18◾Siapa Petra?

2.8K 191 16
                                        

Daren membanting kasar tubuhnya ke atas tempat tidur. Dia baru saja sampai dari rumah Nayla terbilang cukup cepat karna dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. jujur amarah Daren masih menguasainya.

"bangsat" maki nya. Setelah itu dia bangkit, duduk dan mengambil ponselnya dari saku celana. menghubungi Reza.

"ntar malam, jam tujuh kita kumpul di tempat biasa" ujar Daren begitu sambungan telfon tersambung.

"buset dah.. ngak ada basa-basinya dulu lo"

"mau ngak?"

"iye mau gue. ajak dua kunyut juga ngak?"

"ajak aja"

"sip..kalo gitu"

"oke"

Pangilan di putuskan sepihak oleh Daren. menghembuskan nafas kasar lalu bangkit menuju kamar mandi. Badan nya terasa lengket dari tadi.

Tak butuh waktu lama Daren sudah keluar dari kamar mandi dengan kaus hitam bergambar kepala tengkorak dan celana pendek selutut. Dia melirik jam yang mengantung di dinding kamar apartement nya. sudah pukul setengah sebelas, pantas saja perutnya sudah terasa lapar. Dia dan Nayla memang tidak sempat makan dulu karna kemunculan Petra tadi yang sialnya berujung pada pertengkaran mereka tadi pagi.

Daren keluar dari kamar nya, tidak perlu repot-repot ke dapur karna dia tau di sana tidak ada makanan. wajarlah dia cowok, tingal sendiri kecuali dia sudah beristri. Daren memutuskan langsung keluar membeli makanan.

Sebelum Daren masuk ke dalam mobil dia mengetikan pesan untuk Nayla.

Nyaw Sayang
-jangan lupa makan sayang.
I love you..❤

Memasukan kembali ponselnya kedalam saku. Daren masuk ke dalam mobil, menjalankan menuju salah satu Cafe yang sudah menjadi langanannya.

Untung saja suasana Cafe saat ini tidak begitu ramai hanya ada tiga pengunjung di tambah dengan Daren, hanya terhitung empat. Pas untuk mood cowok itu yang masih terlihat tidak tenang.

satu porsi Salmon Scrambled dan Fruit Tea, sudah tersedia di meja Daren. Cowok itu sudah memakan nya sebagian. dia mengecek ponsel kembali. Belum ada balasan dari Nayla, bahkan gadis itu belum membacanya.

"apa dia masih tidur" dia bergumam, menolog pada diri sendiri.

"Daren" Daren memejamkan mata begitu mendengar suara itu, tanpa menoleh pun dia sudah tau. Dan tanpa permisi gadis itu duduk di depan nya. "bikin tambah ancur,sialan" batinnya. Dengan tatapan datar kearah Gea.

"kamu sendirian aja?" Daren hanya diam, membuang pandangannya kearah lain.

"tumben ngak sama Nayla?" tanya Gea lagi, dia masih berusaha membuat Daren tertarik mengobrol dengan nya. walaupun dalam hati dia sangat muak membahas tentang Nayla.

Senyum yang dipaksakan Gea tadi langsung hilang begitu dia tidak mendapatkan respon apapun dari Daren. Menatap dirinya nya saja tidak. Gea Menarik nafas panjang, menatap Daren dalam sebelum dia bersuara "kamu ngak mungkin ngindar terus Daren,atau aku bakal bilang semuanya ke Nayla"

Daren langsung menatap tajam Gea, rahang cowok itu mengeras "Lo sakit" desisnya tajam kemudian berdiri meningalkan Gea yang hanya diam, kedua tangannya mengepal marah.

❄❄♥❄❄

Hingar bingar club malam saat ini membuat ke empat cowok yang duduk melingkar di salah satu meja mengerakan tubuh mengikuti alunan musik yang semakin membakar jiwa party manusia" yang ada di tempat ini. Ralat lebih tepatnya hanya mereka bertiga, karna saat ini Daren hanya diam dengan nemutar-mutar gelas berisi vodca yang ada di atas meja. menatap datar gelas itu, masa bodo dengan Oky dan Fero yang sudah berdiri memilih bergoyang bersama gadis-gadis nakal yang memang sudah sedari tadi menatap mengoda ke arah mereka. dan kini hanya tersisa dia dan Reza, cowok itu memilih duduk kembali tidak berminat mengikuti kedua temannya, yang di pastikan Reza pasti akan berakhir buruk.

Reza mengangkat sebelah alisnya menatap Daren yang terlihat jelas sedang tidak baik-baik saja. "lo kenapa?" Daren menegak isi gelas itu hinga tandas. menatap sekilas Reza kemudian menuangkan Vodca kembali ke dalam gelas, meminumnya lagi.

Reza mengeleng prihatin melihat Daren yang masih saja terus saja minum. Hinga dia mengambil paksa gelas itu dari tangan Daren. gila aja kalo sampe mabok. "lo ngak pernah minum sampe mabok, kalo lo lupa"

Daren mengusap kasar wajahnya. membuat kulit wajahnya berubah sedikit merah. Tidak, dia belum mabuk dan Reza benar Daren tidak pernah minum hinga mabuk. pikiran nya kacau, terlalu berat untuk kedepan nya. Nayla ,Gea dan PETRA.

Bangsat.

Reza semakin bingung mendengar umpatan tertahan Daren. Sebenarnya teman nya ini kenapa. "lo kenapa sih Ren? dari tadi gue perhatiin kaya lo lagi marah"

"Gea,Petra" balas lirih Daren seraya bersandar di sandaran kursi. Reza mengusap dagunya pelan.

Dia paham sekarang. Dia mengerti.

Reza menatap Daren serius "lo harus jujur sama Nayla Ren" Daren melepar tatapan tajam kearah Reza, mengelang tidak setuju.

"lo pilih jujur skarang atau, Nayla tau sendiri tapi bukan dari mulut lo" tegas Raza.

Tidak dua-duanya. Daren tidak akan memilih diantara. "gue ngak bisa"

"lo bis__"

"kalo gue jujur sama Nayla, gue bakal kehilangan dia"

"terus apa bedanya kalo nanti Nayla juga tau sendiri, apa lo pikir lo ngak bakal kehilangan dia juga?"

Diam.. Daren tidak bisa menjawab. Apa yang Reza katakan memang sangat benar.

Apa bedanya Sekarang dan Nanti.

Tapi.

Daren tidak sekuat itu.

Kehilangan Nayla? Demi Tuhan. Tidak kapan pun.

♥♥❄♥♥



Pendek? emang iya!! Niikmatin yang ada dulu aja yah. Soalnya lagi di fase pengen Up tapi ngak punya stok Chapter, jadinya gini nulis dadakan.

Sehat Selalu kalian. Jaga kesehatan jangan sampe Sakit. Semoga semuanya lekas membaik😊😘



By #Tata👜👠














DARENAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang