duka lisa part2

92 7 0
                                    

Lisa pov

Hari ini dipagi hari yang ditemani gerimis yang membasahi bumi, kuantarkan jiwa hatiku, orang yang berharga atau permata hatiku ketempat terakhirnya.

Kerumunan orang dengan baju gelap serta isak tangis yang menjadi suara saat dipemakaman. Proses pemakaman telah usai. Badanku gemetar hebat dengan badanku lemas seketika melihat tubuh nenekku masuk liang lahar. Sungguh tidak iklas untukku, namun keluargaku terus menenangkanku. Karna mereka tahu, akulah cucu paling dekat dengannya.

Setelah usai acara proses pemakaman, semua keluarga, kerabat dan yang lainnya pulang kerumah masing2. Aku melangkahkan kaki begitu berat untuk meninggalkan tempat nenekku untuk selamanya.

Sampainya dirumah, tangisku pecah saat tanteku mencoba menenangkanku. Mereka tahu akulah orang paling dekat dengannya. Bahkan menjadi tempat aduan pertama saat dinyatakan vonis penyakitnya.

****
Sekolah

Lisa pov

Tiga hari sudah berlalu setelah aku ijin tidak masuk sekolah. Sudah tiga hari nenekku pergi untuk istirahat selamanya. Mencoba iklas walaupun sangat sulit.

Saat sampai dikelas, kulihat sahabat2ku memelukku erat secara bergantian.

"siwon yang kuat yah" ucap ghea saat memelukku, aku hanya mengangguk lalu tersenyum.

"sa, lu orang paling tegar. Pasti bisa kok menghadapi hidup ini" ucap maya dengan lirih, akupun hanya mengangguk lalu tersenyum.

"siwonku sayang, maafin beby yah kemaren gak datang. Soalnya kan rumah lu jauh. Sorry. Semangat sayangnya beby. " ucapnya dengan wajah sedihnya namun terlihat lebay sih, akupun hanya mengangguk lalu tersenyum

"lisa, gue pernah ada diposisi lu sa. Gue tau arti kehilangan. Kita saling semangatin aja sa. Gue yakin lu kuat kok. Happy always my best friend" ucap dinda yang membuatku terharu

"din,apa yang lu lakuin saat hidup lu berada diposisi gue supaya gue benar2 bisa jalanin hidup ini? " ucapku saat memeluk dinda

"sabar dan iklas sa" ucapnya saat melepaskan pelukanku

"sa, lu yang kuat yah sa"ucap jeni

Entah kenapa bayangan saat 4 hari yang lalu membuatku merasa kecewa pada jeni. Andai aku kerumah sakit lebih awal, mungkin saja aku masih bisa ngobrol dengan nenekku. Ini semua karna jeni, yang memaksaku untuk ikut acara rohis.

Akupun hanya diam tanpa membalas pelukannya. Berbeda dengan yang lainnya.sungguh rasa kecewaku terhadap jeni membuatku malas untuk berdekatan dengannya.

Dinda yang mengerti tentang situasi ini, mencoba tersenyum dan memberi tatapan agar bisa iklas dan memaafkan jeni. Yah dindalah yang tau akan kesalku terhadap jeni.

Jeni yang merasa aku cuekkan hanya diam, mungkin banyak pertanyaan.

"lisa, gue takut tau pas lu bilang kalau lu mau ikut nenek lu pergi. Gue takut lu stres terus bunuh diri deh. Jangan yah sa, dosa loh" cerocos ghea membuat suasana kembali normal.

Aku dan yang lain hanya terkekeh dengan ekpresi ngomongnya ghea yang lebay.

"apaan sih ge? Gue juga mikir kali" ucapku dengan kekehan

"gitu dong ketawa " ucap beby dengan menggodaku

Aku hanya berdecak lalu tersenyum menatap mereka, berbeda saat menatap jeni.

*****

Lisa pov

Seiring berjalannya waktu, aku bisa menghilangkan rasa sedihku atas kepergian nenekku. Tentunya ulah sahabat2ku, akupun sudah memaafkan jeni.

Mungkin efek hawa kehilangan membuatku larut dalam kesedihan dan rasa kecewa yang kulampiaskan terhadap sahabatku sendiri.

Kini aku hanya bisa mengikuti alur waktu yang akan membawaku ke arah2 tertentu. Hanya doa dan pasrah untuk menjadi penyemangatku.

BEST FRIEND FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang