Bab 09

28.1K 525 43
                                    


Happy valentine day's buat kalian yang merayakannya, apa makan hari ini buat kalian?

Happy reading, ini 2000 kata lebih jadi pelan-pelan saja bacanya yaa

-------------------

Pukul 19.30 WIB Unna sudah siap berangkat ke pesta namun setengah jam menunggu orang yang akan menjemputnya tidak kunjung datang, lelah menunggu Unna menyalakan layar plasama TV yang sedang menanyakan serial yang tokoh utamanya menceritaan perojekan.

Sesuai tema pesta malam ini Unna menggunakan gaun merah marun dengan model off shoulder yang memamerkan bahu putihnya, rambut hitam panjang yang bisa Unna gerai kini rambut itu di buat curly pada ujung-ujung rambutnya, make up natural yang Unna gunakan menambah kecantikan di wajah Unna, serta clutch dan flatshoes yang senada dengan warna bajunya. Sungguh Unna terlihat sangat cantik malam ini.

Saat tengah asyik menonton TV, Unna di kagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba duduk disebelahnya begitu saja.

"Loh kamu belum berangkat?"

"Elisa belum jemput aku, kak"

"Mau berangkat bareng kakak aja?"

"Hmm gak usah kak, aku nunggu Elisa aja. Kasihan ntar Elisa udah cape-cape kesini tapi aku udah berangkat duluan. Btw, udah rapih mau kemana?"

"Kakak mau ketemu Melvin. Serius kamu gak mau bareng kakak aja na? kita searah loh ini"

"Gak usah ka, aku nunggu Elisa aja"

"Yaudah, kalau gitu kamu hati-hati yaa, pulangnya jangan lebih dari jam dua belas malam kalau kamu gak mau tidur di luar. Kakak pergi dulu"

Cup. Ryo mengecup kening Unna.

Cup. Unna mencium pipi kanan Ryo sekilas sebagai balasan ciuman di keningnya.

Suara gaduh di ruang tamu mengusik konsentrasi Unna menonton TV. Penasaran, apa yang sedang terjadi Unna langsung melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Sampai di ruang tamu Unna melihat Elisa yang tengah berdebat Rifki. Unna tidak heran lagi jika ada dua manusia itu bersatu jangan berharap kedamaian datang dalam dunia kalian.

"Kalau kalian mau ribut sana di halaman rumah gue aja, luas dan gue gak khawatir barang-barang koleksi bunda bakal hancur" ujar Unna menginterupsi keduanya.

"Ah elah santuy ngapa, kaya ga pernah..."

"Heh. Maemunah. Lo hutang penjelasan ya sama gue"

"Ntar dulu ki, gue mau ngomong dulu sama ni anak satu" ujar Unna sambil menarik Elisa agak menjauh dari Rifki. Tanpa menunggu waktu lagi, Unna langsung memberikan pertanya bertubi-tubi pada Elisa.

"Kenapa telat? Kenapa lo jemput guenya sama Rifki juga? Rifki udah tahu siapa gue sebenernya? Gimana Rifki bisa tahu? Sejak kapan Rifki tahu tentang gue?"

"Sorry, na, hiks gue salah. kali ini hiks g-gue gak bisa bohong lagi sama Rifki.. G-gue.."

Ucapan Elisa terpotong oleh Rifki yang tiba-tiba sudah ada di dekat Unna dan Elisa. "Gue udah tahu semuanya. Tega ya lo na sama gue, gak sepercaya itu ya lo sama gue?"

"Gue percaya sama kalian gue masih takut buat ceritain semuanya tapi gue udah memberanikan diri gue sendiri buat cerita ke kalian besok siapa gue sebenarnya. Gue gak sanggup nutupin ini lagi dan gue juga tahu lama-lama pasti kalian akan curiga dan tahu siapa gue sebenarnya"

"Na, gue tahu gue salah. Rifki maksa gue buat cerita dan gue gak tahu mau alasan apalagi untuk nutupin semua ini. Gue bukan sahabat yang baik, gue gak bisa simpen rahasia lo dengan baik... lo boleh marah sama gue tapi please maafin gue yaa" Ujar Elisa dengan wajah memelas dan takut

My Munnah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang