07◾Percaya

5.3K 244 8
                                    

"disini lo" ujar Reza

Daren tidak menoleh dia terus mendribel bola basket lalu memasukannya tepat kedalam ring,meningalkan bunyi pantul yang semakin lama menghilang.
Setelah itu Daren berjalan menghampiri Reza,Oky dan Fero yang sudah duduk di bangku penonton paling bawah.

"saking datarnya ampe ngak keliatan kalo ngos-ngosan. padahal gue yakin lo mainnya udah dari tadi, baju lo aja ampe basah gitu" celetuk Oky. Cowok dengan kadar ketampanan lumayan itu menyengol bahu Daren yang duduk di sampingnya.

Daren hanya diam dengan ekspresi datarnya,menatap Fero yang sudah mengambil alih bola basket tadi.

"diem-diem bae mas" sindir Oky. Sebelum berdiri dan bergabung bersama Fero bermain basket.

"lo ngak ke Nay?" tanya Reza setelah mereka cukup lama diam hanya melihat Oky dan Fero bermain.

Daren melirik Reza sebentar lalu dia menyandarkan pungung nya kesandaran tempat duduk.

"gue ke kelas, dia ngak ada" jawab Daren pelan.

"Lah tumben, biasanya juga keluar kelas kalo udah lo jemput, buat istirahat"

Daren mengangkat bahunya dengan tatapan lurus kedepan. Ada sesuatu yang dia pikirkan.

Tentang apa?

Bukan lebih tepatnya
tentang siapa?

siapa lagi selain Nayla.

Daren bingung setelah pulang dari rumahnya, Nayla tiba-tiba menjadi sedikit pendiam bahkan dari perjalanan pulang gadis itu tidak bicara apapun, Daren pikir Nayla hanya kelelahan.
Dia belum bertanya ada apa dengan gadisnya itu, yang sampai hari ini masih menjadi gadis yang pendiam atau sengaja mendiamkan Daren?.

"telfon coba" usul Reza. Cowok beralis tebal yang hampir menyatu itu adalah teman paling dekat Daren dibandingkan Oky dan Fero. mereka berdua pernah tetangaan waktu Sd dan berpisah karna Reza sekolah Smp di bandung kemudian tanpa di rencanakan bertemu lagi di sekolah Sma yang sama.

"ngak di angkat" jawab Daren cepat.

"mungkin,dia lagi sama Aira atau Vanesa kali"

Daren tak menjawab dia berdiri memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
"gue duluan"

                       ❄❄♥❄❄

-kelas

"yakin tuh coklat abis?" Vanesa meringis melihat berbagai macam coklat yang di beli Nayla, tergeletak di atas meja. dia juga menyukai coklat, tapi dia tidak pernah makan sebanyak yang Nayla beli sekarang, gadis yang sering menyebut dirinya kekasih tertunda Alex Mapeli itu, takut timbangan berat badannya akan naik bahkan hanya 1 kilo saja.

"yakin lah" jawab Nayla acuh sambil menjilati jari jari nya yang terkena lelehan coklat.

"bagi gue satu yah" Aira langsung mengambil satu bungkus coklat dairy milk, meletakan di depan nya Nanti Setelah Menghambiskan potato dia akan memakan coklat itu.

"lo ngak takut gendut apa nay?" tanya Vanesa heran.

"Nay ngak pernah gendut kali Sa. jadi mah bebas mau makan apa juga" sahut Aira cepat.

"nah, itu malah yang bikin gue iri sama lo Nay. makan banyak ngak bakal gendut, badan lo segini-gini aja. ngak kurus ngak gendut juga, pas-pas aja sih" Vanesa menatap iri meneliti tubuh Nayla.

"badan Nay itu body goals impian para cewek. kesel kan" sambung Aira memberengut.

Nayla memutar bola matanya, diam tidak merespon omongan kedua temannya. menurutnya mereka berdua terlalu berlebihan.

Nayla menarik kebawah kertas bungkusan coklat itu sehinga memperlihatkan bagian coklat yang belum dimakan. Dia tersenyum mengoda kearah Vanesa dengan coklat yang sudah ada di depan mulutnya, mengigitnya secara dramatis. sengaja.
"enaknya ngemil tanpa takut gendut"

Vanesa mencebik dia tau Nayla sedang meledeknya.

Aira tertawa melihat wajah Vanesa yang sepertinya sangat ingin makan tapi di tahan.
Alasannya takut gendut.

"makan aja kali sa" Aira ikut mengoda dengan memakan coklat yang dia ambil tadi.

"ogah" tolak Vanesa cepat. Dari pada makan coklat dia lebih memilih minum air putih saja.

                    ❄❄♥❄❄

Nayla berjalan sendiri menuju parkiran, dia berbalik ketika merasa tangannya di tahan dari belakang.

"kamu" Nayla tersenyum tipis.

"kamu kenapa kaya gini?" tanya Daren tanpa basa basi.

Bukannya menjawab Nayla malah balik bertanya "maksud kamu?"

Daren melepaskan tangan Nayla kemudian mengusap gusar wajahnya.
"istirahat ngak ada dikelas, telfon aku ngak di angkat, skarang kamu ngak nunguin aku di kelas jemput kamu. dan itu bukan kebiasaan kamu La"

"aku ada salah sama kamu?"

Nayla masih diam.

"kalo kamu diam kaya gini, aku ngak akan tau apapun sayang" Daren frustasi karna Gadis di depan nya ini hanya diam tidak menangapi.

Nayla maju satu langkah membuat tubuhnya hanya berjarak beberapa senti dari tubuh Daren. Dia tersenyum menatap lembut kedua mata cowok itu, kedua tangan Nayla mengengam kedua tangan Daren memainkan tangan cowok itu dengan mengayun nya pelan.
"tadi pas istirahat aku, Aira sama Vanesa keluar kedepan buat beli cemilan, makanya kamu ngak nemuin aku di kelas. telfon kamu ngak aku angkat karna aku ngak bawa hp pas keluar tadi. dan aku ngak nunguin kamu, karna aku mau nyamperin kamu duluan sayang"

"kamu mikirnya apa hm?" ibu jari Nayla mengelus pelan tangan Daren. menenangkan cowok itu yang tadi terlihat emosi.

Daren menghembuskan pelan nafasnya dia lega ternyata Nayla sedang tidak menghindarinya atau pun mendiamkan nya.

"aku kira kamu sengaja"

Nayla mengeleng tersenyum tipis, dia memilih tidak menanyakan pada Daren tentang foto itu, menyembunyikan fakta bahwa dia sedikit cemburu hanya karna sebuah foto.
dia percaya pada cowok tampan ini.

Daren tersenyum menarik belakang kepala Nayla bersandar di dada nya, memeluk Nayla "bikin kawatir nyaw" bisik Daren.

Nayla melingkarkan tangannya di pingang Daren, balas memeluk cowok itu "baru juga segitu" goda Nayla terkekeh.

"jangan lebih lagi kalo segini aja, aku udah hampir gila mikirin kamu" lirih Daren dia menghirup dalam samping kepala Nayla. menenangkan

Nayla melepaskan pelukan Daren, dia mengulum senyum menatap Daren. "lebay" ledeknya

"aku serius nyaw" Daren sedang serius kali ini. di diamkan Nayla dari kemarin membuat dia tidak tenang, dia terus memikirkan Nayla yang tidak seperti biasanya selama berpacaran sifat Nayla yang seperti ini baru pertama kalinya dalam hampir dua tahun mereka bersama.

Nayla menganguk, dia bisa melihat Daren begitu tersiksa hanya karna dia mendiamkan Daren dari kemarin, Nayla sendiri tidak paham kenapa dia malas untuk bertemu Daren hanya karna sebuah foto yang bahkan belum jelas itu siapa.

                     ♥♥❄♥♥

Next ngak sih ? Komen kalo pengen tau lanjutannya!!

By #tata👜👠



DARENAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang