Apakah usaha ku tidak akan sia-sia?
Apakah apa yang aku harapkan akan jadi kenyataan?-Jessica-
"Pagi ga!" Jess menjatuhkan bokongnya di kursi sebelah Yoga. Seperti biasa dia sedang ada di perpustakaan saat ini.
Jess menyodorkan bekal berwarna hijau ke hadapan Yoga, bekal yang kemarin belum sempat Ai kembalikan. "Ga nasi gorengnya hari ini spesial loh..." ujar Jess sambil tersenyum. "Ada telurnya, sosis, bak-" belum sempat Jess melanjutkan ucapannya Yoga sudah beranjak dan berlalu pergi.
Jess mengejar langkah Yoga. "Ga!" panggil Jess.
"Ga kalo lo enggak mau nerima ni makanan, gue nggak bakal nyerah sebelum lo mau dan makan di depan muka gue." Yoga sontak berbalik dan menatap makanan yang Jess pegang, dengan cepat dia mengambilnya, dia membukanya lalu memakan satu sendok makanan yang di bawa Jess dengan cepat.
Jess tersenyum melihatnya, namun senyumnya pudar ketika melihat bekal yang ia bawa sudah berada di dalam tong sampah, setalah memakan satu sendok nasi goreng yang Jess bawa, Yoga langsung melempar bekal itu kedalam tong sampah.
"Udahkan?!" tanya Yoga lalu pergi dari hadapan Jess yang masih terpaku di tempatnya, bahkan air matanya hampir jatuh, tapi dia menahannya dan menukarnya dengan senyuman.
Ini baru awal Jess, lo harus kuat!
🌦️Jessica's🌧️
"Hai Jess!"Viona melihat Jess masuk kelas pun menyapanya, Jess seakan tidak mendengar ucapan Viona pun duduk di kursinya.
"Jess lo udah ngerjai pr fisika belum? Kalo belum kerjain gih, lima belas menit lagi bel masuk bunyi. "Viona kembali berujar, namun tidak ada sahutan dari Jess, dia menatap kosong kedepan.
"Jess! "Viona menepuk bahu Jess untuk menyadarkannya.
"Ehh..kenapa?" Jess langsung tersadar. Dengusan keluar dari bibir kecil Vio. "Ada pr ya? Ohh iya bu nur masuk nggak?" tanya Jess beruntun.
"Kan udah gue bilang dari tadi wahai Jess ... kalo hari ini ada pr" Viona menatap Jess dengan penuh kekesalan.
"Hehe ... maaf, " ujar Jess sambil menyigir.
"Emang tadi lo mikirin apa sih? Sumpah gue pikir lo kesamb-"
"Entar aja ngomongnya, sekarang liat pr dong..." Jess memotong ucapan Viona.
"Gue aja belum ... hehe," ujar Vio sambil menggaruk tengkuknya.
Pletakk
Satu jitakkan mendarat mulus di kepala Viona, Viona meringis sambil mengusap kepalanya berulang kali.
"Lo ngingetin orang padahal lo sendiri belum," Cibir Jess.
"Gue sebenernya mau liat punya lo Jess."Viona membalas cibiran Jess, Ara yang dari tadi diam pun membuka mulutnya.
"Sepuluh menit lagi bel," ujar Ara sambil melempar buku tulis di antara Jess dan Viona.
"Emang cuma lo sahabat yang terbaik gue Ra, makasih ya Ra ... " ujar Jess sambil memungut buku yang Ara lempar, namun saat dia menariknya ada seseorang yang kembali menariknya, karena penasaran Jess pun mengalihkan pandangannya dari Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
JESSICA'S
Teen FictionKau itu sulit aku dapatkan apalagi aku genggam. Kau itu sulit di takklukkan dan aku dapatkan. Dan kamu bisa menyakiti jika ku tak memilih pergi. Namun kau akan memberi ku kebahagiaan jika ku bisa sabar. Hanya dua pilihan pergi atau bertahan. Ent...