Om Kai - Hai little girl

6.2K 465 79
                                    


"Mau ada tamu penting Ma kok masaknya banyak gini," gadis cantik yang baru berusia belasan tahun duduk di kursi pantry tempat sang Mama dan dua asisten rumah tangga di rumahnya sedang sibuk memasak.

"Temennya Papa mau dateng," beritahu Mamanya.

"Siapa Ma penting banget orangnya sampe harus masak segini banyaknya?" Gadis berambut panjang itu mengambil udang goreng tempung yang tersaji di hadapannya.

"Om Kai, dek."

"Uhukk!" Krystal tersedak udang goreng yang baru saja ia gigit mendengar nama itu terucap dari Mamanya.

"Tuh kan udah Mama bilang kalau makan jangan sambil ngomong," menerima air putih yang diberikan Mamanya Krystal menegaknya dengan rakus.

"Mm Mah Itall lupa ada janji sama Sulli mau ngerjain tugas kelompok nanti habis magrib," ucap Krystal membuat sang Mama menghentikan kegiatannya.

"Nggak. Kamu gak boleh pergi pokoknya nanti harus ikut makan malam." Kata Mamanya mutlak tapi bukan Krystal namanya jika tidak merengek kepada Mamanya.

"Tapi besok tugasnya kudu dikumpul dan presentasiin," alasan Krystal.

Mama Krystal menatapnya dengan mata menyipit, "Dek besok minggu."

Sial!

Batin Krystal merutuk dalam hati.

"Kamu gak usah banyak alasan. Kakak kamu udah gak bisa ikut kamu harus bisa Mama gak mau tahu." Jika sudah menggunakan nada memerintah seperti itu Krystal hanya bisa memuruti peritah kanjeng ratu.

::::

"Dek turun Om Kai udah dateng!" Suara Mamanya yang menggema di rumah mereka membuat jantung Krystal ingin melompat dari rusuknya. Hanya dengan menyebut nama itu bulu kuduk Krystal langsung meremang.

Krystal mengigit bibirnya mengabaikan perintah mamanya. Dia kaki bergerak gelisah mengelilingi kamar tidurnya yang luas. Malam ini ia memakai gaun yang udah dipilihkan oleh Mamanya. Makan malam di keluarga Johan memang agak berlebihan. Kadang harus dengan baju yang formal kayak gini kalau ada tamu penting dan ternyata Om Kai yang baru datang dari US itu penting menurut Papa Krystal.

"Dek, ya ampun kamu malah ngapain sih di sini." Mamanya Krystal tiba-tiba aja menerobos masuk ke kamarnya.

"Mah . . ."

"Ayo turun," Mamanya menggandeng lengan Krystal dan membawa anak gadisnya itu turun ke bawah menemui sang suami dan tamu penting mereka.

Krystal ingin beralasan sakit tapi dia yakin Mamanya tidak akan percaya kebohongannya.

Saat sampai di tangga rumahnya suara dua laki-laki yang saling berbincang membuat langkah Krystal semakin menciut. Tapi Mamanya tidak menangkap geladatnya itu.

"Maaf ya Kai lama," suara Mamanya Krystal menghentikan dua pria yang sedang berbincang. Membuat pemilik nama yang disebut menoleh ke arah sumber suara.

Bibir tebalnya tersungging melihat gadis remajanya yang sudah tumbuh semakin dewasa. Tatapannya tidak bisa beralih dari gadisnya yang tidak mau menatap ke arahnya.

"Krystal, salam sama Om Kai." Papanya Krystal memberi inturksi membuat senyum Kai semakin lebar. Berbanding terbalik dengan gadisnya yang terlihat terkejut dan tidak suka. Padahal itu hanya hal biasa jika dua orang lama tidak saling bertemu.

Tapi bagi Krystal itu seperti berjalan ke arah perangkap buaya.

Meski sangat keberatan Krystal meraih telapak besar Om Kai yang sudah berdiri dari duduknya untuk menjabat tangannya namun teman Papanya itu malah menarik, mempertemukan pipinya dengan dagu kasar milik Om Kai yang ditumbuhi kumis bekas dicukur.

Just StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang