JADAH(Part-10)

1.3K 55 0
                                    

"Ninaya, dima Abak (Ninaya, dimana Bapak)?" ucap uda Edi.

Ya, kata "Abak" inilah, yang membuat Ninaya semula tampak bahagia, kini merasa putus harapan.

Sebab Ninaya mengerti sedikit-sedikit bahasa Minang, walaupun dia bukan orang Minang.

Ninaya yang sebelumnya selalu berangan-angan, semoga Soso masih sendiri, belum ada yang memiliki, kini semuanya sirna, ditelan oleh ucapan uda Edi tersebut.

Ninayapun berusaha sekuat tenaga dan jiwa, untuk menerima kenyataan yang ada, menahan airmatanya agar tumpah, dan juga tetap menampilkan keceriaan di wajahnya.

Menjawab pertanyaan uda Edi, Lalu Ninaya kecil menunjuk ke arah belakang mereka.

"Itu," ucap Ninaya kecil.

Sontak Jimmy-Keana-uda Edi, lalu membalikan badan mereka, namun tidak dengan Ninaya, Ninaya tetap menghadap ke arah gadis kecil itu, yang tepat berada di depannya.

(Terlihat seorang laki-laki, yang sedang berdiri mengarah kepada mereka.

Laki-laki itu memiliki postur tubuh yang kekar, tegap, begitu gagah, yang tingginya 183 cm, dengan bidang badan yang lebar, berambut gondrong ikal sebahu, berkulit sawo matang, berbibir dan beralis tebal, sorotan matanya tajam berwarna hitam, berhidung mancung, yang tulang  rahang wajahnya terlihat begitu kokoh).

"Soso ... Soso ... (sambil tersenyum bahagia), " ucap Jimmy-Keana.

(Tampak Sosopun tersenyum, mendengarkan ucapan Jimmy-Keana, sambil berjalan menghampiri mereka, dari jarak sekitar 10 meter.

Begitu juga dengan Jimmy, mereka saling menghampiri).

"Assalamu'alaikum (tersenyum sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman, dan lalu memeluk Jimmy)," ucap Soso.

"Wa'alaikumusalam (Jimmypun menjulurkan tangannya, sambil tersenyum, dan lalu memeluk Soso)," ucap Jimmy

Keana tetap di tempatnya, tidak menghampiri Soso, dengan niat untuk menemani Ninaya, sebab Keana bisa merasakan apa yang Ninaya rasakan saat ini, sehingga dia memutuskan untuk tetap di tempatnya.

Sementara itu Ninaya masih saja diam terpaku di tempatnya, menghadap ke arah yang sama, sambil menggemas dan membunyikan jari-jarinya, yang disebabkan karena dirinya begitu nervous (gugup).

Setibanya Soso dan Jimmy di jarak 1 meter dari Ninaya dan Keana, lalu Soso untuk memberikan salam kepada mereka semua yang ada di sana.

"Assalamu'alaikum (sambil tersenyum)," ucap Soso.

Merekapun membalas salam dari Soso, "wa'alaikumusalam."

Lalu Jimmy memberikan kode kepada Keana dengan matanya, agar meninggalkan mereka berdua.

Jimmy-Keana-uda Edi, dan Ninaya kecilpun beranjak dari tempat tersebut.

Ninaya masih saja belum dapat memalingkan wajahnya, untuk melihat Soso.

Sosopun kini telah berada di sampingnya, berjarak sekitar 50 meter dari Ninaya,  dengan pandangan mata yang menghadap ke depan.

Ninaya kini tampak menundukan matanya, sambil tersenyum kecil, bersama detak jantung yang bertambah kencang.

"Apa kabar Niii...," ucap Soso.

"Baik (suaranya begitu pelan, namun tetap bisa didengar)," ucap Ninaya.

Sosopun tersenyum, lalu mengajak Ninaya untuk duduk disalah satu pondok sewa, yang berada di pantai itu.

Merekapun duduk bersama di sana, menghadap ke arah pantai, dengan jarak duduk sekitar 50 cm.

Sungguh! keadaan ini, sangat jauh berbeda dengan keadaan mereka yang dulu, yang begitu sangat mesra.

Sekitar 3 menitan, mereka hanya diam, hanya memandang ke arah laut, terlihat seakan-akan menunggu satu sama untuk memulai pembicaraan.

Sebenarnya, Soso sudah memulai pembicaraan sejak menyapa Ninaya, namun Ninaya masih tampak tak bisa memulai pembicaraannya dengan Soso.

"Apakah kamu tahu bahwa cinta itu indah, apakah kamu tahu artinya?" ucap Soso

"Cinta adalah puncaknya rasa kasih sayang dan suka
Cinta tak akan mati walaupun penuh dengan luka
Cinta akan tetap hadir tersenyum bagi jiwa yang lemah
Cinta tak harus mengharapkan balasan yang sama, seperti balasan di saat kita sedang berkaca

Cinta lebih dahulu lahir daripada dosa
Cinta lebih tua daripada langit yang paling tua
Cinta memiliki singgasana yang lebih indah, daripada singgasana surga
Karena Tuhan menciptakan alam semesta, berawal dari cinta

Cinta tak mewajibkan impian harus menjadi nyata
Cinta akan menerima dengan ikhlas, apapun suratannya
Cinta begitu banyak ceritanya, dan luas artinya
Sehingga sulit untuk mendefinisikannya secara harfiah

SEPERTI DIRIMU...," ucap Soso.

Mendengarkan ucapan Soso ini, Ninaya yang seorang penulis yang sedang naik daun, menjadi tertegun, GR, bertambah tak bisa berkata-kata, namun kini dia lebih percaya diri dari sebelumnya.

"Indah (sambil tersenyum, dengan suara yang seperti tanpa disadarinya keluar dari mulutnya)," ucap Ninaya.

To be continue

Karya : SOSO { Cikeas, 180120 }
Note   : Cerita JADAH hanyalah cerita fiktif belaka.

Menerima jasa pembuatan puisi, musikalisasi puisi, dan lagu (inbox).
Contoh karya dapat di lihat di youtube channel : SOSO KAKA SYAIR

Berikut 2 contohnya :

https://youtu.be/TFF6jHY8eMg
Musikalisasi puisi: Aku Sayang Kamu

https://youtu.be/nxx17MAYstw
Musikalisasi puisi: Namaku dan Namamu

JADAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang