•••
“Kumohon. Satu kesempatan ini saja.”
•••
A year when everything happened.
Soobin merapatkan selimut yang membalut tubuh polosnya. Air matanya mengalir begitu saja mengingat kejadian semalam dimana kekasihnya merenggut sesuatu hal yang ia jaga selama belasan tahun ia hidup.
Udara diluar begitu dingin, gerimis sisa hujan semalam masih terasa. Langit bagai ikut merasakan bagaimana hancurnya seorang Choi Soobin.
Dengan gerak lambat, ia memungut potongan bajunya yang berserakan di lantai dan membawanya memasuki kamar mandi.
Soobin menatap pantulan dirinya dihadapan cermin kamar mandi. “Kau terlihat sangat menyedihkan Choi Soobin.” lirihnya. Dan lagi-lagi air mata itu mengalir.
Tangan kanannya bergerak membuka kran wastafel, membiarkan air tersebut mengalir begitu saja. Setidaknya gemericik air itu menyamarkan isak tangisnya.
Setelah puas menangis, Soobin membasuh wajahnya dan berjalan keluar dari kamar mandi. Namun pemandangan dihadapannya membuat air matanya yang entah sudah keberapa kalinya untuk hari ini, menetes.
Yeonjun dan seorang perempuan dengan dress mini yang menampilkan belahan dada juga lekuk tubuhnya itu sedang berciuman panas diatas ranjang.
“That bitch.” gumamnya tanpa sadar membuat kedua orang itu segera menoleh.
“S-Soobin.”
Dengan perasaan campur aduk, Soobin berlari tertatih keluar dari kamar hotel, “H-how can that bitch kissing with my boyfriend?! Hiks.”
“SOOBIN!”
Soobin mempercepat langkahnya kala suara sang kekasih semakin terdengar jelas dibelakang. Begitu sampai lobby, dengan cepat ia berjalan keluar dan memberhentikan taksi yang kebetulan sekali lewat didepannya.
•••
Soobin nampak murung kali ini, bahkan ia menolak ajakan teman-temannya yang meminta berfoto dengannya.
“Ka, foto sama Lia hayuk ih!”
“Gak Li, kamu aja sana.”
Soobin mendorong pelan tubuh Lia yang bersandar padanya. “Kan Ka Soobin yang lulus, masa kakak gak ikut foto. Ayo dong kak!”
Soobin menatap Lia melas, “Aku gak mood ngapa-ngapain Li.”
“Ah Ka Soobin gak asik! Yaudah Lia mau ke kantin dulu, Kakak mau nitip gak?”
Soobin menggeleng pelan, ia kembali meletakkan kepalanya diatas meja saat Lia berjalan keluar kelas.
“Soobin.”
Tak ada lima menit Soobin memejamkan matanya, satu suara kembali membuat ia menegakkan tubuhnya. Namun ia segera membuang pandangannya begitu mengetahui siapa yang menemuinya kali ini.
“Bin, let me explain—”
“Gak perlu. Gak usah susah-susah buat ngejelasin suatu hal yang udah aku lihat sendiri kejadiannya.”
“Gak. Kejadiannya gak seperti apa yang kamu lihat Bin.”
“Did you know that you're having sex with me before? After that you've kissing with another girl! And who knows if i didn't stop you both you will do like you do to me with her?! Did you know that you such a good jerk?! And one thing, i really dissapointed with you! I think our relationship have to stop here.”
Soobin dengan cepat membereskan tasnya dan melenggang meninggalkan Yeonjun yang terdiam.
Ya Soobin berjalan meninggalkan Yeonjun, bahkan ia pergi tanpa pernah menampakkan kembali dirinya dihadapan Yeonjun.
•••
“Kamu harus tahu satu hal tentang pagi itu.”
Soobin melirik sendu pada Yeonjun yang masih memeluknya. “Bukan aku yang memulainya dengan perempuan itu.”
Yeonjun mengelus kepala Soobin lembut, “And one thing you have to know, aku sepenuhnya sadar atas apa yang aku lakuin sama kamu.”
To be continued...
Jadi mungkin aku bakal boom update disini, soalnya aku dalam masa pertimbangan yg versi panwinknya... Tapi mungkin bakal lama, soalnya harus direvisi+selingan ngetik part disananya. And yeah, semoga gak ada kendala publish spt biasanya.
Stay tune ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Our Love {Yeonbin}✓
De Todo{Yeonbin ver} [Bahasa] Welcome to- Part of our love story. We'll hope that all of you enjoy the story. -Yeonbin Please give you're support! -최 수빈 Give your own star and comment about the story! -최 연준 See you here(?) ah! I mean see you in the story~...