Satu

45.8K 454 5
                                    

Hari-hariku sebagai anak panti asuhan sangatlah biasa, tidak ada yang istimewa. Bangun tidur mandi lalu membantu ibu panti membereskan gedung panti ini yang tidak terlalu besar. Setelah itu berangkat sekolah, selepas pulang sekolah kita bebas bermain.

Namaku Yanti, kata ibu panti aku ditemukan oleh warga di selokan kering. Di dalam kardus aku meringkuk kedinginan. katanya, aku hanya dibungkus kain sarung.
Karena tangisanku yang keras akhirnya aku ditemukan warga. Lalu dibawa ke panti asuhan ini.

Entah aku harus sedih atau bagaimana mendengar kisah masa kecilku itu, yang pasti aku harus menjadi orang sukses agar orang-orang tidak memandang rendah kepadaku. Salah satu caranya adalah aku harus berhasil di adopsi oleh orang kaya dengan begitu jalan menuju kesuksesan ku akan sangat mudah.

Ibu panti pernah bilang, orang tua yang mau mengadopsi anak panti itu menginginkan anak yang baik dan penurut. Untuk itu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik dan penurut.

Hingga suatu hari ada mobil berwarna merah mengkilat parkir di depan panti. Mobil itu terlihat sangat mewah kontras dengan gedung panti yang sederhana dan berwarna putih. Aku baru saja pulang sekolah, dan melihatnya dengan sangat takjub. Pasti ini mobil orang kaya yang mau mengadopsi anak panti, pikiranku langsung tertuju kesitu. Soalnya jarang sekali ada yang membawa mobil sebagus ini selama aku tinggal disini.

Oh ya, aku berusia 9 tahun. Aku duduk dikelas 3 SD teman-teman panti juga ada yang sekelas denganku.
Setelah puas meliha setiap inci mobil itu, aku bergegas memasuki gedung panti yang sudah ku anggap sebagai rumahku sendiri dengan riang. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa sebahagia ini. Padahal tadi biasa saja.

"Yanti jangan senyum-senyum terus. Kaya orang gila ih." Seru Nova,

Nova adalah teman terbaik di panti ini. Aku tersenyum kepadanya lalu menjulurkan lidahku untuk mengejeknya.

"Weeee.... Bodoamat, terserah aku dong."

Aku berlari lalu dia mengejar ku. Aku tertawa riang sambil berlari dan terus mengejek Nova.

"Weeee... Weee.... Gak kena, gak kena,"

Karena tidak memperhatikan kedepan aku terjatuh menabrak sesuatu. Alhasil, pantatku terjun bebas ke lantai putih ini.

"Aduhhh... Pantatku sakit." Ringisku.

Aku mengelus pantatku yang sakit dan membersihkan bagian belakang rokku yang kotor.
Nova berhenti mengejar ku. Lalu dia berlari meninggalkan aku. Mungkin dia takut dimarahi gara-gara mengejarku hingga aku terjatuh.

"Kamu gak apa-apa nak?"

Seorang laki-laki dewasa yang masih terlihat tampan menghampiriku. Dia memakai setelan jas rapi yang terlihat mahal dan membantuku untuk berdiri.

"Ehh maaf om, aku gak sengaja. aku gak apa-apa kok om. Cuma sakit aja pantat ku hehehe..." Jawabkuku sembari cengengesan.

Om itu tersenyum kemudian dia menunduk mensejajarkan tinggi badannya denganku.

"Nama kamu siapa?" Ucapnya, dia tersenyum manis kepadaku.

"Aku Yanti om." Aku menjawabnya dengan riang,

"Ooh Yanti, baru pulang sekolah yaa?"

"Iya om."

"Ya udah kamu masuk gih, ganti baju. Om mau ketemu ibu panti dulu."

"Baik om."

Aku berlalu meninggalkan om itu sambil terus mengusap pantatku.
Masuk ke dalam kamar lalu mengganti baju.

Di kamar aku bertemu Nova dia menghampiriku.

"Yanti, maaf. Gara-gara aku kamu tadi dimarahin yaa sama om itu?"

My Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang