JADAH (Part-3)

3.2K 119 3
                                    

Ninaya terbangun dari tidurnya, dengan mata yang MELOTOT!!!

Terbangun dengan posisi kakinya yang melonjor, dan badan yang tegak, sehingga terlihat dari samping membentuk 90 derajat.

Selang beberapa detik, dia tersedak, lalu batuk-batuk, "uhuk ... uhuk ... uhuk."

Dia memegang tenggorokannya yang terasa gatal, merasa seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya.

Ninayapun kemudian menuju kamar mandi, menyalakan lampunya, lalu melihat ke kaca wastafel, dengan posisi pintu kamar mandi yang dibiarkannya terbuka.

Dia berkaca, membuka lebar-lebar mulutnya, memeriksa ke kanan dan ke kiri dari rongga mulutnya, namun tak ada sesuatu apapun di mulutnya, semuanya baik-baik saja.

Lalu diapun membasuh wajah, dengan posisi masih di wastafel tersebut, dan diapun kembali berkaca.

Di waktu dia berkaca, dia merasa seperti ada orang yang lewat di depan pintu kamar mandi.

Sontak! Ninayapun melihat ke arah pintu kamar mandi tersebut
(posisi Ninaya masih di depan wastafel).

Lalu dia melihat ke arah tempat tidur, mungkin saja itu Tomi di pikirannya.

Namun Tomi tampak masih tidur, di posisi yang sama sejak Ninaya meninggalkannya ke kamar mandi.

Raut wajah Ninayapun mulai berubah! keningnya sedikit mengkerut, karena rasa heran dan penasaran.

Lalu dia mengambil sebuah gunting yang berada di wastafel.

Untuk berjaga-jaga, mungkin saja orang yang lewat tadi, adalah orang yang mempunyai niat jahat, karena telah berani masuk ke ruang privasi mereka.

Saat itu ruangan kamar mereka hanya bercahayakan sebuah lampu kecil yang romantis, sehingga suasananya sedikit gelap.

Ninayapun melangkah keluar dari kamar mandi, dengan langkah yang sangat hati-hati.

Setelah keluar beberapa langkah dari pintu kamar mandi, Ninaya tiba-tiba terdiam!

Dia melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri, di depan pintu kamar utama, dengan posisi pintu yang sudah terbuka.

Laki-laki itu terlihat mengenakan topi jenis baseball, berkaos selengan, dan menggunakan celana jeans, dan sepatu pantofel.

Sedangkan warnanya tak dapat dipastikan, karena cahaya di kamar itu yang sedikit, namun tampak seperti berwarna hitam.

Ninaya terdiam ketika melihat laki-laki itu, bukanlah karena takut, ataupun shock.

Namun karena Ninaya kesima terharu.

Sebab laki-laki itu adalah laki-laki yang sangat dicintainya.

Sejak kepergian laki-laki itu 9 tahun yang lalu, cinta Ninaya semakin tajam terhadapnya, karena setiap saat rindu untuknya selalu terasah.

Laki-laki itu begitu tulus mengasihi dan menyayangi Ninaya, mencintainya di dalam arus cinta yang tak pernah putus, sepenuh jiwa dan raga.

Lalu, Laki-laki itupun tersenyum kepada Ninaya.

Sementara itu, airmata Ninaya terjun bebas, melepaskan semua rindunya yang begitu tinggi mengangkasa.

Hingga Ninayapun mengucapkan sebuah kata, "PAPA."

Yaaa, dia adalah almarhum Atmada, ayah Ninaya.

Atmadapun membalas ucapan Ninaya, dengan senyuman yang tampak begitu terasa haru di wajahnya.

Beberapa detik setelah senyum haru tersebut, Atmadapun melangkah berlalu ke arah kiri.

Lalu Ninayapun keluar pintu mengejarnya, sambil berucap "PAPA ... PAPA ... PAPA ...," tak henti selama mencari ayahnya.

Namun Atmada sudah tak tampak lagi, menghilang setelah dia melangkah ke arah kiri.

Ninayapun terus mencarinya, di setiap sudut kapal, membuka matanya lebar-lebar melihat sekelilingnya, hingga mencarinya ke ujung depan deck atas, namun Ninaya tak dapat lagi menemukan ayahnya.

Ada sedikit kejanggalan! semula para tamu yang tersisa, tepar karena mabok di sembarang tempat dimanapun mereka tumbang.

Namun selama Ninaya mencari ayahnya, suasana kapal begitu sepi, dia tak melihat ada orang lain disekelilingnya, bahkan pramusajipun tak tampak entah kemana!

Akhirnyapun, Ninaya terdiam duduk di ujung depan deck atas, airmatanya masih terlihat berlinang.

Hingga diapun di buru kenangan, oleh ingatannya yang begitu indah, di
saat masih bersama ayah tersayang.

Tak lama kemudian, Ninaya mendengar suatu suara, yang terdengar menyeramkan dari dalam laut.

Jika ada orang yang belum tahu suara apa tersebut, atau orang itu adalah jenis orang yang penakut, pasti orang itu akan ketakutan.

Namun tidak dengan Ninaya!

Dia malah tersenyum, dan langsung berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan ke arah sumber suara tersebut.

Mengapa dia tersenyum?

Alasan mengapa Ninaya tersenyum, karena dia mengetahui, bahwa itu adalah SUARA IKAN PAUS.

Yaaa, suara ikan paus memang terdengar menyeramkan, apalagi jika terdengar pada malam hari.

Namun bagi Ninaya, suara ikan paus itu indah, "Bagaikan sang Raja Laut yang sedang bernyanyi, mengutarakan apapun isi hati, ataupun sedang memuji kebesaran Illahi."

Suara paus itupun akhirnya berlalu dari pendengaranya.

Namun kini yang datang adalah waktu TERBIT MATAHARI!"

Seperti yang diceritakan sebelumnya, bahwa ada suatu agama yang berkata, "Pada waktu matahari terbit dan terbenam, di saat itu muncul DUA TANDUK SETAN."

Seperti "Qoute" (Kutipan) yang Ninaya sebutkan tadi, pada bagian :  " ..., mengutarakan apapun isi hati ..., "
Suara paus itu memang menunjukan isi hatinya, namun bukan isi hati yang happy, melainkan dia sedang mengutarakan isi hati, FEAR!

Sebabnya, paus tersebut melihat JADAH, muncul dari perut bumi menuju ke permukaan laut.

Hingga membuat seluruh penghuni laut yang berada di sekitarnya, menjauhinya sambil berteriak ketakutan!

To be continue

Karya : SOSO { Cikeas, 080120 }
Note : Cerita JADAH hanyalah cerita fiktif belaka.

Menerima jasa pembuatan puisi, musikalisasi puisi, dan lagu (inbox).
Contoh karya dapat di lihat di youtube channel : SOSO KAKA SYAIR

Berikut 2 contohnya :

https://youtu.be/TFF6jHY8eMg
Musikalisasi puisi: Aku Sayang Kamu

https://youtu.be/nxx17MAYstw
Musikalisasi puisi: Namaku dan Namamu

JADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang