17. Rey dan Rara

1.6K 45 8
                                    

Sambil denger ini ya):

🌿

Ribuan foto yang sengaja ia simpan di galerinya dengan judul 'Rara's💖' itu hanya bisa ia lihat dan ia rindukan. Bukan Rey namanya jika tak narsis dan tak mengabadikan apapun dan di manapun mereka berada di handphone Rara. Alasannya pun selalu sama.

"Kalau lo kangen, lo kan bisa ngeliatin ini,"

Dan ternyata apa yang diucapkan Rey kini terjadi. Baru kali ini ia merasa sangat rindu dengan seseorang. Ia paling tidak suka dan tidak mau dibicarakan bahwa ia bucin, namun, kali ini ia akan rela jika ia diledek bucin, asalkan ia bisa berduaan dengan Rey kembali.

Tentang hubungan mereka berdua, Rara dan Rey bahkan belum mengucapkan kata putus atau berakhir. Keduanya hanya berinisiatif untuk saling menjauh dan tak menghubungi satu sama lain. Terhitung sudah genap 2 minggu Rey tak menemui bahkan menghubungi Rara. Rara pun tak berniat untuk menghubungi Rey duluan. Bukan karena gengsi, tapi karena ia harus menjaga perasaan suaminya kini.

Redan memang tak pernah memeriksa handphone bahkan privasinya. Hanya saja Rara tahu bahwa Redan tak pernah berniat untuk mengkhianati Rara. Dan sampai kini, Rara masih belum bisa menumbuhkan rasa cinta bahkan sayang sedikitpun untuk Redan. Rara pun bisa merasakan bahwa Redan terkadang merasa tidak nyaman dengan dirinya.

"Diliatin aja terus, coba nengok belakang."

Rara terdiam. Gadis itu tercekat oleh salivanya sendiri. Ia tak bisa berbicara apapun. Apapun yang ia ingin lakukan sekarang hanyalah berbalik, memeluk dan melepas rasa rindunya untuk lelaki yang kini berada di belakangnya itu.

Rara berbalik, menatap Rey dengan tatapan sendu sekaligus rindu yang mendalam. Gadis itu menaruh handphonenya di saku rok sekolahnya. Rara maju 1 langkah dan menatap Rey yang cukup tinggi untuknya. Gadis itu kini berada di rooftop, meratapi nasib buruknya. Namun, siapa sangka kalau Rey akan menghampirinya dengan sukarela?

"Rey ..." panggil Rara, lemah.

Rey tersenyum, cowok itu maju 1 langkah. "Ra ..." balasnya.

Rara tersenyum sendu, gadis itu menunduk, tak mau Rey melihatnya dengan keadaan buruk seperti ini.

"How are you?" tanya Rey sambil membelai rambut Rara yang sengaja digerai itu.

Rara mendongak, lantas menjawab, "Gue baik. Lo?"

Rey tersenyum sambil terus membelai rambut Rara yang lembut itu. "Sama. Gue juga baik-baik aja. Tapi, kayaknya enggak sebaik elo, sih."

"Kenapa?"

"Karena, gue selalu mikirin gimana caranya biar gue sama lo selalu sama-sama," jawab Rey. "Tapi, itu terlalu halu buat kita. Ya, kan?"

Rara menunduk, lantas memeluk Rey sekuat-kuatnya. Gadis itu menangis di dada Rey, lagi dan lagi. Tanpa memedulikan akan basahnya baju seragam Rey, Rara terus menangis dan memeluk Rey dengan segenap hatinya.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang