Soojin menatap sendu pada Soobin yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri. Soojin sudah sadar pada sore hari kala ia di bawa ke rumah sakit, berbeda dengan Soobin yang masih bertahan tidur meski dua hari sudah berlalu.
Ceklek!
Pintu ruang rawat Soobin terbuka. Menampilkan pemuda dengan wajah rupawannya, ia menapik senyum tipis pada Soojin, yang dibalas sebuah pelukan padanya. "Kamu udah lama gak main kerumah. Aku kan kangen." ujar Soojin manja, sedangkan Hyunjin hanya terkekeh pelan. Aa, jadi begini rasanya berpelukan dengan seseorang yang kau cintai.
"Aku cukup sibuk Soojin." jawabnya. Ya memang Hyunjin tergolong orang yang cukup sibuk diusianya yang masih muda, hanya saja kala Soobin menelpon dan memaksa ia untuk menemaninya bermain basket, ia tak dapat menolak, karena ia sudah menempatkan Soobin sebagai prioritasnya setelah keluarganya.
"Baiklah aku mengerti." ujar Soojin dengan senyum manis. "Apa sudah ada perkembangan pada Soobin?" pertanyaan itu melunturkan senyum Soojin, ia menggeleng pelan dengan wajah sendu.
Ceklek!
Pintu ruangan kembali terbuka, menampilkan Yeonjun dengan seragam sekolahnya. "Oh? Maaf." ujarnya tak enak hati, karena saat ini posisi Soojin masih memeluk Hyunjin.
"Not a big problem."
Yeonjun mengangguk, ia lantas menaruh keranjang buah yang ia beli sepulang sekolah tadi. "Kalian berdua udah makan? Kalau belum, makan dulu aja, biar Soobin gue yang jaga."
"Kamu udah makan?" tanya Hyunjin pada Soojin yang di jawab sebuah gelengan kepala. "Yaudah gue sama Soojin makan dulu ya Jun. Titip Soobin." setelahnya Hyunjin dan Soojin berjalan keluar ruangan, menyisakan Yeonjun dan Soobin disana.
Yeonjun menggenggam lembut tangan Soobin yang terbebas dari selang infus, dan ia mengelusnya pelan, hingga pergerakan kecil jemari dan kelopak mata itu membuat ia mengulas senyuman haru.
Soobin sudah sadar.
◽️◽️
Soobin menatap sendu pada Hyunjin yang duduk dengan kedua tangannya yang ia lipat diatas dada.
Hyunjin baru saja menceritakan keadaan Soojin yang sebenarnya pada Soobin. Itu tentu saja membuat hati seorang Choi Soobin seperti dihantam oleh batu besar.
Dirinya telah masuk dalam sebuah kesalahpahaman besar. Kenapa ia baru mengetahui keadaan Soojin disaat dirinya sudah menginjak umur 20 tahun?!
"Kenapa mereka nyembunyiin hal kayak gini ke gue?! Kenapa Jin?!" air matanya meluncur bebas, isak tangisnya mulai terdengar. Begitu memilukan.
"Kenapa gak ada satu orang pun, termasuk lo buat ngasih tau keadaan Soojin ke gue, hiks. Kalau udah begini salah siapa?!" Soobin menangis, bahunya bergetar hebat.
Mereka berdua terdiam, sampai notifikasi ponsel Hyunjin memecah keheningan tersebut.
Hyunjin merogoh saku celananya, ia lantas membaca rentetan kalimat itu, sedetik kemudian wajahnya menegang.
"Bin. Soojin masuk rumah sakit, lagi.—"
"—Lo tunggu sini aja ya, biar gue ke Soojin dulu." lanjutnya dan di jawab sebuah anggukan kecil dari Soobin.
◽️◽️
"Soobin—"
"Gak ada cara lain kan? Ya udah gue aja!"
"Bin, masih ada cara lain. Gak mesti lo."
"Ya terus? Gimana? Siapa? Mau sampe kapan?"
"Kita cari bareng-bareng."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Our Love {Yeonbin}✓
Diversos{Yeonbin ver} [Bahasa] Welcome to- Part of our love story. We'll hope that all of you enjoy the story. -Yeonbin Please give you're support! -최 수빈 Give your own star and comment about the story! -최 연준 See you here(?) ah! I mean see you in the story~...