29. Sero Graciandro

1.8K 57 5
                                    

"Hai, Rara Raditha Thalia...," terdengar helaan napas, lalu disambung oleh perkataannya lagi. "...apa kabar? Pasti udah denger buat Mama, 'kan? Iya, sengaja gue bikin bua lo dan buat Mama. Gue harap, setelah lo denger ini semua, lo enggak akan ngasih ke Rero atau siapapun itu, gue berharap banyak sama lo, Ra. Ini untuk keselamatan lo sendiri dan keselamatan Mama gue."

"Selama SMA, hal terindah yang pernah gue temuin semua terdeskripsi karena hadirnya lo di hidup gue, Ra. Gue jadi inget waktu pertama kali gue dikasih foto sama Papa gue buat ngelakuin tugas sialannya itu," Sero menarik napasnya panjang. "Gue pikir, lo itu pasti Cewek enggak baik, karena itu Papa neror lo banget. Tapi, ternyata enggak sama sekali. Siapa sangka kalau anak Mafia yang jahat, kejam jatuh cinta sama orang yang harusnya jadi sanderaan orang tuanya sendiri?" Sero terkekeh miris.

Cowok itu lantas menunduk dan kembali bersuara. "Papa gue ketua Mafia Uni Eropa yang terkenal kejam banget, Ra. Mungkin lo enggak tahu kenapa tiba – tiba gue pengin kenalan sama lo waktu itu, 'kan? Gue juga tergila – gila sama permainan Papa waktu itu, sama kayak Rero yang mungkin masih mencari keberadaan lo sekarang."

"Gue bikin ini, supaya lo punya bekal saat bertemu Rero nanti. Gue tau Papa enggak mungkin ngelepas lo gitu aja, mengingat gue aja akan dihakimi satu minggu lagi sama orang tua gue sendiri."

"Inget waktu lo selalu bikin gue ketawa, inget waktu gue pengin banget ngejambak rambut Saetta gara – gara dia ngeledekin lo mulu suka sama gue. Astaga, gue suka banget sama lo, Ra, tapi gue enggak bisa ngungkapin itu semua karena gue merasa gue masih menjadi orang cemen untuk kehilangan diri gue sendiri," Rero menghela napasnya kembali. "Gue baru enam belas tahun, dan gue punya tugas yang gue yakin semua anak enam belas tahun enggak pernah ngebayangin itu semua. Terlahir dari keluarga jahat dan kejam dengan Ibu yang anggun dan selalu penyayang terhadap Anak – anaknya, bikin gue serba salah, Ra."

"Ra, satu hal yang belum pernah gue bilang sama lo. Gue sayang banget sama lo, Ra."

"Maaf gue cuma ninggalin ini dan kenangan kita yang enggak akan pernah gue lupain sekalipun gue mati," ujar Sero. "I Love You, Rara Raditha Thalia. Forever."

Setelahnya Rara menangis dengan banyaknya tisu yang sudah berceceran di lantai kamarnya. Rara kembali melihat CD yang Sero tinggalkan untuknya. Rara kembali mengenang bagaimana ia bertemu dengan Sero, bagaimana Sero selalu menjaganya, bagaimana Sera—Mamanya—menyayanginya bak putri sendiri. Astaga, Rara rindu itu semua.

Terhitung ini merupakan tahun ketujuh Sero meninggal. Dan sekarang Rara sudah menjadi Ibu Rumah Tangga dengan 1 anak laki – laki yang masih berumur 7 bulan.

Setelah menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas Negeri di Indonesia, Rara memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga dan membiarkan Redan meneruskan perusahaan Papanya. Sedangkan Rey? Rey sudah memiliki 2 anak sekarang, tentu bersama Reghina. Setelah insiden anak pertamanya, Rey langsung meneruskan kuliah di Harvard dan mendapat cumlaude serta akselerasi membuat Rey hanya menghabiskan waktu 3 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya.

Rey mencinta Reghina sekarang. Redan juga mencintai Rara, ditambah mereka sudah seperti keluarga bahagia sekarang.

Saat sedang mematikan layar TV di kamarnya, Rara mendapati Redan tengah melepas jas kerjanya dan menaruhnya di gantungan baju dekat pintu kamar mereka.

Oh, ya. Redan sudah mapan sekarang, Pria itu sudah memilih tinggal di 1 rumah bak istana di bilangan Tangerang Selatan.

"Kenapa, sayang?" tanya Redan, seraya mendekat ke arah Rara. "Kamu kenapa?"

"Zeremy mana?"

Ya, Redan seakan sangat mencintai anak satu – satunya itu. Istrinya menangis yang dicemaskan tetap anaknya terlebih dahulu.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang