story lisa

41 1 0
                                    

Lisa pov

Liburan kali ini benar2 tak bisa membuatku bahagia. Hmmm..  Memangnya kapan diriku bisa liburan bahagia?  Terakhir saat nenekku masih ada dan sehat.

Cerita tentang sakitku guys.

Perkemahan yang membawa bencana untukku, sepulang dari perkemahan aku mengalami sesak nafas dan dari sanalah aku sering terkena asma. Bahkan pernah sampai 4 jam dan dibawa kerumah sakit. Mencemaskan semuanya.

Saat itu, aku pulang dari rumah sakit. Seperti biasa. Aku sakit2an guys, maka dari itu aku harus cek seluruh tubuhku dengan ronsenan, agar tahu kenapa aku harus sakit terus menerus. Bahkan obat adalah teman sejati yang setiap bulan harusku minum. Dari sakit kecil sampai sakit yang mampu membuat tubuhku lumpuh dalam hitungan jam dan tentunya menyiksaku.

Beruntung, yang punya kosan sepasang suami istri yang sudah menganggapku cucunya sendiri. Abah dan emak panggilanku pada mereka. Sungguh aku sangat menyayanginya, merekalah menjadi pengadu saat aku terpuruk dalam hal apapun. Sungguh keluarga baru yang akan kukenang sampai akhir hayatku.

Saat itu, aku mengalami lumpuh dari ujung pinggang sampai kakikku tak bisa bergerak, menangis hanya itu yang kulakukan, tak ingin membuat keluarga cemas, beruntung emak dan abah merawatku dengan baik dan telaten, takut yah aku sangat takut tak bisa sembuh. Bagaimana kalau aku lumpuh?  Sebetulnya itu sering aku alami dari dulu smp, namun hanya sakit pinggang sampai berhari2 dan kuanggap sakit biasa. Namun, kali ini berbeda aku benar2 mengalami lumpuh yang sulit dipercaya.

Tak ada yang tahu keluarga ataupun d'rainbow. Hanya keluarga abah kosanlah yang tahu. Bahkan, aku mempunyai dokter langganan yang sudah menyarankan aku untuk periksa tubuhku, karena seringnya aku berobat sampai tak pernah menyebut nama lagi.

Beruntung malamnya aku kembali sembuh. Entahlah penyakitku ini seperti permainan saja.

Karena penasaran, akupun berobat dan melakukan USG. dan hasilnya luar biasa mengejutkan. Bahkan keluargaku tak ada yang percaya dan sulit memang. Dokterpun mengecek berulang2.

Sedikit cerita saat diperiksa.

"eh, kamu jual ginjal yah? "

Degh

"maksud dokter? "

Aku benar2 bingung dengan ucapannya.

"nih yah kamu lihat sendiri! Ginjal kanan ada, nah yang kiri gak ada nih"

Aku hanya cengong seketika, bagaiman bisa? Berati aku hidup dengan satu ginjal selama ini.

"ahk masa sih dok? "

"yeeh.. Gak percaya. Saya dari tadi periksa terus. Kamu donorin yah? "

"yah enggaklah dok enak aja. "

"terus ini kenapa kok gak ada. Suster panggil sodaranya! "

Susterpun keluar memanggil keluargaku yang kebetulan om agus yang mengantarkanku. Tak lama dia kembali.

Dokterpun menjelaskan sama om agus. Om agus terkejut bukan main, begitupun denganku. Kita saling tatap.

"ini hasilnya pak" memberikan hasilnya padaku dan om agus

"jadi selama ini saya terlahir dengan ginjal satu dok? " dokterpun mengangguk

"apa yang kamu rasakan selama ini? "

"sakit terus"

Dokterpun mengangguk paham.

Akhirnya dokter menjelaskan semuanya padaku dan om agus. Tak ingin menangis namun hanya terkejut saja. sudahlah terima nasib. Leraiku untuk menguatkan hatiku sendiri.

Kata2 yang tak bisa hilang dari ingatanku.

"kamu gak akan hidup normal pada umumnya. Kamu juga akan terus sakit, bahkan ada kemungkinan buruk diusiamu menginjak 20 keatas. Tentunya kamu harus sering cek up demi kesehatanmu sendiri. Jangan terlalu capek dan istirahatlah dengan baik "

Kata2 itu sudah membuatku takut dan menjawab sudah semua teka teki ini. Ok lisa. Lu harus bisa kuat dan menjalani semuanya.

Semuanya aku ceritakan pada keluargaku dan pada sahabatku beby. Bebylah orang paling dekat saat2 ini. Entahlah aku merasa nyaman dengannya, akupun menceritakan semuanya,betapa terkejutnya saat mendengar ceritaku.

Bahkan beby menjadi overprotektif untukku. Karena dia tahu sekarang penyakitku. Bukan penyakit. Namun kenyataan yang suatu saat akan membuatku tak berdaya. Kemungkinan2 akan terjadi.

Beby sahabat yang memang selalu perhatian lebih, bahkan saat aku asma 4 jampun. Hanya nama bebylah yang bisa kusebut.

Menangis yah beby saat itu menangis. Diapun mengantarkanku sampai keklinik dan tak sampai rumah sakit karena besoknya akan sekolah, walaupun awalnya katanya dia ingin ikut. Merasakan beby menyayangiku.

Yah, intinya dari anak d'rainbow akulah yang hidupnya kurang semuanya namun tetap mensyukuri.

Aku benar2 kecewa pada jeni waktu itu, dan tentunya sama maya dan dindapun sama. Entah, mereka seolah menghilang bak ditelan bumi disaat aku membutuhkannya. Hanya beby, beby dan bebylah yang selalu ada.

Jeni sempat cerita dia tak bisa menjengukku karena resvie sakit. What??  Aku sahabat kamu jen. Aku lebih parah darinya. Sudahlah, makanya aku tak pernah cerita apapun sama mereka kecuali beby. Yaps, dialah yang tahu semuanya. Bahkan saat aku pingsan disekolahpun, bebylah yang setia menemaniku. Maya?  Entahlah.

Namun, tetap saja rasa sayangku pada mereka lebih besar dari rasa kecewaku. Andai mereka tahu, betapa aku membutuhkannya disaat aku tertatih berjalan karena sakit, sesak nafas saat kambuh, mungkin saat aku lumpuhpun mereka tak ada yang datang bahkan sekedar menanyakan kabarku lewat hp saja tak ada. Sungguh kecewa, namun sayangku pada mereka melunturkan rasa kecewaku pada mereka.

Mengertikan.hanya kata itu  yang mungkin membuatku sadar. Sahabat saling mengertikan walaupun ingin berharap lebih. Tak ada yang paling baik waktu itu kecuali beby.

Anak manja itu mampu membuatku terharu akan perhatiannya. Berharap perhatian yang lainpun. Namun nihil.

Saat waktu itu aku memakai baju olah raga dikamar mandi, sakit dikakiku kambuh, ada jeni bersama resvie, aku pernah memanggilnya namun hanya kata,

"maaf yah sa, gue lagi ngerjain tugas nih. Ntar dulu yah" berlalu memang waktu itu dia sibuk kulihat biarlah kuemengertikan

Ingin memanggil dinda, tak berani karena sedang bersama dery. Maya, entahlah dia lebih awal. Dan salahku yang sendirian. Hanya diam menunggu waktu sejenak, akhirnya sakitku sembuh seketika.

Dan disanalah aku mampu belajar mandiri tanpa beby, karena aku yakin disaat beby lagi sibuk tak ada yang bisa menolongku.

Namun, jeni,dinda dan maya sering mengucapkan kata maaf padaku. Akupun memakluminya.

Sahabat tak selamanya ada. Sahabat tak selamanya menjaga. Sahabat tak selamanya bahagia. Namun, saling mengerti menjadi penguat sahabat sendiri. Menjadikan kita sahabat saling penuh arti tanpa menyakiti ketika tak bisa menguatkan hati.

From
Lisa

BEST FRIEND FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang