Part 15

251 36 10
                                    

"Somi-yaa!"

Yang dipanggil justru memacu jalan lebih cepat, berpura-pura tak mendengar panggilan orang yang berlarian jauh di belakangnya.

"Yaa! Jeon Somi."

Makin merasa terintimidasi kali ini. Jadi tanpa mengindahkan panggilan—Somi justru mengeratkan pegangan pada tas dan berjalan lebih cepat lagi.

"Mau ke mana?" Tapi tentu jalannya tidak secepat lelaki yang saat ini sudah menarik tasnya dari belakang dan membuat tubuh Somi sedikit terangkat. "Buru-buru sekali."

Alis pemuda di hadapan Somi terangkat sebelah membuat si perempuan merasa di telanjangi karena tatapan itu. "Namjoon Sonsaeng-nim~ itu, menyuruhku, datang, masuk kelas, karena kelas tambahan, jadi aku...." Ia langsung mengurungkan niat untuk melanjutkan perkataan setelah Taehyung menatapnya intens, tetapi begitu pemuda itu menggerakkan bahu Somi kembali mencicit, "...mau masuk kelas," lirihnya.

Rasa gugup menguasai Somi. Entah mengapa ia seperti merasakan aura dominasi Taehyung saat ini. Bau feromon alpha Taehyung terendus penciuman Somi. Menenangkan.

"Kau tidak bisa melakukan itu padaku."

Somi membelalak. Terkejut sekaligus bingung pada apa yang baru saja lelaki di hadapannya utarakan. Otaknya tidak terlalu cerdas untuk cepat menangkap maksud dari perkataan itu. Jadi dia hanya menatap Taehyung dengan wajah linglung.

"Menciumku dan lari. Kau tidak bisa melakukan itu padaku."

Somi mengerjap beberapa kali sebelum pipinya secara ajaib memerah. Ia jadi sangat malu saat ini. Tak berani menatap Taehyung alih-alih hanya menunduk.

"Kau harus dihukum, oke."

Lalu Taehyung menarik tangan Somi membuat tubuh yang lebih kecil sedikit terseret sebelum akhirnya bisa mengimbangi langkah kaki laki-laki yang sekarang menuntun jalannya.

"Tae, lepaskan." Somi mencicit setelah melihat banyak mata memperhatikan mereka. Ya tentu saja mereka menjadi sorotan. Taehyung adalah anak yang populer di sekolah, dia seorang artis. Dan jika ada seorang perempuan yang bersama lelaki itu dalam genggaman tangan—maka yang lainnya sudah pasti merasa iri. Padahal mereka tidak tahu saja siapa Somi bagi Taehyung.

"Mereka melihat kita." Ia melanjutkan dengan suara yang semakin berbisik. Sedikit ragu sebab dia senang digandeng Taehyung tetapi satu sisi juga takut pada tatapan membunuh dari para gadis yang melihatnya saat ini.

"Memangnya kenapa?" Dan Taehyung tentu tidak peduli. Dia ini memiliki kepribadian yang tak bisa dikekang. Akan melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa menuruti siapa pun. Tapi Taehyung bukan pemberontak, dia masih tahu aturan.

"Mereka akan berpikir yang tidak-tidak tentang kita."

"Aku tidak peduli."

See? He is a Kim Taehyung. No one can sue him just because he kidnap a girl.

"Ck. Nanti aku bisa dibunuh penggemarmu." Mendengar yang satu itu, secara otomatis tangannya melepas.

Ia tentu tahu, bagaimanapun dirinya adalah seorang publik figur, yang mana artinya kehidupan pribadi lelaki itu akan selalu jadi konsumsi masyarakat. Ia harus berhati-hati agat tidak membuat hidup orang-orang di dekatnya dalam bahaya. Atau membuat penggemar menyerang kehidupan pribadi teman-temannya, itu sebab kenapa Taehyung langsung mengalah jika Somi menyinggung masalah tersebut.

"Tapi kau tetap harus ikut aku."

"Iya." Dengan itu mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju parkiran. Taehyung bergerak mendekati motornya yang terparkir apik di tempatnya. Sedikit informasi bahwa sangat jarang siswa di Korea membawa motor ke sekolah. Mereka biasa berangkat menggunakan bus atau sepeda, dan Taehyung yang biasa diantar oleh Seokjin hari ini datang dengan membawa kendaraan roda dua tersebut.

Kim Taehyung, Can I Be Your Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang