“Dek? Udah lama ya? Sorry tadi gue ada perlu sebentar.”
“Oh iya ka gak apa-apa kok.”
“Yaudah, mau langsung pulang apa jalan dulu?”
Pemuda manis itu nampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan sang kakak kelas. “Pulang aja deh ka, kemarin juga kita udah jalan. Besok-besok aja.”
Yeonjun terkekeh singkat, ia mengusak rambut pemuda dihadapannya kemudian melajukan motornya membelah jalan kota yang sudah cukup ramai, meski ini bukan jam pulang kantor.
Tanpa sadar, bahwa pemuda manis lainnya menatap keduanya dengan sinis. “Oh nampaknya aku sudah mendapat mainan baru. Well, tidak buruk juga.”
>><<
Yeonjun membantu sang adik kelas melepaskan helm yang ia kenakan kemudian menggantungnya di kaca spion. Tangannya terulur merapihkan poni itu dengan lembut.
Yang lebih muda tersenyum tertahan dengan semburat kemerahan yang terlihat di kedua belah pipinya. “Ka~ aku bisa sendiri.”
Si manis menjauhkan tangan Yeonjun dari kepalanya, mengundang kekehan kecil dari yang lebih tua. “Manis banget sih.”
“Apa sih Ka. Ah ya, kakak mau mampir?”
“Ah sebentar.” Yeonjun merogoh saku celananya saat ia merasakan getaran pada benda pipih itu. Ia menggeram rendah sebelum mengalihkan pandangannya pada pemuda manis dihadapannya. “Kayaknya gue pulang aja deh, mungkin lain kali gue mampir. Gak apa kan?”
Pemuda manis itu nampak sedikit kecewa, namun ia tersenyum. Meski terlihat sedikit dipaksakan. “Ah iya ka, gak apa kok. Kalau gitu hati-hati dijalan, aku masuk dulu ya. Dah~!”
Yeonjun balas melambaikan tangannya setelah itu menarik gas motor miliknya meninggalkan pekarangan rumah sang adik kelas menuju café yang berada tak jauh dari sekolahnya.
Ya. Ia berbohong tentang berpamitan untuk pulang kerumahnya, seseorang membuatnya harus rela mengorbankan waktunya hanya untuk, yang ia yakin, mendengarkan sebuah omongan kosong. Tapi entahlah, mungkin tidak untuk kali ini, seperti pengecualian. Mungkin.
Yeonjun melangkah dengan pandangan datar mendekati pemuda manis yang kerap mengganggu waktunya tersebut.
“Mau apa lagi lo?” tanyanya dengan sinis tanpa basa basi. Pemuda manis itu tertawa nyaring, “Hei, hei calm down Yeonjun. Duduk dan pesanlah minum terlebih dahulu.”
Yeonjun berdecih menatap remeh pemuda itu. “Jawab!”
“Ternyata lo bukan anak yang suka basa-basi ya, gue juga. Jadi langsung aja, gue minta lo jauhin adek kelas yang sering lo anter-jemput itu.”
Pemuda manis itu menatap kuku jarinya dengan angkuh jangan lupakan nada bossy itu! “Lo siapa ngatur-ngatur gue? Sampe nyuruh gue buat jauhin adek kelas itu! Bukannya harusnya lo yang gue jauhin?!”
“YEONJUN!”
“Apa? Cara lo itu murahan Choi—”
>><<
“Dia lagi pergi ya? Kenapa tidak ada satupun bottle yang mengalir?” Soobin itu menepuk-nepuk pelan air sungai dihadapannya. Raut wajahnya terlihat sangat murung.
Ia menatap pergelangan tangannya yang terbalut jam tangan itu dengan pandangan kecewa. Pada akhirnya ia berdiri meninggalkan sungai tempat yang kerap kali ia datangi setiap sore.
Beberapa kali ia menoleh untuk memastikan bahwasannya benar tak ada bottle yang mengalir ikut terbawa aliran sungai.
‘Mungkin tidak untuk hari ini’
‘—Tapi tunggu! Tidak biasanya dia seperti ini. Karena kalau ia tidak mengalirkan bottle, dia akan memberitahukannya pada bottle terakhir itu. Bukankah ini aneh?’
To be continued...
Niat hati pengen buat langsung sampe abis, tapi malah tbc heuheu:')
So, ada yang bisa nebak yang mana Soobin? Diantara 3 orang itu?
Soobin si stranger?
Soobin si antagonis?
Soobin si protagonis?
Btw blom ganti harikan? Masih bisa dibilang up hari ini kan?
Btw juga, blom telat ngucapin ultah ke Beomgyu kan? Di indo masih jam setengah 12 loh, wkwk
Happy birthday to uri energizer Choi Beomgyu♡♥♡
KAMU SEDANG MEMBACA
One Of Our Love {Yeonbin}✓
De Todo{Yeonbin ver} [Bahasa] Welcome to- Part of our love story. We'll hope that all of you enjoy the story. -Yeonbin Please give you're support! -최 수빈 Give your own star and comment about the story! -최 연준 See you here(?) ah! I mean see you in the story~...