28. Pencarian

1.7K 50 10
                                    

Redan mengetukkan jarinya di kursi kebesarannya di perusahaan Ayahnya. Di depan mejanya, ada beberapa teman dekat Rara dan teman dekat Rey dan Fahri. Redan sedang menunggu telepon dari seseorang sekarang.

Sudah 2 bulan berlalu semenjak Rara menghilang dan tak ada yang tahu ke mana Rara. Setelah ia mengadukan itu pada Ayahnya dan Om Geovanno serta Tante Jelena, Geovanno segera menelepon Ayahnya yang sudah sangat lama tak ia hubungi. Dan ternyata, Ayah Geovanno masih berkutat dengan geng mafianya yang sekarang justru semakin kuat. Ayah Geovanno sebagai geng mafia terkuat di bagian Eropa itu seakan tak rela cucunya yang sudah dari jauh hari ia perhatikan jatuh ke keluarga Graciandro.

Bunyi telepon berbunyi, Redan mengangkatnya dengan speaker menyala. Semuanya menyimak.

"Tuan, saya menemukan keberadaan Nyonya Rara." ujar Agen D, suruhan Ayahnya.

"Di mana?" tanya Redan, to the point.

"Nyonya Rara aman bersama Tuan Kyle Vanno, Ayah Tuan Geovanno." ujar Agen D lagi. "Mereka sekarang berada di pulau terpencil yang susah untuk dijangkau. Karena, itu memang aset pribadi keluarga Vanno. Yang memiliki akses masuk hanya keluarga Vanno dan...,"

"Dan?" tanya Redan, penasaran.

"Anda, Tuan."

Redan lega. Setidaknya Rara sudah berada di tangan yang tepat.

"Baik, kirim saya nomor telepon Tuan Vanno!"

Agen D menjawabnya, lantas menutup sambungan telepon itu. Sekarang, keenam remaja di dalam ruangan Redan mulai tenang. Rara sudah aman sekarang.

"Lo harus cepet, Dan!" titah Saetta. "Gue enggak mau Rara kenapa - napa walaupun gue tau dia sama Kakeknya."

Redan mengangguk, lalu berpamitan untuk segera menuju rumah kediaman Geovanno. Ia akan berangkat ke tempat yang akan diberi tahu oleh Kyle Vanno nanti dengan pesawat pribadinya.

🌿

Geovanno sudah menunggu kedatangan Redan di ruang tamu bersama Jelena, Putri, Zelly dan suaminya beserta anak mereka. Redan masuk ke ruang tamu dan duduk setelah bersalaman dengan orang tua Rara.

"Apa Ayah Papa udah ngehubungin kamu, Redan?" tanya Geovanno, pada intinya.

Terlihat wajah Jelena sudah tidak sabar menunggu kabar itu. Wajahnya sangat cemas, sama seperti keluarga Rara lainnya.

"Sudah, Pa. Sekarang kita tinggal tunggu helikopter jemput, baru kita bisa ke bandara untuk langsung ke pulau yang Tuan Kyle Vanno sebutkan." ujar Redan, membuat Geovanno dan Jelena lega mendengarnya.

"Ya udah, Om siap - siap, biar di sini Zelly dan Putri menjaga rumah. Kita bertiga berangkat." titah Geovanno sebelum akhirnya meninggalkan Redan dan yang lainnya.

"Mama juga siap - siap dulu, ya." yang hanya diangguki oleh Redan.

Beberapa jam kemudian, Redan, Geovanno dan Jelena sudah berada di pesawat pribadi yang ternyata dikirim langsung oleh Kyle. Kyle benar - benar menjaga keketatan pulaunya itu.

"Menit - menit landing, Tuan dan Nyonya. Silakan untuk tidak bergerak, karena akan menganggu." ujar pramugari di dalam pesawat itu.

Mereka pun kembali mengencangkan sabuk pengaman dan dapat melihat 1 pulau yang cukup besar yang hanya terdiri dari 1 mansion dan dikelilingi laut tanpa batas itu. Mereka pun landing di dekat mansion yang ternyata sepertinya cukup untuk 1 RT tinggali.

"Silakan Tuan, Nyonya kalian bisa turun. Tuan Vanno sudah menunggu." ujar si pramugari, lagi.

Ketiga orang itu lantas menuruni pesawat dengan hati - hati. Saat turun, mereka bisa melihat langsung pria yang terlihat sangat tua namun tetap gagah dibalut kemeja mafia khasnya itu.

"Geovanno, apa kabar, son?" tanya Kyle sembari memeluk Geovanno yang juga membalas pelukan Kyle.

"Baik, Pap. Di mana Putriku?" tanya Geovanno.

Kyle tersenyum. "Sedang tidur. Sepertinya aku akan meminta suaminya terlebih dahulu untuk menghampiri cucuku."

Redan tersenyum, lalu mengangguk. Cowok itu lantas diantar oleh pembantu yang sudah bekerja cukup lama di mansion milik Kyle ini.

Setelah mengelilingi mansion ini, akhirnya Redan bisa melihat Rara yang sedang tertidur dengan balutan piyama tipisnya. Redan merindukan Rara yang selalu keluar dari kamar mengenakan baju - baju seperti itu.

Redan memasuki kamar itu lalu menguncinya, seakan tak ingin ada seorang pun masuk dan menganggu waktunya bersama sang istri.

Redan duduk di tepi ranjang, tangannya terulur mengelus rambut Rara yang sedikit memanjang sekarang. Redan gemas dengan gadisnya itu.

Terdengar erangan dari Rara, samar Redan bisa melihat Rara membuka matanya perlahan. Redan tersenyum sembari melihat bangunnya Rara.

"Hai, Wifey."

Rara lantas membulatkan matanya dan langsung duduk. Rara memeluk erat Redan dengan air mata yang menggenang.

"Redan, aku kangen banget sama kamu!" ujar Rara di dalam dekapan Redan. Redan tertawa, lantas mencium kepala Rara.

"Aku juga kangen banget sama kamu. Kamu apa kabar? Keliatannya malah gendutan?" ledek Redan, membuat Rara memberenggut.

Keduanya lantas melepas pelukan mereka. Rara kini menatap Redan dalam, gadis itu tidak percaya bisa bertemu lagi dengan Redan, Rara pikir, setelah ia dibawa ke Itali, hidupnya akan hilang, hidupnya akan rusak.

"Di luar ada Mama sama Papa yang nunggu kita, mau keluar?" tanya Redan sambil mengelus - elus pipi Rara.

Rara menggeleng. "Di sini dulu, ya? Aku kangen banget sama kamu, Redan."

Redan tersenyum, lantas tertawa. Redan memilih berbaring dan mengajak Rara ikut berbaring. Sinar dari luar membuat mereka terlihat sangat bahagia karena pancaran muka keduanya.

"Aku sayang banget sama kamu, Redan."

Redan memeluk Rara, membiarkan Rara menghirup baju hitamnya itu, Redan lantas mengecup puncak kepala Rara sembari berucap, "I Love You too, Rara Raditha Thalia."

Begitulah hidup. Terkadang apa yang kita inginkan, justru bukan apa yang kita butuhkan. Kita harus mensyukurinya dan terus bersyukur kepada Tuhan agar diberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Teruslah berpikiran positif, berpikiranlah baik terhadap Tuhan kalian semua.

Rara bahagia pada akhirnya. Perjodohan ini tidak seburuk yang ia pikir pada awalnya. Justru, ia akan berterima kasih sangat terhadap kedua orang tuanya dan Tuhan yang sangat ia cintai.

Aku akan terus mengabdi menjadi istri yang setia. Aku akan terus menjadi istri yang baik, aku mencoba untuk menjadi apa yang kamu butuhkan. Aku cinta kamu, Redan Ferrio Trophy.

WELL WELL WELL, FINISSHHHH. GIMANA PERASAAN KALIAN? SENENG ENGGAK AKHIRNYA HAPPY ENDING?

AKU ENGGAK SETEGA ITU BUAT BIKIN KALIAN KECEWA SAMA AKHIR RARAN🤪🤪

MASIH ADA EXTRA CHAPTER NANTI. AKU AKAN UPLOAD SETELAH AKU UPLOAD CERITA TERBARUKU NANTI. SEE YOU ON THE NEXT STORY OF MINE, MY READERSSS🖤

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang