Nayla duduk menghadap kaca yang ada di meja riasnya, merapikan rambutnya yang hari ini di biarkan terurai. Pagi ini dia sudah lengkap dengan seragam sekolah, jam masih menunjukan pukul 6 lewat 9 wib. Masih terlalu pagi untuk ukuran Nayla yang biasanya jam segini masih molor di tempat tidur. Entahlah! pagi ini biarkan menjadi pagi yang beda. selain itu sebenarnya dia susah tidur semalam.
Ketukan pintu kamar membuat Nayla segera berdiri, mengambil tas dan ponselnya yang ada di atas ranjang. setelah itu membuka pintu, biasanya yang mengetuk pintu kamarnya kalo bukan Mami pasti Razka.
Tapi?
Bukan Keduanya.
Daren?
Iya!! Itu Daren, berdiri di depan pintu kamar Nayla, cowok itu juga sudah lengkap dengan seragam sekolah mereka.
"kamu ngapain kesini?" Daren mengeryit mendengar ucapan Nayla.
"maksud kamu gimana?" Tanya Daren balik.
Memilih tidak menjawab Nayla berjalan melewati Daren. Namun pergelangan tangan nya langsung di tahan cowok itu. membuat posisinya dan Daren kini saling berhadapan.
"apa sih?" tanya Nayla menatap Daren malas.
'ok, dia masih marah' batin Daren. "kamu ngak suka aku kesini? segini marahnya sama aku, cuman gara-gara cowok sialan itu?" Nayla spontan menatap Daren dengan tatapan bingung. Tunggu!! Cowok Sialan? Petra?
"kenapa kamu bisa nyebut Petra cowok sialan?"
oh.. shitt.. Bodoh..
Daren terdiam menatap lurus kearah Nayla. Dia kelepasan!!
Pasti setelah ini Nayla akan ngotot mencari tau.
"aku nanya"
Daren sedikit tersentak begitu Nayla melepaskan lengan tangannya yang di gengam Daren. 'tuh kan!! dia nanya'
"woy, lo berdua ngak mau turun"
Daren menghembuskan pelan nafasnya, lega. ketika Razka kini sudah berdiri di anak tangga paling atas.
"kalo mau pacaran ntar aja, para rakyat udah nunggu tuan dan putri turun ke bawah, untuk sarapan" sindir Razka seraya menunduk hormat, memeragakan seorang pelayan yang tunduk.
Nayla memutar bola matanya, melihat Daren sekilas kemudian berjalan turun, melewati Razka begitu saja. Tak berapa lama Di ikuti Daren, cowok itu berhenti sebentar di hadapan Razka, menepuk pelan bahu kokoh Kakak dari pacarnya itu "thanks" kemudian berjalan turun menuju meja makan. Membiarkan Razka yang tidak paham dengan maksud Daren, memilih tidak memusingkan Razka juga berjalan turun menyusul Nayla dan Daren.
❄❄♥❄❄
sudah menjadi kebiasaan suasana mobil akan hening seperti sekarang. Tidak ada yang membuka suara Daren maupun Nayla sibuk sendiri-sendiri. Daren yang fokus menyetir dan Nayla yang fokus pada ponselnya.
tidak ada yang mau mengalah.
hingga mobil kini sampai di area parkiran sekolah, mobil Daren yang memang sudah memiliki lahan parkir tidak perlu repot-repot untuk mencari tempat memarkirkan kendaraannya.
Nayla sudah membuka pintu mobil namun ketika akan keluar tangannya langsung di tahan oleh Daren. cowok itu juga menutup kembali pintu mobil yang tadi di bukanya.
"ok, aku minta maaf, aku salah udah marah-marah sama kamu kemarin" ujar Daren. Mengalah. Kini dia sudah menghadap kearah posisi Nayla duduk.
"Petra itu temen kamu kan?" Daren menganguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARENAYLA
أدب المراهقين-- Daren Gevano Atmadja -- ◾Most wanted SMA Harapan Bangsa ◾Cowok paling tajir di sekolah ◾Minim ekspresi ◾Possesive ◾Pacar Nayla Refana Ardantara -- Nayla Refana Ardantara -- ◾Cantik ◾Tajir ◾Baik ◾Manja ◾Pacar Daren Gevano Atmadja