"Aku gugup"
Minju genggam tangan Yujin di ruang persalinan. Yujin nunjukin cengirannya.
"Sama kaya pertama ketemu aku ngga?" Minju ngerlingin matanya,
"Mas, ah"
"Hehehe. Sayang, liat sini deh" kata Yujin. Minju noleh ke arah Yujin,
Senyuman itu, di bibir laki-laki yang dia cintain seluruh jiwa dan raga. Yujin ngusap keringet yang bercucuran dikening Minju.
"Sebentar lagi, copyan aku lahir. Ketemu sama bunda nya, sama ayahnya juga" kata Yujin tenang, padahal ngga. Jantungnya udah kek di diskotik, jedag jedug.
"Stay positive, dan terus berjuang. Aku disini, nemenin kamu untuk ketemu copyan aku" kata Yujin diakhiri senyuman,
Yujin nyeka air mata yang netes di pipi Minju, dikecup lama kening si wanita Kim itu.
Ngga lama, Sana dan beberapa susternya mulai masuk ke ruangan. Setelah percakapan ringan tadi, Minju ngerasa stabil. Dia yakin, dia bisa.
"Selamat siang, Nyonya Ahn. Sudah siap?" tanya Sana, Minju senyum trus ngangguk.
"Siap, Mba,"
"Jangan panik, tetap dengerin aku. Harus sabar, satu persatu"
"Ya, kita mulai ya—"
"Hngggggg—"
"Masssssssss, mana rambut kamu?!?!?!?!?!?!?"
"I-ini sayang, nah iya—AH"
"Tarik nafas lagi, Minju. Pelan-pelan, kumpulin semuanya. Hitungan ketiga, di dorong ya. Satu, dua, tiga— Ayo dorong!"
"Hnggg— MBA SANA, AKU MAU BATUK!"
Setelah perjuangan itu. Ngerasain betapa sakitnya melahirkan kehidupan baru, Minju bisa bernafas lega.
Minju tatap suaminya, "Mas, anak kita ngga bersuara?"
•••
"Aku hampir mati, Mba. Pertama dijambak Minju selama persalinan, kedua anak aku ngga oe oe. Aku panik" keluh Yujin, Sana ketawa pelan.
"Itu sebenernya bisa aja terjadi, dedek nya harus dikejutkan dulu supaya bersuara" jawab Sana.
"Rambut kamu bagus begitu, kaya sarang burung. Hahaha" lanjut Sana, Yujin pegang rambutnya. Rontok banyak.
"Ngga apa-apa, aku rela. Demi istri dan anak aku" jawab Yujin sambil noleh ke Minju yang lagi ngasih Asi ke anaknya.
"Kalo gtu aku keluar ya, nanti ada suster yang akan ngurus kamar Minju" kata Sana, Yujin ngangguk.
Yujin nyamperin Minju, dan ngecup kening Minju lama.
"Kamu hebat sayang, kamu selalu hebat" gumam Yujin sambil cium punggung tangan Minju,
Minju ngusap rahang Yujin, "Maafin aku, malah jambak kamu. Sakit ngga?"
Yujin nyengir, terus geleng. "Cuma jambakan doang, ngga kerasa apa-apa"
cimi jimbikin diing, gi kirisi ipi-ipi🙂
"Dibanding rasa sakit kamu,—" lanjut Yujin, Minju ngasih senyuman terbaiknya.
Yujin ngalihin atensi nya ke bayi di gendongan Minju, trus ngambil alih gendongannya.
"Gimana, mirip kan?" tanya Yujin, Minju ketawa kecil trus ngangguk.
"Aku mau dia jadi laki-laki yang diandalkan oleh semua orang. Yang bisa jagain bunda nya waktu ayah ngga ada dirumah" lanjut Yujin,
"Dan yang pasti, punya ilmu setinggi angkasa" finishnya. Minju senyum manis,
"Jadi?" tanya Minju, Yujin nyengir.
"Kenalin ya bunda, namaku Ahnkasa Milovano Geraldine"
—tbc or end?
WKWKWKWKWKWKWKKWKWKWKW