Sembilan

16.1K 202 2
                                    

"Maa... Aku pulang." Aku mencoba tersenyum agar mama tak khawatir dengan keadaanku yang sesungguhnya.
Semoga Mama tidak bertanya banyak hal tentang penampilanku. Tapi-

"Sayang, kok mata kamu bengkak dan merah sih?!"

Sial!

****


"Sayang, hei, ini mata kamu kenapa?? Terus, kenapa semalam kamu engga pulang ke rumah?? Heii kok malah bengong sih..." Serentetan suara Mama membuyarkan lamunanku. Mama yang awalnya sedang di taman bunga kesukaan ku sewaktu kecil dulu, kini sudah berada dihadapanku. Mama merangkum wajahku lembut dan menatap ku dengan pandangan kekhawatiran khas seorang ibu terhadap anaknya. Aku terenyuh dengan tatap itu, bagaimana bisa aku mengecewakan seorang Mama yang menyayangi ku hingga sampai seperti ini.

Kupeluk Mama dengan tiba-tiba dan menenggelamkan wajah ku dibahu hangatnya. Ku coba menahan suara ku agar tidak bergetar apalagi menangis.

"Maaf Ma ... Aku gak kemana-mana kok Ma ... Semalam aku nginap di rumahnya Tamara. Mau pulang tapi takut udah malam banget." Semoga alasan ku masuk akal Tuhan.

"Aduh kamu ini, buat khawatir Mama aja. Kakak kamu juga nanyain kamu Mulu. Dia khawatir banget tahu, mana kamu gak ngasih kabar lagi." Aku meringis pelan, tidak menjawab pertanyaan Mama. Duh, kenapa aku tidak membuka ponsel sih tadi pagi. Bagaimana kalau Mama atau kak Joni tahu. Bisa gawat ini.

"Hei, mau kemana kamu? Ini kenapa mata kamu bisa bengkak kayak begini?!"



Mama masih merangkul ku dan langsung mengajakku ke dalam. Baguslah mama tidak curiga dengan kondisi ku yang sebenarnya.

"Kak Joni udah berangkat yaa ma.."

"Iya sayang. Baru aja, tadinya mau cari kamu dulu tapi katanya dia ada ujian mendadak jadi nunggu kamu pulang aja." Kata Mama sambil memberiku segelas susu coklat.

"Udah kamu makan dulu nanti cerita lagi."

"Baik ma..."

Ya Tuhan semoga mama nggak curiga.

***

Setelah makan aku langsung masuk ke kamar. Berganti baju panjang dan celana pendek selutut agar tidak nampak bekas-bekas lelaki sialan itu ditubuhku.

Brakkk

"Ra, Lo gak apa-apa kan?"

"Semalam Lo sama siapa?"

"Lo gak mabuk-mabukan kan?!"

Ya Tuhan kak Joni. Bagaimana ini..

"Ish apa sih kak. Semalam aku nginap dirumah Tiara tau gak." Kucoba menunjukan kalau aku sedang merajuk manja seperti biasa.

"Serius?!" Tanya kak Joni dengan mata menatap tajam ke arahku. Sontak saja hal itu membuatku gugup.

"I-iyaa bener.." jawabku gelagapan.

"Tapi semalam gue telpon teman-teman Lo. Katanya Lo gak ada sama mereka. Jadi kemana Lo semalam dan sama siapa?!" Rahang kak Joni mengeras. Raut kemarahan tercetak jelas di wajahnya.

Ya Tuhan tolong aku.

"I-ituu itu.."

"Jawab yang bener. Awas kalau sampai Lo bohong!" Ancam kak Joni.

"Serius kak, aku gak bohong. Mungkin pas kakak nelpon aku belum sampai rumah Tiara. Aku kan dianterin Ardi kesananya yaa emang sih sebelum aku ke rumah Tiara, aku ke minimarket dulu. Kalau gak percaya kakak tanya aja sama Ardi. Maaf yaa gak kabarin kakak sama mama papa." Jelasku dengan nada memelas mencoba meyakinkan kak Joni yang sedang kalap.

My Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang