Bab 10

28.8K 472 26
                                    

Happy Reading

---------------------

Sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah gorden dalam sebuah kamar, membangunkan seorang gadis yang masih bergelung dengan selimutnya. Bola matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dalam kedua retina matanya. Mengedarkan pandangan, merasa aneh karena saat ia terbangun bukan berada di kamarnya. Ahh iya baru teringat semalam ia tidur bersama kakaknya lagi, akibat kegiatannya dengan sang pacar yang hampir kelewat batas jarak aman pacaran menurutnya, untung saja bayangan kakaknya tiba-tiba melintas di pikirannya membawa dia ketitik sadar, jadi hal yan tidak diinginkankanpun tidak terjadi. Merasa bersalah pada sang kakak, akhirnya ia meminta untuk tidur bersama.

Saat akan melangkahkan kakinya keluar kamar suara pesan masuk dari ponselnya meghentikan niat itu. Ia duduk kembali buru-buru mengecek pesan masuk dan ternyata pesan itu hanya berasal dari operator seluler yang mengingatkan untuk mengisi pulsa karena dua hari lagi kartunya akan memasuki masa tenggang.

"Gue kira pesan masuk dari Edo, tahu dari operator gak bakal gue buka" ujar Unna kesal. Saat mematikan layar ponselya tiba-tiba layar ponselnya kembali menyala menampilkan nama Elisa disana.

"Kenapa sa? Pagi-pagi nelepon gue?"

"Pagi lo bilang, ini udah siang. udah jam 10 lebih. lo baru bangun pasti ya? Abis nangis semalaman gara-gara inget kejadian semalam?"

"Iya gue baru bangun, capek abis pesta semalem"

"Gue turut berduka yaa haha...Dinda semalem nanyain kok lo pulang gitu aja acaranyakan belum selesai? eh kita nongkrong yuks di tempat biasa biar lo bisa cerita ke gue gimana semalem? Kan lo langsung pergi gitu aja tanpa pamit"

"Hmm, guee..."

"Pokoknya lo harus wajib datang ke tempat biasa buat cerita kejadian semalem ya na"

"Okey, sore nanti ketemuan di tempat biasa yaa"

Tut. Unna menutup sambungan telelpon itu begitu saja. Kini tangannya bergerak lincah menuju aplikasi Whatsapp disana ia melihat beberapa pesan masuk, tidak berniat membalas pesan-pesan itu kecuali pesan chat dari kakaknya.

From: Kak Ryo

Kakak berangkat kerja ya na, maaf gak bangunin kamu, tadi kamu tidurnya pules banget. kakak jadi gak tega buat bangunin kamu.

Setelah membaca pesan itu Unna langsung mengetik sesuatu disana

To: Kak Ryo

Iya, gak papa kak.... Semangat kerjanya yaa

Iseng Unna membubuhkan emoticon orang yang sedang berpelukan dan sebuah ciuman di akhir pesannya.

Send...

Unna menscroll kembali pesan yang masuk, siapa tahu ada pesan dari Edo terselip tapi ternyata nihil. Edo tdak mengirim pesan ataupun penggilan telepon. Unna menghembuskan nafaasnya secara kasar lalu beranjak meninggalkan kamar Ryo.

*

Setelah brunch Unna mengajak mbok Midah pergi ke mall untuk berbelanja kebutuhan bulanan yang sudah habis. Satu jam berlalu kini di tangannya sudah penuh dengan kantong belanjaan, kini Unna dan mok Midah tengah berjalan menuju parkiran mobil. Saat Unna berjalan melewati toko perhiasan tiba-tiba ada seseorang menabraknya dari belakang, Unna memutar tubuhnya ingin tahu siapa yang telah menabraknya. Dua pandangan mata itu bersiborok, Unna tahu siapa yang menbaraknya dari belakang menyebabkan ia hampir tersungkur kalau saja tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"Maaf yaa tante gak sengaja, tante lagi buru-buru soalnya. Kamu gak papakan?"

"I-iya tante, aku gapapa" Ujar Unna gugup. "Tante, Mamahny Edo bukan?"

My Munnah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang