17◾Pertemuan Kedua

3.5K 212 24
                                    

Sesuai rencana, wekend ini Nayla dan Daren akan lari pagi di sekitaran salah satu taman yang ada di jakarta yang memang biasa di jadikan tempat santai di hari libur seperti saat ini. Nayla terus berlari kecil sambil sesekali memutar tubuhnya bak seperti penari tertawa ringan setelah melakukannya. dan itu tak lepas dari sepasang mata Daren yang juga sedang berlari pelan di belakang Nayla, terkekeh kecil dia mengelengkan kepala tak habis fikir dengan kelakuan Nayla. gadis yang baru saja menginjak usia 17 tahun itu kini terlihat seperti bocah berusia 5 tahun. mengemaskan!

"capek" keluh Nayla, dia berjongkok mengusap peluh nya dengan handuk kecil berwarna biru, yang sedari tadi mengantung di lehernya.

usapan di puncak kepalanya membuat Nayla otomatis langsung mengadah menghadap ke atas, tersenyum sayu begitu mata nya dan mata Daren bertemu tatap.

"istirahat dulu yah?" Daren mengulurkan tangan nya dan langsung di sambut oleh tangan mungil Nayla.

Bagaimana tidak capek. sudah satu jam lebih mereka tiba di sini, Gadis itu yang paling semangat dari mereka mulai berlari. Bahkan Daren sedari tadi tertingal terus.

"duduk sini dulu, aku mau beli minum bentar" titah Daren seraya melepaskan pegangan tangan mereka. Nayla menganguk dan langsung duduk di kursi kayu panjang yang ada di pingiran taman.

Daren menghentikan gerak nya yang akan berbalik, karna tangan Nayla kembali menahan tangan nya, dia mengangkat sebelah kening nya seolah bertanya apa?

Cengiran lucu Nayla yang Daren paham memiliki makna membujuk. "eskrim nya aku yah?"

Bisa ngak sih, minta nya ngak usah seimut itu?

Daren mengusap pipi Nayla "satu aja tapi" Nayla tersenyum, memberikan jempol nya tanda oke.

Bukan nya pelit, tapi memang Nayla belum makan nasi dari tadi pagi. Makanya Daren tidak ingin memberikan lebih dari satu. Tadi Daren menawarkan Nayla untuk makan dulu, tapi gadis itu menolak. Katanya nanti pas olahraga bukan nya semangat, malah males karna  udah makan nasi.

Sepeningalan Daren Nayla memilih memainkan ponsel nya, membuka semua sosial media miliknya. sampai dia merasa bangku yang di duduki nya sedikit bergoyang, menoleh dan menemukan seseorang yang telah duduk di samping nya. Cowok dengan celana coklat selutut dan kaus oblong berwarna hitam itu tengah menatap lurus, Nayla tebak cowok itu juga habis berolahraga di sini, itu terbukti dari handuk kecil yang melilit telapak kanan nya. Juga ada setetes dua tetes peluh yang mengalir dari celah rambut nya.

"lo masih ingat gue?" cowok itu menoleh kearah Nayla. Dia terkekeh melihat ekspresi cewek itu. Melongo Lucu.

"gue?" tunjuk Nayla ke dirinya. Bingung.

"iyalah, kita pernah ketemu kalo lo lupa" Cowok itu menatap Nayla sebentar.

Nayla terdiam. Memutar ingatan nya tentang cowok di samping nya ini. Iya dia ingat skarang.

"yang di acara Reuni waktu itu kan? Petra?" Nayla memicingkan sebelah matanya. meyakinkan.

Petra, Cowok itu menatap Nayla lagi, terseyum lembut. "tepat" tangan nya mengacak surai rambut Nayla.

"bisa lepasin tangan lo, dari cewek gue" Tepisan kasar di tangan Petra dengan suara bernada sangat dingin itu, mampu membuat Nayla dan Petra langsung menghadap sumber suara. Di depan mereka duduk tengah berdiri Daren. Cowok itu sudah kembali di tanganya ada sekantong kresek minimarket kini tengah menatap tajam kearah mereka. Bukan, bukan kearah Nayla tapi Petra.

"mmm..Daren tadi aku ketemu teman kamu, Petra. dia teman kamu kan?" Nayla membuka suara, memecah keheningan yang membuat dia merasa tidak nyaman.

Daren menatap Nayla sebentar kemudian menatap Petra kembali. Dia tidak membalas pertanyaan Nayla justru malah menarik lengan gadis itu setelah sebelum nya menatap Petra lebih tajam lagi.

❄❄♥❄❄

"Daren, ih... pelan-pelan" Gerutu Nayla tangan nya di seret. mengikuti langkah kaki cowok itu yang sangat tidak santai.

"masuk" Daren melepas pegangan nya. berdiri di samping Nayla, menungu gadis itu masuk ke dalam mobil. tapi gadis itu belum juga masuk ke dalam.

"Aku nyuruh kamu masuk" Nada dingin Daren belum berubah.

"tapi kita belum selesai Daren" kekeh Nayla. Masih berdiri dan kini posisinya sudah menghadap Daren.

"masuk" Daren menatap Nayla datar.

"apaan sih ak.."

"MASUK NAYLA" bentak Daren. emosinya yang dia tahan sedari tadi, kini terlampiaskan pada gadis di hadapannya.

"kamu bentak aku" lirih Nayla. Tidak percaya.

"ngak gitu Sa...."

Nayla langsung masuk kedalam mobil. tanpa mendengar lanjutan ucapan Daren. sebelum nya dia menutup kasar pintu mobil Daren.

salah lagi kan.

Menghela. Daren ikut masuk kedalam mobil. Menutup pintu kembali. Menatap Nayla yang engan menatap nya.

keheningan masih menyelimuti mobil yang di kemudikan Daren. Hinga tiba di depan rumah Nayla. Sang pemilik rumah memilih masuk lebih dulu dan langsung di susul Daren.

Di anak tangga ke lima Nayla berpapasan dengan Razka, cowok itu sudah rapi dengan setelan kasual nya. Nayla Meneruskan langkah masuk ke dalam kamar. tanpa menghiraukan sapaan Razka padanya.

Dan kini di anak tangan paling bawah Razka juga berpapasan dengan Daren. Dia menahan sebelah bahu Daren. "bete kenapa?" tanya Razka, sudah melepaskan tangan nya dari bahu Daren.

"adalah" jawab Daren sekenanya. Dia malas berbicara panjang.

Razka mengangkat bahu acuh.
"Ren, gue mau keluar dulu. bentar doang"

"hmm" hanya itu yang keluar dari bibir Daren.

"bujukin tuh adek gue" goda Razka, setelah itu dia meneruskan langkah.

Membuka pintu perlahan, Daren berharap gadis yang sedang merajuk itu tidak mengunci pintunya. Dan.... ngak di kunci!

Daren menutup pintu kamar dengan pelan. dia tidak menemukan Nayla sampai dia mendengar suara air di kamar mandi berbunyi. Memilih duduk di single sofa yang ada di sudut samping pintu balkon Nayla, dia akan menungu gadis itu.

Sampai gadis itu keluar dengan celana pendek kain dan juga tanktop dan juga rambut yang masih dililit handuk putih.

Nayla tidak menghiraukan keberadaan Daren yang terus menatap nya. Memilih duduk di meja rias dia mulai mengeringkan rambut nya dengan Hair Dryer.

"Nay, hey ak..."

"aku capek, mending kamu pulang" Potong Nayla dengan tetap pada aktivitasnya.

"kamu sejak kapan kenal Petra?" Tanya Daren kini kembali dingin.

Nayla melirik Daren sekilas, berdiri dari duduk nya menghadap Daren. "udah dua kali aku ketemu dia. kalo itu, yang kamu mau tau" sarkas Nayla. Dia kehilangan mood. "kamu pulang deh. aku ngantuk mau tidur"

Daren menganguk paham. Mengambil kuncinya yang tadi di taruh di meja rias Nayla.
"aku pulang" Daren mengecup kening Nayla singkat. kemudian menarik kunci mobilnya. Dia  Memberi waktu Nayla. gadis itu memang terlihat mengantuk.

♥♥❄♥♥

Holla! Aku UP dong 😀

Komen nya jangan NEXT aja bisa kali yah😘

Aku UP kalo Vote dan komen nya udah aku angap banyak yah!!

By: #Tata👠👜






DARENAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang