13◾Dia?

3.6K 206 21
                                    

Nayla mengintip ke dalam kelas Daren. Dia tidak berani masuk kedalam karna masih banyak yang belum meningalkan tempat itu. Padahal bel istirahat sudah berbunyi 15 menit yang lalu.

Nayla memutuskan memangil salah satu teman Daren, yang di kenal nya.

"Iva" pangil Nayla.

Iva, gadis berbandana itu langsung mendekati Nayla yang masih berdiri di depan pintu kelasnya.

"iya Nay? Lo kenapa ngak masuk aja?"

Nayla tersenyum, mengeleng "lo liat Daren ngak?"

"dia udah keluar kelas dari tadi" Jawab Iva.

Kening Nayla mengkerut bingung, ini tidak seperti Daren, biasanya dia akan langsung ke kelas nya begitu bel istirahat berbunyi.tapi Istirahat kali ini Daren tidak datang menjemputnya.

"yaudah makasih yah" ujar Nayla. Iva menganguk dan masuk kembali ke dalam kelas.

Nayla membuka aplikasi watshap nya, masih sama chat yang di kirim kepada Daren belum di baca oleh cowok itu.
Nayla memutuskan untuk ke kantin. Dia akan mencari Daren di sana, siapa tau cowok itu sudah disana bersama Reza dan lain nya.

begitu sampai di kantin dia hanya melihat Reza dan Oky yang duduk di meja pojok kantin. Tidak ada Daren nya di sana. Nayla berjalan menghampiri dua cowok itu.

"hai Nay" sapa Oky, membuat Reza langsung menoleh, tersenyum kearah Nayla.

"kalian liat Daren ngak?" tanya Nayla, bergantian menatap kedua cowok itu.

"emang Daren kemana?" tanya Oky. yang langsung mendapat jitakan di kepala nya Dari Reza.

"lo malah balik nanya bambang" kata Reza. Oky terkekeh.

"Daren ngak ada di kelas nya" keluh Nayla, dia mengecek lagi chat yang di kirim nya. Centang dua belum berubah menjadi biru.

"tanya Fero, Nay, kali aja dia tau" saran Reza, begitu matanya menangkap Fero yang berjalan mendekati meja mereka.

"gue denger, bawa-bawa nama gue nih" sahut Fero, mengambil duduk di samping Nayla.

"lo liat Daren ngak Fer?" tanya Oky,mewakili Nayla.

"dia di rooftop" beritahu Fero.

Nayla langsung berdiri
"gue nyusul Daren dulu"

"tumben tuh anak kesitu" ujar Oky sambil memasukan bakso kedalam mulut nya.

❄❄♥❄❄

Nayla menaiki anak tangga menuju Rooftop sekolah. di anak tangga paling atas dia sudah bisa melihat Daren yang berdiri membelakangi nya. Nayla berjalan pelan hinga tidak menimbulkan bunyi langkah kaki nya. Namun niat nya mengagetkan Daren gagal karna cowok itu sudah membalikan badan nya menghadap Nayla.

"ketahuan deh, padahal aku mau ngagetin kamu" ujar Nayla seraya berjalan maju mendekat kepada Daren.

Daren tertawa ringan, dia menarik belakang kapala Nayla,menyembunyikan wajah mengemaskan gadis itu di dada nya.
"mau ngapain ngagetin segala sih?" Daren mengecup puncak kepala Nayla.

Nayla tidak menjawab dia malah balik bertanya "kamu ngapain di sini?" kedua tangan nya melingkari pingang Daren.

"pengen kesini aja" Daren mengerat kan pelukan nya, menjatuhkan wajahnya di bahu Nayla menghirup wangi tubuh gadis nya. Sejatinya ini yang di butuhkan, ketenangan menghirup aroma tubuh gadis yang sudah satu tahun lebih menemaninya, kenyamanan berada dalam pelukan gadis ini. Daren tau mulai saat ini semua nya akan sedikit sulit. Sedikit? Iya.. Daren berharap begitu. Demi tuhan, dia tidak akan mampu jika itu Lebih.

"nyaw.."

"iya?"

Daren mengelus rambut Nayla sebelum beebisik "aku mau kamu janji sama aku"

Walaupun sedikit heran, Nayla tetap bertanya "janji apa?" 

"janji sama aku, apapun yang terjadi nanti dalam hubungan kita, kamu harus tetap percaya. aku sangat mencintai kamu sayang" lirih Daren.

Kebingungan Nayla semakin bertambah, dia melepaskan pelukan mereka. Menelengkan kepala nya menatap bingun Daren "apa yang bakal terjadi di hubungan kita?"

"kamu udah niat mau putusin aku" Nada suara Nayla bergetar, matanya tiba-tiba memanas.

Daren menangkup kedua pipi Nayla, dia langsung mengeleng, sadar gadis nya sedang menahan tangis. Daren memejamkan mata nya, kalo begini saja gadis nya sudah seperti ini. Bagaimana nanti?. Daren membuka matanya, menatap Nayla tepat di mata bening gadis itu.

"engak sayang. aku cuman pengen kamu tau, aku sangat mencintai kamu, gimana aku mau mutusin kamu, kalo kamu sendiri dunia aku. aku ngak akan bisau hidup tanpa dunia aku, kamu ngerti kan?" Daren mengelus pipi Nayla.

Nayla menganguk, di pegang nya tangan Daren yang berada di kedua pipi nya "aku janji"

❄❄♥❄❄

"Daren" Gea menghadang jalan Daren yang hendak keluar kelas.

Daren hanya menatap Datar kepada Gea.

"kita perlu bicara" ujar Gea

"apa yang perlu di bicarain?" balas Daren dingin. Untung ruang kelas sudah sepi, hanya tingal mereka berdua yang ada di sana.

"Ren, kamu ngak bisa pelakuin aku kaya gini, setelah apa yang ki.."

"maaf, gue harus pergi"

"lo jahat Ren"

Langkah kaki Daren terhenti tepat di depan pintu kelas nya. bukan. Bukan karna apa yang di katakan Gea, tapi karna seseorang yang sudah berdiri di depan nya. Nayla

"ayo kita pulang" Daren buru-buru mengandeng tangan Nayla, hendak membawa gadis itu meningalkan kelas nya.

Nayla tidak bergerak dari tempat nya berdiri, dia menatap Daren.
"kamu ngak mau, ngenalin aku sama temen kamu"

Daren belum siap jika harus mengenalakan siapa Gea kepada Nayla. "kita langsung balik aja"

"hai.." Gea mendekati Nayla dan Daren, sebelum Daren membawa Nayla pergi. "kenalin, gue Gea" Gea tersenyum seraya mengulurkan tangan nya kepada Nayla. "tungu deh... kita kayaknya pernah ketemu deh" sambung nya.

Iya. Nayla baru ingat dia pernah bertemu Gea sebelum ini.

"pas di depan ruangan guru, waktu gue ngak sengaja jatohin hp lo" seru Gea.

Melihat Gea sedekat ini, kenapa Nayla baru sadar. Gadis ini yang ada di foto bersama Daren, foto yang tidak sengaja di lihat nya tempo hari. Iya.. Dia.. tidak salah lagi.

♥♥❄♥♥




Double Up guys!!

Typo bertebaran, selesai ketik langsung Up.

Udah di fase konflik😀 Jeng...jeng...jeng...!!

200 vote 25 komentar ➡ NEXT CHAPTER.

By# tata👠👜



DARENAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang