Lima

25.1K 303 3
                                    

"Plisss di, gue penasaran banget sampe diubun-ubun rasanya." Aku menarik-narik tangan Ardi.

Ardi menghela nafas panjang lalu mengeluarkan ponselnya.

"Yaudah nih Lo liat video ini."

Ku ambil ponselnya lalu-

What the-?!

****

Astagaa, video apaan sih ini. Video dilayar tipis milik Ardi itu menampilkan adegan hubungan suami istri. Pemerannya di video itu orang luar dengan badan yang tegap dan berkulit putih, nampak juga bulu-bulu halus menghiasi dada pria tersebut. Kedua orang yang sedang asyik dengan kegiatannya itu sama sekali tidak memakai benang satu helai pun.

Aku bergidik ngeri, kok bisa mereka tidak mempunyai rasa malu. Apalagi aksi mereka ini di rekam dengan sebuah kamera. Pasti banyak kru juga yang berada di belakang layar, seperti hal nya sedang shooting film.

Aku melirik Ardi yang sedang asyik dengan rokok ditangannya. Ardi seorang perokok aktif tak heran jika banyak sekalo puntung rokok berserakan di bawah meja kamarnya. Ku pikir orang tuanya belum tahu mengenai hal ini.

Nampak Ardi seperti tidak terganggu sama sekali dengan lirikan mataku yang tajam. Dia hanya menaikan sebelah alisnya yang tebal itu. Sial, kenapa Ardi terlihat seksi dengan ekspresi itu. Kenapa juga Ardi hanya memakai  celana bokser saja. Seketika degup jantungku berubah ritme menjadi lebih cepat.

Ku alihkan kembali kedua mataku ke layar tipis yang ada di genggamanku ini. Ku ulang video ini dari adegan awal.

Video bermula dari si wanita berambut pirang yang hanya menggunakan apron dan celana dalam saja tanpa menggunakan bra. Dia sedang mengelap meja dengan posisi sedikit menunduk. Posisi ini sangat terlihat sensual sekali. Tak lama datang seorang pria yang langsung memeluk perempuan itu dari belakang. Pria itu mencumbu leher jenjang wanita tersebut, tangannya sibuk menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi cumbuannya.

Si wanita tampak tak terpengaruh dengan aksi pria tersebut. Aku mengernyit, apa wanita itu tidak geli atau jijik diperlakukan seperti itu? Kenapa hanya diam saja tak melawan.

Perlahan tali apron yang berada dibelakang punggung nya dibuka, penutup bagian atas tubuhnya itu seketika jatuh ke lantai dan menampilkan buah dadanya yang besar. Lalu tak lama, tangan pria berkulit putih tersebut meraba gunung kembar bersaljunya, dan mengelus nya dengan gerakan lambat dan penuh kehati-hatian.

Gejolak perasaan aneh hinggap dihatiku. Rasa tak nyaman ini sampai kebagian inti tubuhku. Kenapa bulu kuduk ku jadi merinding, lalu rasanya seperti ada banyak kupu-kupu yang terbang dari perutku menimbulkan rasa mulas yang aneh.

"Ardi, gue gak mau lihat lagi." Ku pause adegan di video itu dan memberikan ponsel nya kepada Ardi.

"Lah, katanya Lo mau belajar. Udah, liat aja itu dulu ntar juga Lo ketagihan." Kulihat bibir tipis Ardi sedikit terangkat, dia tersenyum miring. Kenapa perasaanku jadi tak nyaman begini.

"Pokonya gue gak mau ah." Aku tetap memberikan ponsel Ardi.

"Yaudah kalo gak mau, tapi nanti Lo jangan tanya-tanya masalah gituan lagi ya ke gue, awas Lo!" Jawabnya dengan nada mengancam. Kedua bola matanya memandang ku tajam.

Aku sedikit meringis, melihat ekspresi Ardi.

"Tapi liat begituan bikin perasaan gue jadi aneh. Perut gue pun jadi sedikit rada mulas. Hehe..."

"Hahaa... Itu memang reaksi alami kalau melihat video seperti ini. Begitupun dengan tubuh Lo saat melihat video ini. Ntar kalo Lo yang jadi pemerannya sendiri rasanya bakalan luar biasa banget." Ardi mengedipkan sebelah matanya.

My Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang