Kau akan selalu menyakiti jika ku tak berhenti..
Namun kau tak dapat aku miliki jika ku menyerah..
Lalu apa yang harus aku lakukan?-Jessica-
Kriinggg
Bel istirahat berbunyi nyaring, semua yang ada di kelas memasukkan bukunya, tak terkecuali Jess dkk.
"Sampai di sini dulu ya anak-anak, assalamualaikum," ujar bu Sur lalu pergi keluar kelas.
Semua murid berhemburan ke katin untuk mengisi perutnya, ada pula yang ke perpus, atau ada yang hanya di kelas.
"Jess kantin kuy," ajak Vio.
"Kuy lah." Jess beranjak dari tempat duduknya lalu di susul Ara.
Mereka berjalan beriringan, banyak kaum adam yang menatapnya lapar, tepi mereka bertiga seolah tidak tahu, dan mengabaikanya.
Setelah sampai di kantin, Jess dkk mengedarkan pandangannya untuk mencari bangku kosong, tapi yang tersisa hanya di pojok, di sana adalah meja yang berisi Radit dkk termasuk Yoga.
"Sana aja deh ya." Vio menunjuk meja pojok dengan dagunya.
Jess menggeleng cepat. "Enggak! di sana ada radit...enek sumpah gue."ujar Jess dramatis.
"Ehh..ada ciwi-ciwi! ada bebeb Jess juga!" teriak Radit, semua yang ada di meja itupun mengikuti arah pandang Radit, tak terkecuali Yoga namun hanya beberapa detik.
"Sini aja Jess." Gandi melambaykan tangannya.
Dengan terpaksa Jess dkk pun berjalan ke meja Yoga dkk, Viona duduk berhadapan dengan Tomi, Ara berhadapan dengan Gandi, Jess dengan Yoga, dan Radit sendiri.
"Siapa aja yang mau mesen, sini biar babang Radit yang beliin." Radit menepuk dadanya dengan muka songongnya.
"Gue somay sama jus mangga!"ujar Viona antusias.
"Kecuali lo," lanjut Radit yang membuat Vioana mendesah kecewa.
"Biar gue yang pesen." Tomi beranjak dari tempat duduknya dan pergi, Viona yang di perlakuan seperti itupun mengulum bibir, bahkan pipinya sudah memerah.
"Cieee...yang di perhatiin gebetan." Jess menoel-noel pipi Viona, Viona menepisnya.
"Bebeb Jess gue pesen apa nih?"Tanyaa Radit setelah menanyakan pesanan semua teman-temannya.
"Ciee..yang di perhatiin sama bebebnya." Viona menoel-noel pipi Jess, seperti yang di lakukan Jess barusan.
"Ish..dendaman ya lo ... "Jess menepisnya tangan Viona." Ya udah deh samain aja sama Vio,"ujar Jess, Radit pun menganggukkan kepalanya lalu pergi.
"Eh.. Jess?"panggil Tomi, Jess menoleh sambil menunggu apa yang ingin di bicarakan Tomi." Lo udah kenal sama Yoga belom? "Tanya Tomi.
"Udah kok Tom,"ujar Jess sambil tersenyum kecil.
"Gercep amat neng,"ujar Tomi sambil terkekeh ringan, sedangkan Yoga masih fokus dengan ponselnya, baru saja Jess ingin membuka mulutnya Radit dan Tomi kembali.
"inini pesenan kalian, " Ujar Radit sambil meletakkan nampan yang berisi banyak makanan dan berbagai jenis minuman, semua yang ada di meja langsung mengambil pesanan mereka, Jess mengambil siomay pesenannya namun Radit langsung mangangkat nampaknya, Jess menyeringit.
"Kalo buat bebeb gue, biar gue yang kasih sendiri, atau mau di suapin ke mulutnya beb?" Radit menaik turunkan alisnya.
"Ish ... gue masih punya tangan Dit," ujar Jess kesal lalu mengambil makananya di nampan.
Mereka pun makan dengan tenang, sesekali mata Jess dan Yoga bertemu, namun Yoga langsung memutuskan kontak matanya.
"Jess?"merasa namanya di panggil Jess pun menoleh kesamping.
"Tadi pagi lo kesambet apaan sih, tiba-tiba jadi pendiem gitu."Lanjut Viona, Jess sempat sedikit tersedak namun dia langsung meminum jus mangganya.
"Enak aja lo! Gue enggak kesambet tau." Jess kesal dengan Viona seenaknya saja mengatainya kesambet.
"Ya terus lo lagi mikirin apa? Ampe di panggil berapa kali enggak nyaut-nyaut." Viona kembali berujar.
"Emm anu lagi..lagi mikirin pr.. Iya pr kan kita ada pr fisikakan tadi pagi" ujar Jess gugup.
"Lo aja baru tau dari gue kalo tadi pagi ada pr." Cibir Viona.
"Babang Radit tau bebeb Jess lagi mikirin siapa!" Radit yang sedari tadi diam membuka mulutnya. "Pasti babang Radit kan yang bikin bebeb kepikiran, tenang aja beb, tadi pagi abang udah sarapan, tidurnya cukup, terus ud.."
"Siapa juga yang mikirin lo? Kurang kerjaan banget." Jess memotong ucapan Radit, semua yang ada di meja tertawa melihat muka kesal Radit.
"Jess ra...entar malem nginep rumah gue ya?"Viona menatap Jess dan Ara bergantian.
"Gue izin dulu sama ortu," Jawab Jess.
"kalo lo Ra?" tanya Viona.
"Oke," jawabnya singkat.
"Yang cewek-cewek aja nihh, yang cowok-cowok enggak?"rajuk Radit sambil menatap nanar Viona.
"Enggak! Elo tadi jahat ama gue." Viona menatap Radit tajam.
"Enggak boleh cowok nginep di rumah cewek, lagian nyokap sama bokapnya vio lagi keluar kota, entar jadi fitnah," ujar Jess memberi pengertian pada Radit.
"Denger tu bebeb lo ngomong," ujar Tomi sambil terkekeh di ujung kalimatnya, Jess hanya memutar bola matanya jenggah.
"KAK JESS!" merasa mamanya di panggil Jess pun menoleh, Ai berlari kearah Jess sambil membawa bekal berwarna biru.
Sesampainya di hadapan Jess, Ai menyodorkan bekal yang ia bawa. "Nih! Btw makasih ya kak," ujarnya sambil tersenyum ramah.
"Iya, gimana enak nggak?" tanya Jess sambil mengambil bekal di genggaman Ai, Ai mengangangguk, dan menjatuhkan bokongnya di kursi samping Jess dan di depan Radit.
"Eh bukanya lo tu Ai adiknya Yoga kan?" Viona memicingkan matanya.
"Hehe.. Iya kak," Jawabnya sambil terkekeh ringan.
"Kak Jess jago main gitar ya?" tanya Ai antusias, Jess tersenyum menanggapi, baru saja ia ingin membuka mulutnya, suara Radit sudah mengintruksi.
"Iya bebeb gue itu pinter main gitar, bukan itu aja Ai, dia juga pinter main biola, piano sama suaranya juga bagus." Radit menjelaskan panjang lebar.
"Itu pacar kakak?" tanya Ai heran, soalnya Radit memanggil Jess dengan sebutan bebeb, Jess tertawa mendengar pertanyaan Ai, mana mungkin dia suka sama Radit, badan udah kayak kudanil gitu.
"Cinta bertepuk sebelah tangan dia mah," Ujar Viona sambil terkekeh.
"Ya enggak lah Ai.." jawab Jess dengan sisa tawanya. Yoga memperhatikan Jess yang sedang tertawa, dia sedikit menarik sudut bibirnya sehingga membentuk senyum tipis.
Ai hanya ber oh ria. "Tapi benerankan kakak jago main gitar?"
"Enggak jago-jago banget sih, emang kenapa?" tanya Jess.
"Ajarin," ujarnya sambil menampakkan sederet gigi putihnya, dan itu sangat mengemaskan dan apakah Jess akan menolaknya.
"Mintak ajarin abang lo aja Ai," ujar Tomi.
"Bang yoga mana mau, setiap Ai mau minta ajarin, pasti bilangnya entar atau kamu enggak akan bisa, gitu mulu," Ujar Ai sambil menatap Yoga kesal sedangkan yang di tatap hanya membalasnya dengan tatapan datar.
"Ajarin ya kak?" Ai kembali menatap Jess.
"Iyaa," ujar Jess sambil tersenyum. "Tapi kalo kakak ada waktu luang ya?" Jess melanjutkan ucapnya, Ai menggukkan kepalanya mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESSICA'S
Teen FictionKau itu sulit aku dapatkan apalagi aku genggam. Kau itu sulit di takklukkan dan aku dapatkan. Dan kamu bisa menyakiti jika ku tak memilih pergi. Namun kau akan memberi ku kebahagiaan jika ku bisa sabar. Hanya dua pilihan pergi atau bertahan. Ent...