18. Keseharian

1.1K 42 5
                                    

Hari ini hari Minggu. Hari di mana biasanya Rara akan berbaring seharian sembari melakukan hal-hal gabut seperti streaming Netflix, memakan camilan yang sengaja ia beli, bermain handphone dan lain-lain. Namun, semenjak 2 minggu yang lalu, kini ia hanya mencari cara agar bisa keluar rumah dan tak berlama-lama dengan suaminya, Redan.

Namun, kali ini entah Reghina, Selzy, Rey bahkan Saetta tak bisa diajak pergi. Sehingga Rara mau tak mau berada di rumah melakukan hal lama yang biasa ia lakukan.

Redan keluar dari kamar mandi dan mengabaikan keberadaan Rara di ruang tamu. Gadis itu sedang berkutat dengan Mac Book nya dan bersiap melakukan streaming.

"Enggak keluar, Dan?" tanya Rara, kala melihat Redan yang melenggang menuju dapur apartemen mereka.

Redan hanya fokus membuat kopi tanpa menoleh pada Rara yang tengah memerhatikannya.

"Nanti." jawab Cowok itu, tegas.

Belakangan ini, Redan berubah. Redan macam cowok yang senang memojokkan dan membuat Rara kesal di saat yang bersamaan. Padahal, sebelumnya Redan selalu terlihat seperti ingin membangun perasaan diantara mereka.

"Gue juga enggak pergi," ujar Rara, "Nonton bareng, yuk?"

Redan mengambil secangkir kopinya yang sudah jadi, lantas berjalan mendekat ke arah Rara. Rara pikir Redan akan menyanggupi permintaannya, namun salah. Redan mendekat, lantas membisikkan sesuatu.

"Gue bilang nanti, bukan enggak pergi." meski tanpa nada, ada seruan dan penekanan di setiap kata yang Redan ucapkan.

Rara terdiam di tempatnya, cowok itu melenggang menuju kamar dan menutup pintu kamar. Rara benar-benar bingung dengan sikap Redan yang tiba-tiba itu. Ia tak suka, meski sejujurnya tak berpengaruh besar, hanya saja ia merasa bahwa Redan tak menganggapnya ada.

"I'm exist. I'm right here, but why him act like i'm nothing and doesn't exist?" Rara bergumam, lirih.

Sementara Redan menaruh secangkir kopi itu di atas nakas, lantas menuju ranjangnya dan membuka handphonenya untuk mengecek kapan Fahri siap.

Fahri : gue udh di tmpt, udh ada satria sama kalevin

Redan menyeruput kopinya terlebih dahulu, sebelum akhirnya menjawab pesan dari Fahri.

Redan : gue ganti baju dl

Redan lantas berdiri dan bersiap menuju tempat yang dimaksud Fahri. Cowok itu sudah lama tidak melakukan hal yang biasanya sering ia lakukan semenjak Mamanya pergi. Hal yang bisa menyembuhkan kepedihannya atas kesedihannya.

Sambil berganti pakaian, tak sengaja Redan melihat bingkai foto yang berada di bagian walk in closet bagian Rara. Jadi, lemari mereka dibagi menjadi 2. Sehingga, Redan dapat melihat barang-barang Rara, begitupun sebaliknya.

Redan mendekat saat selesai memakai pakaian kasualnya. Bingkai foto yang berisikan foto mereka saat mereka mengadakan pesta pernikahan. Di situ, nampak Rara yang sangat bahagia, sangat kentara bahwa gadis itu seperti gadis paling bahagia di dunia ini. Namun, nyatanya mereka semua hanya tipuan belaka.

"Ngapain lo?" tanya Rara, membuat Redan tersadar dan segera menjauh.

Rara mengrenyitkan dahinya melihat Redan melenggang pergi setelah mengambil sepatu runningnya.

Redan mau jogging? tanyanya, dalam hati.

Rara segera mengejar Redan yang sedang menggunakan sepatunya. Cowok itu memakainya sambil sesekali melirik ke arah benda pipih yang sengaja ia buka.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang