Soobin memandang hamparan biru samudera itu dengan pandangan kosong. Acara perpisahan yang seharusnya ia hadir disana, ia tinggalkan. Ia lebih memilih untuk mengasingkan diri dan berdiri diujung kapal.
"It's been 4 years, and i still can't found you. I'm miss you so much, hiks."
Soobin menyeka air matanya kasar kemudian berbalik menatap suasana riuh acara perpisahan angkatannya itu.
"Lo kok malah disini Bin? Gak ikut nimbrung disana?" Taehyun menepuk pundak Soobin pelan.
"Gak minat gue."
"Alumni angkatan tahun lalu sama tahun sebelumnya lagi juga pada ikut padahal Bin."
"Percuma, kalau gak ada Kak Yeonjun semuanya sama aja."
Setelahnya hening, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing, sampai Soobin menyandarkan kepalanya pada bahu Taehyun.
Jngn di bayangin kyk gmna, anggep aja sama;v"Gue kangen Kak Yeonjun, Hyun. Gue kangen, hiks. Dia janji bakal nemuin gue Natal tahun lalu di Monas, tapi dia gak dateng, hiks. Sampe kapan gue harus nunggu dia lagi? Gue capek." Taehyun membawa Soobin kedalam pelukannya, ia paham sahabatnya itu pasti rindu berat sama Yeonjun.
Kekasihnya yang pergi ninggalin dia setelah pertengkaran hebat yang terjadi.
"Udah Bin. Sekarang mending lo cuci muka abis itu kita makan malem. Lupain Ka Yeonjun sebentar ya, lo juga butuh makan."
Soobin hanya diam saat Taehyun menuntunnya menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan pelan.
Sesudahnya, mereka berdua berjalan bersama menuju dinning room.
Keduanya duduk berdekatan tak lama satu persatu semua kursi sudah terisi.
"Wes bro! Gue duduk sini ya?!"
Wooyoung dan Woojin yang baru saja datang langsung bertegur sapa dengan Taehyun, sedangkan Soobin justru bertambah murung.
Selama makan malam berlangsung pun ia hanya diam tanpa berniat menimpali percakapan temannya tersebut dengan kedua alumni itu.
"Gue selesai, gue balik duluan ya, Bang Wooyoung, Bang Woojin, Soobin duluan ya." setelah itu ia langsung keluar meninggalkan ruang makan dan pergi menuju kamar miliknya.
Matahari mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur bertepatan dengan kapal yang tiba di pelabuhan Australia.
Semua siswa yang mengikuti acara perpisahan ini pun sudah siap dengan kopernya masing-masing dan berjalan menuruni kapal.
Berbeda dengan Soobin yang baru saja terbangun dari mimpinya, ia mengemasi kopernya dan bergegas memasuki kamar mandi guna membersihkan dirinya dengan cepat, mandi kilat istilahnya.
7 menit kemudian ia keluar kamar mandi dan bergegas menuruni kapal. Tangan kirinya sibuk menggeret koper biru milikinya, sedangan tangan kanannya sibuk mengetik pesan pada Taehyun.
Baru saja ia ingin meninggalkan kapal satu suara yang ia hafal diluar kepala memanggilnya.
"Choi Soobin!"
Ia membeku, jantungnya berdegub tidak menentu.
'Am i dreaming?'
Ia membalik tubuhnya pelan dan saat itu pula matanya berkaca-kaca.
Dia disana, berdiri dengan seragam nakhoda nya dan topi yang berada pada genggamannya. Seseorang yang selama 4 tahun ini ia tunggu, seseorang yang berjanji menemuinya saat malam natal di Monas.
Ya, Choi Yeonjun,
Kekasihnya.
"K-kak?"
Yeonjun berjalan mendekat, dan langsung memeluk Soobin erat.
"Hai."
"Hiks, jahat! B-bohong hiks, hiks. Ka Yeonjun bohong hiks. Kakak jahat pergi ninggalin aku empat tahun, hiks, kakak bohong mau nemuin aku malem natal tahun lalu di monas, hiks." Soobin menumpahkan tangisnya pada dada Yeonjun, tangannya yang tadi memegang ponsel dan koper langsung ia lepas dan beralih mencengkram kuat seragam belakang Yeonjun.
"A-aku kangen kakak hiks! Kenapa baru sekarang ka? Hiks, i really miss you." Yeonjun mengelus punggung Soobin dengan lembut, sesekali ia mengecup pucuk kepala Soobin.
"Sekarang kita siap ke hotel dulu ya, aku jelasin semuanya disana."
Sekarang keduanya sudah sampai dihotel yang memang disewa oleh sekolah Soobin.
Soobin yang benar-benar merindukan Yeonjun sedari tadi berada disisi kanannya, memeluk lengannya erat. Bahkan koper miliknya dibawa oleh Taehyun, ia juga merengek meminta Wooyoung agar bertukar kamar agar ia bisa sekamar dengan Yeonjun.
"Sekarang jelasin." pinta Soobin yang sibuk memainkan jemari panjang Yeonjun. Mereka duduk bersandar pada headboard dan saling memeluk satu sama lain.
"Setelah lulus SMA aku kuliah, ambil jurusan pelayaran selama tiga tahun. Bukannya aku bohong waktu aku ngabarin kamu dan minta ketemu natal tahun lalu, tapi ternyata aku dapet kesempatan buat jadi nakhoda, akhirnya aku ambil kesempatan itu, so i can't meet you."
Yeonjun menjawil hidung bangir Soobin dengan gemas, ia kecup ujung hidung itu setelahnya.
"Terus kok kakak bisa jadi supir feri acara sekolah?"
Yeonjun terkekeh pelan saat Soobin berkata 'supir feri', ia mengacak rambut hitam Soobin sambil menjawab.
"Suruhan pa kepsek, sayang. Mangkannya pas acara kemarin aku gak ada, kan aku yang nyetirin, ntar kalo aku ikut party yang ada nabrak lagi, kayak titanic aja." Soobin ikut terkekeh.
"Kangen tau." Soobin mengerucutkan bibir dan dan disambut oleh bibir Yeonjun, hanya sekilas, ya tapi pasti sih pipi gembil Soobin merona dibuatnya.
"Apa sih." tangan mungilnya menepak bibir Yeonjun pelan, hanya kedoknya saja agar ia tidak terlihat malu. Yeonjun tertawa sambil mencubit kedua belah pipi Soobin.
"Aku juga kangen. Lagi pula anggep aja latihan."
Soobin menyerit bingung, "Latihan? Latihan buat?"
Cup~
"Jadi istri aku, nanti pasti sering aku tinggal. Jadi nahkoda itu pulangnya setahun dua kali tau."
"IH APAAN SI KA YEONJUN! MALU TAU!"
E N D
Wkwk gak jelas bat napadah ni cerita;v yasudah lah ganapa lah ya kan? Wkwk.
No edit, loba typo(╯3╰)
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Our Love {Yeonbin}✓
Random{Yeonbin ver} [Bahasa] Welcome to- Part of our love story. We'll hope that all of you enjoy the story. -Yeonbin Please give you're support! -최 수빈 Give your own star and comment about the story! -최 연준 See you here(?) ah! I mean see you in the story~...