21. Hati atau Jantung

1K 28 1
                                    

Dengerin lagunya ya, hehe

"Tapi, gue enggak mau hubungan gue sama Rere rusak, Rey. Gue enggak mau dia terpuruk sendiri."

Redan terdiam di tempatnya. Ia memang ingin ke kamar mandi laki - laki, namun sepertinya hari ini ia harus mendengar pembicaraan intim terus - menerus.

Rey tersenyum, lalu mengelus pipi Rara manis. "Lo ngomong baik - baik sama dia, ya? Kadang emosi emang sejahat itu, tapi, sahabat lo bener - bener baik ke lo, 'kan? Terlepas dari itu semua."

Redan mengumpat di balik pilar yang cukup besar untuk menjadi tempatnya bersembunyi. Tangannya sudah mengepal, bisa - bisanya Rara sebaik itu?

Rara mengangguk.

Rey tersenyum. "Maafin dia, Ra."

Redan marah. Cowok itu menggertakan giginya, lalu memasuki kamar mandi laki - laki dengan amarah. Redan benar - benar tidak mengerti, mengapa Rara begitu menurut dengan apa yang dikatakan Rey? Apa yang membuat Rara seperti itu? Cinta? Memikirkannya membuat Redan sebal.

"Wis, santai Bang mukanya, udah kayak mau nikam wajah sendiri aje." tiba - tiba Fahri keluar dari salah satu bilik kamar mandi.

Redan melemahkan kepalan tangannya, lalu menoleh ke arah Fahri. "Ternyata lo di sini. Dicariin sama Novi."

Fahri tercengir. "Sakit perut, Red. Sumpah perut gue udah kayak abis keracunan, melilit abis."

"Bodo amat."

Fahri berdecak, lalu mencuci tangannya di washtafel. Sembari memakai sabun, Fahri melirik Redan yang juga meliriknya.

"Apa?!" seru Redan.

"Dih, galak banget kayak harimau pms. Santai dikit, sih?" Fahri mengibas - ngibaskan tangannya guna membuang air yang masih menghinggap di tangannya.

Redan lantas keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Fahri yang sudah memanggilnya berkali - kali untuk memintanya menunggui dirinya.

Saat keluar dari kamar mandi, Redan melihat Rara yang sedang berjalan juga. Redan berhenti sebentar, saat Rara melihatnya, gadis itu tersenyum dan mengangguk, berniat menyapa Redan. Namun, Redan hanya melengos dan meninggalkan Rara yang menatapnya bingung. Fahri yang melihat Rara menyapa sahabatnya pun bingung, sejak kapan Rara berdamai dengan Redan?

"Woy, Rara kok bisa senyumin lo, sih?" tanya Fahri, saat mereka sudah berada di koridor kelas 11.

Redan mengendik. "Salah liat."

"Dih, apaan lo ngatain gue punya masalah penglihatan?! Jelas - jelas dia senyum ke elo."

Redan hanya diam menanggapinya. Sedangkan Fahri memberenggut karena merasa direndahkan oleh Redan. Keduanya pun berbelok ke arah ruang Osis, karena memang keduanya memiliki urusan di sana.

"Fahri! Ke mana aja? Gue cariin juga!" seru Novi, saat keduanya memasuki ruang Osis.

Fahri tersenyum cengengesan. "Masalah perut," ujarnya, menjawab. "Panas banget, sih? Lo pada biasa tinggal di gurun apa?"

Fahri pun mengambil remot AC yang berada di dekat sofa dan menyalakannya hingga 17 derajat. Setelahnya, Fahri berdiam di bawah AC, membuat beberapa orang mengutukinya karena ruangan menjadi bau asem karena tubuh Fahri.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang