Bab 13

22K 579 16
                                    

Happy reading

Bacanya pelan-pelan saja biar kerasa panjang

-----------------

Tiinn ... tiiiin

Suara klakson mobil terdengar di bareng dengan suara pesan masuk dalam ponsel Unna. Unna mengambil ponselnya yang ia letakan di meja ruang Tv kemudian jarinya bergerak lincah membuka pesan tersebut.

Gue udah di depan, lo cepetan keluar.

Setelah membaca pesan itu Unna melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Sampai di gerbang rumahnya Unna melihat Elisa sudah menunggu di samping mobil.

"Lama?"

"Gak, yaudah langsung masuk aja ntar keburu malem"

Unna mengangguk lalu masuk ke dalam mobil bagian penumpang sedangkan Elisa masuk di bangku pengemudi. Malam ini Unna memakai celana jeans, baju berwarna marun yang di padu padakan dengan sepatu kets putih. Sedangkan Elisa menggunakan dress berwarna biru.

"Lo udah ngabarin Edo kalau mau pergi?" tanya Elisa di tengah perjalanan.

"Udah, gue bilang mau nongkrong sama kalian"

"Dia ngijinin?"

"Iyalah, kalau gak ngijinin. Gue gak bakal bisa keluar bareng lo" ujar Unna sedikit teriak

"Wisss, sabar dong.. gak usah ngegas gue cuma nanya doang kali. Terus lo udah minta ijin sama ka ryo lo itu?"

"Belum" ujar Unna seringan kapas

Ckiiit. Terdengar suara mobil yang mengerem mendadak.

"Lo apa-apaan sih mau bunuh gue ya. Ngerem mendadak gini?"

"Gila lo na, gak ijin dulu sama kakak lo. ntar kalau kakak lo tiba-tiba nyeret lo pulang gue gak ikut-ikutan ya"

"Kakak gue lagi ke Bandung, dia gak bakalan tahu. Lo tenang aja mending lo nyetir aja yang bener"

Duapuluh lima menit mereka membelah jalanan malam yang lumayan macet akhirnya sampai di Dominous Club & Billiard. Unna melangkahkan kakinya masuk ke dalam club, mengikuti langkah Elisa yang berada di depannya. Malam ini club terlihat ramai, mungkin karena besok tanggal merah, semua orang libur dan sebagian orang-orang itu menghabiskan sisa malamnya di tempat disini. Unna bukan orang yang suka dunia malam cuma sesekali ia datang kesana menemani sahabatnya atau ada acara ulang tahun temannya. Malam ini setelah seharian di rumah dengan kegabutannya Unna ingin merasa bebas apalagi kakaknya sedang tidak ada di rumah, kesempatan langka untuk Unna bisa keluar malam dan Unna tidak akan melewatkan kesempatan itu.

Saat Unna sampai di dalam club, ia langsung disambut dengan suara hingar-bingar musik yang berdentum terdengar menggema di telingga, beberapa orang yang sedang menggoyangkan tubuhnya di dancefloor, di sertai lampu club yang bergerlap menemani liukan gerakan mereka, jangan lupakan asap rokok yang bertebaran menghiasi udara di club.

"Di sebelah sana na" ujar Elisa menunjuk sebuah sofa yang berada pojok ruangan.

Unna mengangguk, lalu berjalan tetap mengikuti langkah Elisa. Saat mereka sudah ada di lantai empat, disini suasananya lebih tenang daripada lantai pertama tadi.

"Lo udah booking tempat ini?" tanya Unna ketika mereka sudah duduk di sofa.

"Bukan gue tapi Anna yang booking tempat ini. Dia tau kalau lo gak suka tempat berasap rokok jadi ya di booking disini deh"

"Ohiya?"

"Hmm"

"Bukannya tu anak lagi ke Bandung ya? Jenguk neneknya kalau gak salah kan?"

My Munnah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang