Unna mengayunkan kaki menuju kantin, kaki jenjangnya bergerak dengan indah. Saat teriknya sinar matahari menyentuh kulitnya terlihat kultnya juga bersinar. Semilir angin siang hari menerpa wajahnya memberian efek menyejukan di wajah. Tak mau kalah angin juga menerpa rambut panjangnya menjadkan rambut itu bergelombang dan berkibar bak lan shampoo.
Unna berjalan layaknya model professional yang sedang berjalan di atas catwalk, tentunya membuat seluruh pandangan mata yang di lewat tertuju padanya termasuk 3 wanita cantit yang sedari tadi menatapnya tajam seperti ingin menerkamnya pada saat itu juga.
Menghembusan nafas lelah dan memutar matanya lelah Unna tetap berjalan ketika ketiga wanita cantik itu berjalan menujunya.
"Issh ayolah ini udah lewat dari jam makan siang dan sekarang gue laper abis nunguin dosen masa sekarang mau makan aja di halingin sih" gerutu Unna dalam hati dan tetap berjalan menuju kantin yang kini jaraknya tinggal 100 meteran.
"Ehh tumben nih princess kita sendirian?" tanya salah satu dari ketiga wanita cantik yang kini tengah meghadang jalannya.
"What? Apa kata lo barusan? Princess? Mana ada princess namanya kampungan gitu?" ujar si wanita kedua
"Haha mana kacung-kacung lo? mereka udah muak ya lihat tingkah sok polos lo itu? sama dong kaya gue, gue juga udah muak banget liat tingkah lo yang sok polos itu" ucap s wanita ketiga
Unna diam. Unna malas jika harus berdebat dengan orang-orang seperti mereka. Meladeni mereka sama saja buang tenaga dan waktu, oleh karena itu Unna lebih memlih mengabaikan mereka dan tetap melanjutkan langkahnya menuju kantin. Saat Unna sampai di kantin Unna bisa mendengar suara kekesalan dari salah satu wanita itu,lalu Unna tersenyum puas.
"Bu, aku pesen mie ayam sama milkshake strawberry satu ya"
Setelah memesan Unna langsung mengedarkan pandangannya mencari meja kosong, ia melihat ada satu meja kosong berada di pojok tidak terlalu jauh dari warung dimana ia memesan makanan tadi. Saat akan menuju meja itu pandangan matanya menangkap sosok laki-laki yang tengah tertawa bahagia bersama teman-temannya entah menertawakan apa, yang jelas Unna juga ikut bahagia melihat tawa itu keluar dari mulutnya, kemudian Unna melanjutkan langkahnya menuju mejanya.
Brukk, suara buku yang di lempar ke meja mengagetkan Unna yang tengah memainkan ponselnya sambil menunggu pesanannya datang, untungnya ponselnya yang tengah di pegangnya tidak sampai jatuh ke lantai kantin.
"Apaan sih ngangetin gue aja" ujar Unna kesal
"Soryy, gak sengaja elah na"
"Gak sengaja tapi kenceng banget lemparnya, sekalian aja timpukn ke gue "
"Oke,, sini gu..."
"Lauren and the gank tadi gangguin lo lagi na?" tanya pria yang duduk berhadapan dengan Unna yang sedari tadi diam melihat kelakuan dua sahabatnya.
"Iya tad.."
"WHAT SI MAMA LEMON ITU NGAPAIN SIH GAK CAPE APA GANGUIN LO MULU NA?" tanya Elisa memotong ucapan Unna.
"Elisa, mulut lo" "Elisa bisa budek gue" Ujar Unnna dan Rifki bersamaan.
"Ahelah iya..iyaa sorry.. kebiasaan" ujar Elisa sambil menampilkan barsian giginya yang rapih.
"Iya seperti biasa, tapi gue bisa hadepin mereka. Kalian gak usah khawatir gitu"
"Rasanya peng.."
Belum sempat Elisa berbicara lagi makanan yang mereka pesan sudah datang.
"Makan dulu, sesi tanya jawabnya nanti aja gue laper" ujar Unna lalu mereka makan pesanan masing-masing dengan lahap terutama Elisa yang terlihat sangat kelaparan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Munnah (END)
ChickLitCerita ke-2 ONLY FOR ADULT 21+++ __________ Aku yakin 3000% nama adalah do'a. Jika kalian tidak percaya terhadap keyakinanku. persyaiton dengan kalian. Tertanda: Maemunnah Masa kini 💋💋💋