Dua

28.1K 324 9
                                    

Entah sudah berapa lama aku tertidur setelah mabuk perjalanan tadi, yang jelas sekarang badanku terasa sedikit nyaman daripada sebelumnya.

Ketika aku dibangunkan oleh Mama Laras, ternyata kita sudah sampai rumah. Rumah orang tua baruku ini begitu besar, gerbang yang tadi aku lewati juga besar dan menjulang tinggi, ada taman bunga menyambut kedatanganku. Begitu warna warni dan asri, seketika aku langsung jatuh hati pada taman bunga ini. Ada ayunan yang menghadap ke taman dan juga ada lapangan bola. Aku tersenyum riang lalu turun dari mobil menghampiri taman dengan bunga warna warni itu. Mereka seakan melambaikan tangannya untuk dilihat.

"Kamu suka bunga?" Tanya Mama sembari menghampiriku.

"Iyaa maa, Yanti suka banget. Boleh aku petik Maa..." Aku menatap Mama Laras, kulihat Mama tersenyum kemudian mengangguk.

"Boleh dong sayang.. Kamu bebas melakukan apapun. Sekarang kan rumah ini juga rumah kamu." Jelas Mama.

"Beneran Maa?? Yeayy..." Jawabku antusias,

Kupetik satu bunga warna pink dan menghirup aromanya.

"Hmmm... Wangii.."

"Hahaha kamu lucu banget sih. Ayo masuk sayang Papa dan kakak sudah menunggu di dalam." Ajak Mama.

Kusudahi acara menikmati taman bunga dadakan kemudian aku membuntuti disamping Mama, Mama menarik tanganku agar sejajar dengannya lalu tangannya merangkul bahu kecilku, rasanya sangat hangat dan membuatku  nyaman. Seketika aku merasa seperti sedang bersama ibu kandungku. Padahal aku sendiri pun tak tahu bagaimana rasanya dirangkul oleh ibu kandung.

"Mamaaaa...." Seorang anak lelaki datang dan langsung memeluk pinggang Mama Laras. Mama Laras tertawa dia melepas rangkulannya dari bahuku lalu memeluk anak lelaki itu.

"Mama dia siapa ma.." Tanyanya, aku menunduk melihat tatapan matanya yang tajam sedikit menyeramkan menurutku.

Mama tersenyum, lalu menarik tanganku. Seketika aku gugup.

"Sayang, dia Yanti. Sekarang yanti akan menjadi adik kamu, katanya kamu mau adik cewek kan? Nah, Yanti ini Joni kakak kamu. Yang mama ceritain itu loh.."

Mama menyuruhku bersalaman tapi kak Joni tidak menyambut tanganku.
Sepertinya dia marah kulihat mukanya memerah. Padahal kan aku tidak berbuat salah.

"Gak mau. Aku gak mau punya adik." Teriak kak Joni.

"Sayang gak boleh begitu. Ayo salaman dulu." Mama terus membujuk kak Joni untuk bersalaman denganku.
Dengan terpaksa kak Joni menyalamiku. Lalu dia mencubit tanganku kemudian berlari.

"Awh..." Aku mengusap tanganku yang memerah.

"Astagaa anak itu."

Mama menyuruhku agar tidak meladeni kak Joni. Kata mama, kak Joni itu sebenarnya anak yang baik. Dia hanya belum bisa menerima kehadiran aku dirumah ini.

Aku mengangguk. Mungkin besok kak Joni mau bermain denganku.

"Tangan kamu masih sakit sayang?"

"Udah enggak ma, cuma cubitan kecil sih hehe.. "

"Sayang kamu baik banget sih, maafkan kakak kamu yaa sekali lagi."

"Iyaa maa gapapa kok."

****

Mama dan Papa baruku sangat baik. Aku diberikan kamar yang besar dengan dekorasi berwarna pink, warna kesukaanku. Kamar ini ada dilantai dua bersebelahan dengan kamar kak joni. Sedangkan kamar papa dan mama berada di bawah.

Aku sangat senang. Sekarang kasurku empuk beda sekali dengan kasur yang berada di panti. Aku jadi teringat Nova, apa dia sudah dapat orang tua baru apa belum yaa?hhmm... Semoga saja secepatnya dia diadopsi juga.

My Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang