mendengar pamannya sendiri menuduh kekasihnya.

...

MINE [ Mo Dao Zu shi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang