Bagian 8

379 108 38
                                    

Bahkan mendekatimu susah,
apalagi memilikimu,
mengobrol denganmu saja sesuatu yang berharga,
apa lagi kau akan membalas cintaku, mungkin aku akan menjadi munusia paling bahagia,
Tapi sepertinya itu hanya hayalan belaka.

-Jessica-

Jess menarik kedua sudut bibirnya sehingga membentuk senyum yang sangat indah, rambutnya diikat kuda. Dia berjalan menuju bangku paling pojok sambil membawa bekal berwarna biru.

"Pagi ga!" ujarnya Jess sambil memperlihatkan gigi putihnya, Yoga hanya menghembuskan napas jenggah lalu kembali membaca buku biologi yang kemarin belum ia habiskan, sepertinya mulai hari ini dia harus terbiasa.

"Ohh Iya aku bawain nasgor loh.., kamu sukakan?!" ujar Jess semangat, lalu menjatuhkan bokongnya di kursi di depan Yoga, entahlah mungkin mulai hari ini Yoga akan menjadi semangat paginya dalam menghadapi hidupnya yang suram, tapi mungkin penderitaannya akan berhenti sekarang soalnya papanya akan pulang hari ini, meskipun berhenti untuk sementara tapi Jess tetap lega.

Yoga hanya melihat tanpa minat.

Dari mana dia tau kalo gue suka nasgor?

Yoga bertanya pada dirinya sendiri dalam hati, dia bingung dari mana perempuan ini tau makanan kesukaannya, padahal dia tidak pernah memberitahunya.

Jess menyodorkan bekal berwarna biru itu kehadapan Yoga. "Ambil." ujarnya.

Yoga masih fokus kebukunya.

"Yoga ambil!" Jess berteriak kesal.

"APA RIBUT-RIBUT DI SANA!" Teriak bu Husnul, Jess refleks menutup mulutnya saat mendengar teriakan Bu Husnul, dia sampai lupa kalau dia sedang di perpus.

"Tukan kena amuk gue.., elo sih tinggal ambil aja apa sih susahnya! lagian gue ikhlas kok buatinya, pakek cinta lagi pasti enak.. Hehe." kurang lebih seperti itulah celotehan Jess. "Udah ni ambil, gue tau lo enggak bakal ke kantin, dan nyusahin adik lo lagi," ujar Jess lalu ingin beranjak dari tempat duduknya, sebelum tanganya di cekal oleh Yoga.

Banyak pertanyaan tergiang-giang di kepala Yoga, dari mana dia tau kalo Yoga tidak akan kekatin? dari mana dia tau kalau Yoga akan menyusahkan adiknya? dan banyak pertanyaan lain, tapi dia menepis pertanyaan itu, dan segera mengambil bekal yang tergeletak di meja lalu menyodorkannya kedepan Jess.

"Enggak usah sok tau!" Yoga berlalu pergi saat bekal tersebut sudah di tangan Jess, Jess masih terpaku di tempatnya, sedetik kemudian dia tersadar lalu mengejar langkah lebar Yoga.

"Ga! Ih jalannya jangan cepet-cepet tau! tungguin ga!" Jess berusaha menyamai langkah Yoga yang lebar dan cepat, Yoga terlihat masa bodo dengan Jess yang berteriak-teriak di balakangnya, sungguh dia sangat risih dengan adanya Jess di sini, semua menatapnya aneh, dan Yoga tidak suka di perhatikan seperti itu.

Jess menabrak punggung Yoga saat Yoga berhenti berjalan, Jess mengusap keningnya berulang kali.

Yoga berbalik lalu menatap Jess intens. "Apa?" ujarnya ketus.

"Idih dingin banget sih.., lagian gue cuma mau ngasih ini, anggep aja ucapan terimakasih lo udah nolongin gue dari pencopet sialan itu." Jess kembali menyodorkan bekal berwarna biru itu.

"Gue ikhlas."Yoga berbalik dan berlalu pergi, baru beberapa langkah Yoga kembali berbalik, Jess yang berniat menyusul Yoga pun menghentikan langkahnya.

"Berhenti ngikutin gue!"Yoga kembali melanjutkan langkahnya.

"Buseet...maknya ngidam apa sih sampe anaknya kek gitu?"gumam Jess bertanya pada dirinya sendiri. "Untung suka. "

JESSICA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang