Bagian 1

945 173 222
                                    

Apa maksud Dari pertemuan?
Apakah agar ada kata perpisahan?
Atau hanya untuk sekedar saling mengenal?

Seorang perempuan sedang memandangi jam yang bertengger di pergelangan tangan kirinya dengan gelisah, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan dia masih berada di depan Minimarket yang berada di jalan yang cukup sepi, dan banyak kabar yang beredar bahwa kawasan daerah ini banyak begal, dan itu sukses membuat perempuan itu ketakutan, bahkan tidak ada taksi yang lewat satupun, dia tidak ingin mati sia-sia di sini .

"Gue pesen ojol aja kali ya?" tanyanya pada dirinya sendiri, dia mengganggukkan kepalanya tanda dia setuju akan idenya itu.

Dia mengotak-atik isi tas selempang kecil favoritnya dan beberapa kali dia menghembuskan nafas gusar, jangan sampai dia lupa membawa handponenya, bisa mati ketakutan dia di sini. Jess tersenyum lega saat dia menemukan apa yang dia cari sejak tadi. Ya dia Jessica Qiana Agatha.

Baru saja dia ingin menekan aplikasi ojek online namun pergerakan tangannya berhenti saat handphonenya di tarik paksa oleh seorang laki-laki yang mengendarai motor, Jess tersentak saat ponselnya tidak ada di genggamanya dan yang lebih parahnya lagi dia merasakan pergelangan tangannya berdenyut dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah, ternyata lelaki itu menggunakan senjata tajam.

"Awwhhh ... To-tolong ... Handphone gue ... hiks ... hiks!" teriaknya sambil menahan perih dari pergelangan tangannya, dia menatap nanar kepergian pengendara motor itu, air matanya tidak terbedung lagi dia merasakan sakit dipergelangan tangannya.

Jess memilih duduk di halte dengan harap cemas dia dapat menemukan orang yang dia kenal saat ini, dia memegangi tangannya yang berdenyut dan sedikit meringis. Bagaimana dia bisa pulang sekarang, bahkan ponsel ya saja sudah hilang, dan Jess akan mengecap hari ini adalah hari tersial baginya.

Tidak lama kemudian terdengar suara deru motor dan berhenti tepat di depan Jess. Jess sangat takut bahkan kakinya bergetar hebat. Apakah dia orang jahat? apa dia satu komplotan dengan pencopet tadi? apa yang akan dia lakukan pada Jess? dan banyak lagi pertanyaan yang tergiang-giang di kepalanya, dia terus berdoa agar allah menolongnya kali ini, sungguh dia sangat takut.

Lelaki itu membuka helmnya dan menghampiri Jess yang sedang terpaku di tempatnya, bahkan lidahnya kelu hanya untuk sekedar bertanya, wajah cowok itu memar dan bibirnya sedikit robek.

Cowok itu berdiri di hadapan Jess dan mengeluarkan sebuah heandponenya, ya itu handphone Jess, dia menyodorkan benda pipih itu kehadapan Jess. Jess menganggah tidak percaya bahwa headphonenya sekarang ada di depan wajahnya. Dengan semangat empat lima Jess menyambar hendponenya.

"Lo kok bisa nemuin heandpone gue?!
lo berantem ya sama pencopet itu?! duh sampe memar-memar gitu, gue obatin ya?!" tanya Jess secara beruntun, sedangkan cowok itu hanya diam tak bergeming.

"Lo kok diem aja sih, apa lo gagu?! apa tuli?! atau lo lagi sariawan, tapi kok ganteng-ganteng tuli sih?! lo dengar nggak sih gu-"

"Berisik," ujarnya lalu menarik tangan Jess menaiki motornya.

"Lo mau bawa gue kemana?! atau lo mau culik gue ya?! atau lo emang orang jahat yang pura-pura jadi baik?! atau jangan-jangan lo itu satu komplo..."

"Naik!" ucapnya datar, lagi-lagi ucapan dan pertanyaan Jess selalu di celah oleh cowok ini.

Mau tidak mau Jess menurut, lagi pula dia tidak mau di sini sendirian, dan kalo di lihat-lihat dia bukan orang jahat.

Motor cowok itu melaju kencang membelah kota Jakarta.

"Alamat?" datar dan ketus itulah yang dilihat Jess sekarang ini, tapi dia merasa tertarik dengan lelaki yang satu ini.

🌦Jessica,s🌧️

"Enggak mau mampir dulu?" tanya Jess saat motor sport berwarna hitam itu berhenti tepat di depan rumahnya. Laki-laki tadi mengantar Jess setalah menanyakan alamatnya.

Ohh ya, Jess belum sempat menanyakan nama laki-laki yang sudah menolongnya ini.

Jess turun dari motor hitam itu dan melepaskan helmnya lalu menyodorkanya ke hadapan cowok itu, dengan cepat cowok itu mengambilnya.

"Ohh iya ... kita belum kenalan lohh ... nama gue Je-" belum selesai Jess melanjutkan ucapannya motor itu sudah melaju cepat meninggalkan Jess.

"Ahh.. Sial, gue belum kenalan lagi sama dia, lagian cepet amat perginya, gue kan belum bilang makasih, terus lebam di mukanya belum gue obatin juga, kan gue bisa sambil modus, hehe ... tau ah pusing gue, entaran aja deh bilang makasihnya kalo ketemu lagi." Jess terus mendumel tidak jelas sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya. Dia menaiki tangga menuju kamarnya dengan santai, rumahnya sekarang sedang sepi, tentu saja sepi orang tuanya belum pulang bekerja dan adik satu-satunya
Itu pasti sedang tertidur pulas.

Dia menjatuhkan tubuhnya di kasurnya, senyum manis tercetak di pipinya yang berisi, ahh ... sepertinya dia sudah gila, wajah datar laki-laki tadi sukses memenuhi isi pikirannya.

Kalo dilihat-lihat tu cowok ganteng juga ya? gue jadi penasaran, duhh ... Kok jadi mikirin dia mulu sih?!

Jess mengeleng cepat, lalu perlahan matanya tertup dan tertidur dalam keadaan tersenyum.

Jangan lupa vote dan komen

JESSICA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang