Berteman dengan orang kita suka?
Sepertinya aku harus siap terluka-jessica-
Jess berjalan santai di kolidor kelas sebelas, sesekali dia tersenyum menyapa orang yang berpapasan dengannya, dan dia mencoba untuk tidak peduli saat kaum adam menatapnya lapar.
Dia melihat Viona dan Tomi yang sedang berjalan bersama di depanya, dia ingin menghampirinya namun niatnya itu dia urungkan karena dia tidak enak mengganggu Vio dan Tomi yang sedang bercanda ria, sesekali Tomi mencubit pipi tembem milik Viona, Jess ikut tersenyum melihatnya.
"Kenapa nggak di samperin?" Jess menoleh kearah sumber suara, dia melihat Yoga yang berada di sebelahnya, Yoga menaikkan sebelah alisnya.
"Nggak papa sih, takut nganggu aja," jawab Jess sambil tersenyum sambil melihat punggung Viona dan Tomi.
"Ya udah gue duluan." Yoga menepuk bahu Jess pelan lalu berlalu pergi.
Jess melototkan matanya, apakah dia tidak salah dengar, baru kali ini Yoga menyapanya, dan baru kali ini dia bicara banyak.
"Itu Yoga kan?" tanya Jess pada dirinya sendirinya sendiri, Jess menatap punggung Yoga yang menjauh, baru saja ia ingin menghampiri Yoga sebuah tangan mencekalnya.
"Mau kemana?"
"Itu mau...mau...penting deh pokoknya." Jess mencoba melepaskan cekalan dari Ara.
"Lebih penting itu apa tugas?" Jess langsung diam, dia menatap Ara yang menatapnya tajam.
"Tugas?" tanya Jess.
"Biolagi," Jawab Ara lalu menarik tangan Jess menuju kelas, Jess hanya menurut saja, lagian dia belum siap kena hukum hari ini.
"Araaa!" Viona menghampiri Ara dan Jess. "Buset, lama banget deh lo Ra," grutu Viona.
"Emang kenapa?" Ara menyeringit.
"Tugas....hehe." Viona menampakkan deretan gigi putihnya.
Ara menghembuskan napas jenggah, lalu membuka tasnya, dia mengeluarkan buku tulisnya lalu memberikannya pada Viona dan Jess, Jess dan Viona langsung bergegas menyalinnya.
🌦️Jessica's🌧️
Yoga melangkah masuk ke dalam kelas dengan santai, dia sedikit menarik kedua sudut bibirnya saat melihat teman-temanya sedang bercanda ria.
Jujur Yoga sangat merindukannya, memang temanya selalu ada untuknya, namun entah kenapa sekarang terasa berbeda, sebenarnya dirinya sendiri lah yang membuat semua ini jadi rumit.
Dengan ragu Yoga menghampiri teman-temanya, dia membuka tasnya lalu melemparkan buku tulis ke meja yang di kerubuni oleh Tomi dkk, mereka menoleh kearah Yoga.
"Cepet salin, gue tau lo pada belum ngerjain," ujarnya dengan muka datar lalu pergi ketempat duduknya.
Tomi dkk saling padang, lalu mereka menggelengkan kepalanya tanda mereka tidak atau apa yang terjadi pada Yoga.
"Lambat laun Yoga bakal berubah seperti yang kita kenal lagi, dan mungkin dia sudah mulai berubah," ujar Tomi.
"Yesss! Dapet contekkan lagi!" Radit berteriak histeris.
"Dasar lo." Tomi melempar pena dan tepat mengenai rambut Radit, namun pena itu tidak jatuh kembali karena tersangkut di rambut Radit yang keribo.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESSICA'S
Teen FictionKau itu sulit aku dapatkan apalagi aku genggam. Kau itu sulit di takklukkan dan aku dapatkan. Dan kamu bisa menyakiti jika ku tak memilih pergi. Namun kau akan memberi ku kebahagiaan jika ku bisa sabar. Hanya dua pilihan pergi atau bertahan. Ent...