Dering alarm dari sebuah ponsel menggema di sebuah kamar, sama sekali tak mengusik tidur seorang gadis yang masih bergelung dalam kasur yang terasa lebih empuk dari biasanya, guling yang terus menempel padanya, kali ini gulingnya terasa lebih hidup dari biasanya dan selimut yang terasa lebih hangat memberikan rasa nyaman dan tidak mau beranjak dari ranjang itu.
Dering alarm berhenti, berdering kembali setelah lima menit kemudian dengan dering volume yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
"Matikan alarmnya. Berisik, na".
Seolah ucapan itu mantra atau setuju dengan ucapan tersebut si gadis mencari ponsel yang berada di nakas untuk mematikan alarm tersebut. Mata yang terpejam, tangan yang berusaha merogoh nakas, tapi tak sampai, si gadis memutuskan untuk mengerakkan tubuhnya lebih tinggi untuk menggapai ponsel tersebut tapi saat ia ingin bergerak tubuhnya terasa berat seperti ada yang memeluknya, si gadis bergerak gelisah sehingga pelukan tersebut sedikit melemah akhirnya dia bisa mematikan alarm yang kemungkinan akan berbunyi kembali sebentar lagi. Setelah berhasil mematikan alarm tersebut si gadis kembali memejamkan matanya dan memeluk guling tersebut.
"Loh kok gulingnya bisa balik pelukan gue ya?"
Dengan rasa malas dan penasaran si gadis mencoba membuka mata dengan perlahan, kemudian membiasakan cahaya yang masuk dalam retina matanya. Saat kesadarannya sudah datang, ia tahu siapa yang membalas pelukannya.
"KAK RYO?"
"Apa sih na pagi-pagi teriak-teriak gitu? Kuping kakak bisa budeg kalau kamu tiap pagi teriak gitu?"
"Kok aku bisa tidur di kamarnya kak ryo?"
" Kamu lupa semalam kamu kalah main game dan yang kalah harus memenuhi satu permintaan yang menang. Well kakak menang jadi yaa kakak minta kamu tidur bareng kakak"
Unna berusaha mengingat kejadian semalam, tidak mungkinkan setelah minum obat tolak anginia jadi lupa ingatan? unna berusaha mengingatnya kembali ternyata benar apa yang di katakana kakaknya termasuk ia yang meminta dipeluk dengan erat karena kedinginan.
"Sudah ingat semua?"
Unna mengangguk polos.
"Kamu sudah sehat? Apa mau kakak panggilkan dokter saja?" uajar Ryo bergerak untuk memegang dahi Unna. Saat Ryo bergerak ke atas Unna dapat merasakan sesuatu yang mengesek kewanitaannya dari luar. Unna mulai was-was ketika Ryo mengeratkan pelukannya karena sekarang Unna bisa merasakan penis Ryo yang sedang menusuk-nusuk perutnya.
"Kak, are you horny with me?" tanya Unna lirih tapi masih bisa terdengar oleh Ryo.
"No, I'm not"
"Then tell me, what happened to your dick?"
"Okay, I will tell you, listen carefully baby. This is not horrny baby but the nature of a man in the morning. In the morning every normal male dick they will wake up and limp. Asal kamu tahu baby, saat seorang laki-laki bangun di pagi hari kondisi kejantanan setiap laki-laki sama that is very..... fitting. Seharusnya kamu bertanya pada mereka yang miliknya tidak bisa bangun saat pagi hari, whether he is a normal man or not. not asking the opposite"
"You brainless pervert. It only contains the groin of women and now lepaskan pelukan kak Ryo aku tidak nyaman dengan penismu yang menusuk perutku"
"Baiklah, semalam aja mintanya dipeluk terus, giliran sekarang kakak yang minta peluk malah gak boleh"
"Lepas kak, mending sekarang kakak ke kamar mandi, aku harus siapkan baju untuk kakak ke kantor kan?"
"Okay, kakak bangun" ujar Ryo sambil berlalu menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Munnah (END)
ChickLitCerita ke-2 ONLY FOR ADULT 21+++ __________ Aku yakin 3000% nama adalah do'a. Jika kalian tidak percaya terhadap keyakinanku. persyaiton dengan kalian. Tertanda: Maemunnah Masa kini 💋💋💋